=Ami POV=
Semua orang menatapku lekat, mereka tengah mempertanyakan kalimatku yang baru menyebutkan kalau Jarel adalah kakek.
"Jika yang anda cari adalah Mada yang sama dengan pria hebat yang kukenal. Maka aku akan memanggil anda 'Kakek' mulai sekarang," ujarku lagi.
"Ami?" ujar Laya. Dia menatapku dan Jarel bergantian, bingung dengan yang sebenarnya terjadi.
"Anda memiliki sesuatu sebagai tanda pengenal tentang putra anda itu?" tanyaku lagi.
Jarel masih diam. Dia nampak berpikir untuk sejenak. "Tanda lahir di bagian bahu. Semacam itu," ujarnya dengan suara yang serak. Aku bahkan dapat merasakan nyerinya.
"Aku tidak yakin dengan tanda lahir seperti itu. Kurasa kita harus mencari tahu lagi tentang itu. Tapi, ada apa dengan suaramu? Apa tenggorokanmu terluka?"
Jarel hanya mengangguk lemah.
"Ehmm maaf aku menyela. Tapi pembicaraan kalian menarik sekali. Aku hanya ingin bertanya, bagaimana bisa fia adalah kakekmu? Kalian bahkan seusia?" Ge membuatku mengalihkan pandangan padanya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com