"Kita terlambat" ucapan ervan menatap sekeliling yang sudah menjadi lautan berdarah
Mayat yang berserakan di mana-mana dan juga aroma darah yang menyengat itu membuat mereka berpikir soal para guardian. Ternyata walaupun mereka tak ada para guardian bisa melakukan ini sendirian. Ternyata dia juga terlalu meremehkan mereka sekarang, sampai maniknya melihat para angel yang ikut bertarung di bawah sana.
"Mereka membantu" kaget ana dengan manik menatap enam angel itu
"Bagus kalau begitu" sahut dilna membuat ervan dan ana mengangguk
Memang ini adalah hal yang bagus tapi mereka yang tau dan membantu lebih dulu membuat mereka berdua kesal. Andai saja dilna tidak pergi menemui dewi demeter pasti mereka juga akan langsung ikut pergi setelah para guardian menjelaskan semuanya. Tapi semuanya sudah terjadi, buat apa dia memikirkan hal yang tidak perlu sampai seperti ini.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com