Seketika itu juga, Alex kehilangan kata-kata untuk memberikan jawaban pada Imelda. Tentunya ia sangat sadar, berdebat dengan Imelda pun akan sangat percuma. Pria itu masih mengingat sangat jelas, setiap kali Davin Mahendra berdebat dengan anak perempuannya itu ... selalu saja kalah. Hal yang sama mungkin akan terjadi dengan Alex juga.
"Kenapa, Alex? Mengapa kamu tiba-tiba saja terdiam? Di mana mulut besarmu tadi?" sindir Imelda dalam lirikan sinis yang penuh kemenangan.
Pria itu memandang wanita di depannya, memperlihatkan senyuman tipis di wajahnya. Tak ada yang ingin dikatakan Alex kepada Imelda. Ia tak akan menang dari anak atasannya itu. Wanita di depannya itu bukan seseorang yang mudah untuk ditaklukkan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com