webnovel

Should I Stop or Not?

Setelah kabar kematian Freya terdengar ke telinga Aidan, sejak itu pula Aidan kembali menjadi orang tanpa harapan. Meskipun Darren telah berupaya untuk memotivasi dan memberi semangat kepada Aidan, tetap saja ia tidak menghiraukan Darren. Perubahan pada diri Aidan pastinya akan mengacaukan berbagai misi FBI.

"Aidan! Beberapa misi telah berantakan dan tidak berjalan sesuai rencana karena kesalahan kamu semuanya! Lebih baik kamu pelatihan saja sementara waktu." Bentak Kepala FBI.

Hening beberapa saat, kemudian Darren berdiri.

"Mau apa kamu Darren?" Tanya Kepala FBI.

"Saya yang akan menemaninya pelatihan pak, dia tidak akan bisa melakukannya sendirian." Ucap Darren yang seolah mengerti perasaan Aidan.

Beberapa saat kemudian, mereka berdua pun sudah ada diruang pelatihan, tetapi kali ini pelatihan mereka dipantau langsung oleh kepala FBI.

"Aidan, Gue juga sedih karena Freya, tapi tidak sepertimu." Ucap Darren.

"Lanjutkan misi lo Ren. Kalian semua lakuin apa yang kalian mau. Aku akan lakuin apapun yang kalian mau, jadi tinggalkan aku sendiri." Ucap Aidan datar.

"Menangislah jika kau mau." Balas Darren.

"Apa?" Ucap Aidan.

"Menangislah, sejak kepergian Freya kau belum juga menangis. Aidan.. kau boleh jujur pada perasaanmu. Menangislah sebanyak yang kau mau." Balas Darren.

Setelah itu, Aidan segera berlari ke arah lapangan tembak, ia berlari sekuat tenaga sambil berteriak.

Kemudian, ia pun menangis sambil berlutut hingga tergeletak ke tanah. Aidan pun menatap langit sambil tetap menangis mengingat berbagai kenangan yang ada dengan Freya.

Ya.. semua agen di lapangan tembak beserta kepala FBI pun tahu betapa sedihnya Aidan.

Kepala FBI pun ikut bersedih karena ia mengingat kembali kejadian beberapa tahun silam yang ia alami.

Menjadi agen FBI, memang sulit untuk tahan banting terhadap segala hal. Namun, Kepala FBI mampu melewati masa sulitnya dahulu ketika ditinggal pergi oleh kekasihnya yang pada saat itu juga menjadi rekannya.

Dengan berbagai pertimbangan, FBI akhirnya memutuskan memberi misi yang sedari dua tahun ini diminta oleh Aidan. Misinya untuk membalas dendam terhadap pembunuh Freya. FBI berharap dengan melakukan misi itu, Aidan menyerah mengenai Freya.

Namun, Aidan justru seolah mendapat kekuatan baru untuk membalas dendam. Ya.. tujuannya kini hanya untuk membunuh Ashton dan anggotanya.

Misi kali ini, tidak ada namanya Delta Tim karena Darren tidak mendapat izin untuk membantu Aidan. Hal itu membuat Darren merasa kehilangan orang yang mengerti dan mempercayainya. Namun, hidup harus berlanjut, misi harus dilaksanakan.

Sebenarnya Darren meminta sedikit waktu lagi untuk membujuk Aidan sekiranya ia mau melupakan Freya, tetapi sia-sia.

Jika saja FBI tidak memberi izin Aidan melakukan misi itu, mungkin ia telah melepaskan jabatannya sebagai agen elite khusus FBI. Aidan telah diberi berbagai fasilitas baru, identitas baru oleh FBI, seolah ia diberi kehidupan baru.

Kesepakatannya adalah FBI memberi waktu tiga tahun saja untuk Aidan melakukan misi ini, sekaligus melupakan kenangan bersama Freya.

"Jika butuh bantuan, lo bisa hubungi gue kapanpun lo mau." Ucap Darren.

"Makasi lo selalu ada buat gue, gue harap lo pantau tindakan FBI kedepannya, jangan sampai ada yang ngehalangin gue, seorang pun jangan." Ucap Aidan datar.

"Jangan sampai lo nyakiti diri sendiri ya. Gue bakal selalu nunggu lo balik." Pinta Darren.

"Hmmm."Balas Aidan.

I'll get revenge for you, Freya…

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up! VOTE for me!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

chaeraelk_creators' thoughts
ตอนถัดไป