Dann, Raffan, Ten dan Digo tiba di ruang bawah tanah saat telah banyak orang yang berkumpul disana. Mereka segera mendesak masuk dan mereka mendapati Arlan yang sedang berdiri menghadap ke bilik penjaga tempat tuan Hadiyaksa.
Di dalam sana,tuan Hadiyaksa sudah tidak lagi bernyawa. Beliau tergeletak dengan mata yang melotot dan mulut yang mengelurkan darah. Dia seperti baru dicekik hingga tewas.
"Apa yang terjadi?" Raffan mendekati Arlan.
"Kurasa kegelapan sungguh meminta pengganti atas gagalnya ritual," ujar Arlan yang segera mengalihkan pandangannya ke bilik penjara yang lain.
Betapa terkejutnya para ketua pasukan saat melihat semua tahanan kembali tewas degan cara yang mengenaskan. Dann gemetera hebat melihatnya.
"Tidak ada tanda-tanda pintu yang didobrak atau apapun. Bagaimana mereka bisa dihabisi begini?" tanya Ten yang mengamati sekitar.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com