Apakah Rea akan mencak-mencak?
Jom, kita lihat. Hihi.
________***_______
Aku menarik napas panjang sebelum kembali duduk di kursiku. Di meja sudah ada dua mangkok banana split sebagai menu penutup kami. Satria terlihat menengok jam tangannya.
"Kok, lama banget?"
"Iya, tadi mules-mules." Aku menarik mangkok kecil itu mendekat, dan mengambil sendok kecil yang tertancap di atasnya.
"Mules-mules? Tapi nggak apa-apa kan, Sayang?"
"Kamu pikir aku mules mau melahirkan? Bulannya masih jauh," jawabku terdengar ketus. Ternyata aku kesulitan mengendalikan diri. Kening Satria bahkan berkerut mendengar kalimatku.
"Ada apa? Apa ada yang membuatmu nggak nyaman?" tanya dia lembut. Huh! Biarkan aku menghabiskan es krim ini dulu. Aku nggak ingin memuntahkan omelanku sekarang. Beruntungnya rasa es krim mahal ini bisa membuat hatiku sedikit lega. Hanya sedikit, nggak banyak. Karena porsinya nggak sebanding dengan kata-kata yang sudah aku dengar dari mulut kedua staf hotel di toilet tadi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com