webnovel

Perasaan yang Kacau

Aku mencoba menarik napas panjang dan menghembuskannya. Jujur, yang Axel bilang itu benar. Aku bisa saja mengamuk di sana tadi, seandainya Axel nggak buru-buru menarikku pergi. Aku benar-benar penasaran dengan wanita itu. Karena aku merasa pernah melihatnya. Tapi di mana? Dan kenapa Satria nggak menghubungiku kalau ada di Bandung?

"Lu bener, gue pengin ngamuk sebenarnya tadi."

"Jangan. Mungkin saja pas pulang kerja nanti. Suami lu udah ada di apartemen. Nah, saat itu lu tanyakan padanya baik-baik. Atau bahkan mungkin sebenarnya suami lu mau jelasin ke lu. Tapi nunggu lu pulang."

Aku tahu, Axel sedang berusaha meredakan emosiku. Menghiburku untuk kepastian yang belum tentu terjadi.

"Sebaiknya kita balik ke kantor dulu. Tahan emosi lu buat nanti. Simpan energi lu. Oke?"

Mungkin Axel benar. Aku harus mengontrol diriku sendiri. Dan aku juga harus percaya dan berpikir positif tentang Satria. Aku menurut saja ketika Axel membawaku keluar dari mal.

***

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป