"Ghirel hampir mati karena bunuh diri." Afka tersentak mendengarnya. Tubuhnya diam membeku. Dia sudah lama tidak memantau Ghirel melalui CCTV akibat kesibukannya.
"Sebentar, ini gue gak salah dengar 'kan?" Tanya Afka memastikan.
Siska tertawa sarkas. Dia kemudian berjalan mendekat pada Afka dan menampar pemuda di depannya. Tangannya sudah sangat gatal ingin menampar Afka.
Plak!
Afka meringis merasakan sudut bibirnya nyeri akibat tamparan dari Siska. Pikirannya masih belum jernih.
"Apa-apaan sih lo?!" Sentak Afka kepada Siska yang masih senantiasa memasang wajah dinginnya.
"Anggap aja gue mewakili Ghirel buat nampar lo karena, gue yakin Ghirel gak akan mampu buat ngelakuin itu." Balas Siska. Sorot matanya sangat tajam. Afka bisa melihat dengan jelas bahwa Siska sedang dilingkupi rasa amarah yang sangat besar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com