Shela tentu saja terheran dengan sikap Itor. Pria berambut kimbalt itu, sejak kapan memperhatikan sikap Shela?
Ditengah-tengah kebingungan itu, makanan yang telah di pesan oleh Itor mulai berdatangan satu per satu. Dan mereka berdua pun di ajak untuk pindah ke meja yang lebih besar, agar semua makanan bisa dapat di sajikan di satu meja yang sama.
Shela melongo melihat betapa banyaknya pesanan yang datang, bukan karena dia tidak bisa membayarnya, tapi siapa yang mau makan semua makanan yang sekarang ada di hadapan mereka tersebut?
"Kamu bukan hanya membuatku merinding! Sekarang bagaimana kita menyelesaikan kekacauan yang kau buat?" Tanya Shela.
"Hmm, aku tidak memikirkan sampai di situ. Baiklah, aku mengaku salah." Kata Itor dengan nada menurun.
Shela pun menghela nafas. "Kamu masih saja kekanak-kanakkan. Kamu ngak lupa kan kalau kita udah 24 tahun!"
"Habis kamu bikin aku kesal sih." Ujar Itor.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com