Aku mulai membagikan tugas itu secara estafet sesuai baris.
"Pak Ardan bilang, ini harus sudah selesai begitu beliau datang."
"Siaplah, Manis," celetuk salah satu cowok yang duduk di baris nomer tiga.
"Jangan digoda, Ko. Ntar dia kapok kesini," sahut cowok lainnya.
Aku sudah seperti nyangkut di sarang buaya.
"By the way, boleh minta nopenya nggak? Kali aja gue butuh sesuatu soal matkul Pak Ardan."
Haduh.
"Kalau itu bisa hubungi Pak Ardan langsung ya. Gue masih baru jadi belum terlalu tahu banyak," jawabku tersenyum.
"Anak mana sih? Kok kayak baru lihat."
"Gue anak Akuntansi."
"Lo itu bukannya cewek yang lagi jadi bahan gosip itu ya?" Kali ini suara seorang cewek membuatku bingung harus bereaksi seperti apa.
"Gosip apa ya? Gue nggak tahu." Aku tertawa sumbang demi menutupi rasa canggung.
"Iya, yang makan siang bareng Pak Ardan waktu itu di kantin. Iya kan itu lo?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com