Setidaknya setahun. Iya satu tahun dari sekarang. Beri aku waktu sampai aku lulus. Aku nggak akan segan-segan mewujudkan keinginannya. Aku janji pada diriku sendiri.
"Memangnya kamu mau anak berapa, Bang?"
"Lima. Mmm, enam. Iya enam."
Aku melotot horor. "Kamu nikah sama manusia, Bang. Bukan kambing atau kucing."
"Yang bilang kamu kucing atau kambing siapa sih?"
"Ya kamu minta anak nggak kira-kira. Lima, enam, sekalian aja sepuluh."
"Boleh deh, sepuluh."
Aku makin melebarkan mata. "Kamu aja Bang, kalau gitu yang brojolin."
Tawa Satria pecah. Puas banget sepertinya. Apa dia tidak sadar kalau keinginannya itu sangat horor bagi sebagian perempuan?
"Kalau aku bisa. Tentu saja aku mau. Demi meramaikan mansion ini," katanya di sela-sela tawa. Ya mansion ini memang cocok sebagai tempat tim kesebelasan. Mungkin memang itu cita-cita Satria. Konyol.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com