=Author POV=
Tuan Hadiyaksa dengan diiringi para pengikutnya telah tiba di lahan luas tempat api unggun itu membara. Hangat apinya dapat dia rasakan dari jarak yang cukup jauh.
Para pria yang semula hanya berdiri mengelilingj api unggun untuk menjaga api dan sedikit menggumamkan kalimat pemujaan, segera menghanpiri tuan mereka dan memberikan sambutan.
Ge dan Arlan yang telah siap untuk bertarung, keluar dari tempat persembunyian dan menampakkan diri di hadapan tuan Hadiyaksa.
Seketika semua pengikut tuan Hadiyaksa bersiap untuk menyerang dengan semua senjata yang mereka bawa. Namun tuan Hadiyaksa menahannya karena Presiden Ge dan Arlan tidak bersikap menyerang.
Arlan melihat tubuh Topan yang tidak berdaya, dia segera tahu kalau rekannya itu akan dijadikan tumbal ritual. Sementara perempuan yang berdiri dengan agak lemah, itulah media kegelpannya.
Arlan berbisik pada Ge, memberitahukan hasil pikirannya tadi pada tuan Presiden.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com