webnovel

A PLAN

"Katakan Black apa benar gadis ini matemu?" tanya Jane. Red dan Grey juga tampak ingin tahu. Mereka juga heran karena aura Liffi terlalu lemah sebagai bangsa werewolf.

"Ya, dia mateku."

"Tapi dia manusia!! Tak ada manusia yang bisa menjadi mate! Mereka hanya bisa menjadi Pet!!!"

"Apa itu 'Pet'?" Liffi menatap Black. Black menatap Liffi, tenggorokkannya tercekat.

"Pet adalah peliharaan kami, Nona kecil. Kau tahukan, seperti anjing, kucing, burung peliharaan manusia. Tapi werewolf memelihara manusia sebagai pemuas nafsu mereka." Grey menjelaskan apa itu pet pada Liffi.

"Tutup mulutmu, Grey!!" Black bangkit dari kursinya, amarahnya sedikit tersulut.

"Apa itu benar, Naku?!" tanya Liffi.

"Naku?? Wah, kau bahkan mengizinkannya memanggilmu Nakula, Black." Red berseru tak percaya, bahkan mereka yang sudah lama saling mengenal tak pernah memanggil Black dengan nama aslinya. Takut Black marah.

"Karena Liffi sangat berharga bagiku, dia mateku!" Black menyembunyikan Liffi dalam pelukkannya.

"Apa kau sudah bisa berubah, Black? Apa wujud serigalamu sudah sempurna?" Jane menimpali.

Black menatap Liffi sesaat, beberapa kali pun Black menandai Liffi, ia tetap belum bisa berubah pada wujud serigala. Dirinya tetaplah half wolf yang tidak sempurna. Liffi juga menatap Black, ia menggigit bibirnya menahan air mata. Sepuas dan seindah apa pun mereka bergulat di atas ranjang, Black tetap tidak bisa berubah menjadi serigala sempurna seperti Sadewa.

"Sudah-sudah, jangan membuat situasinya menjadi suram. Kita baru saja menyelesaikan konser dengan sukses. Harusnya kita minum untuk merayakan kemenangan ini. Bukannya malah membahas pet milik Black!" Grey menengahi, ia bangkit lebih dahulu.

"Mate, bukan Pet!!" seru Black, Grey bergidik ketakutan dengn aura membunuh yang keluar dari tubuh sahabatnya itu.

"OK terserah kau saja. Ayo kita ke club milik Red." Grey merangkul Jane dan keluar lebih dahulu, disusul Red.

"Kau mau ikut atau pulang?" tanya Black, Liffi masih menatapnya dengan wajah sendu. Liffi jadi semakin merasa bersalah kepada Nakula.

"Ayo kita pergi, Naku. Kau bagian dari Blink, kau tak boleh mengecewakan mereka." Liffi tersenyum dan menggandeng kekasihnya keluar dari ruang tunggu artis.

ooooOoooo

Keceriaan tampak pada pada Red Wolf Bar and Lounge milik Red. Semakin malam bar itu semakin ramai saja. lampu-lampu gemerlapan menyambut penari tiang yang melenggok-lenggok sensual pada tiang steenlist. Mereka hanya mengenakan bikini yang seksi, dan menggoda iman. beberapa pria terlihat nekat naik ke atas panggung dan memberikan sejumlah uang agar sang penari bergoyang lebih menggairahkan.

Liffi tercengang dengan pemandangan senorok itu, baru kali ini ia masuk ke dalam club. Liffi terius mencengkram lengan jaket boomber milik kekasihnya dan bergegas menaiki tangga menuju ke ruang VIP. Di sana Red terlihat sedang meracik minuman keras. Grey dan Jane merokok sambil bermain kartu.

"Kau mau vodca atau wiskey Black?" tanya Red.

"Aku bir saja, aku harus menyetir malam ini," tolak Black, sebenarnya werewolf tidak mudah mabuk, tapi karena Liffi tak bisa meminumnya Black memilih untuk mengalah, menemani Liffi meminum bir.

"Apa karena matemu seorang manusia kau semakin mirip dengan mereka?" Goda Red, ia menyodorkan dua botol bir ukuran kecil pada Black dan Liffi.

"Thanks," ucap Liffi.

Jane terkikh bersama Grey, mereka bermain kartu cukup seru. Menyita perhatian Liffi.

"Ayo bergabung, kita bermain kartu, yang kalah harus minum satu shoot." Ajak Jane.

"Benar, ayolah Red, Black kita bermain." Grey mengajak kedua rekannya yang lain.

"Ayo Liffi kau juga!" Jane menarik tangan Liffi agar duduk di sampingnya.

"Jangan macam-macam, Jane!" sergah Black.

"Tenang saja, Black. Aku tak akan menyakiti 'mate' mu!" Jane memberi penekanan pada kalimatnya.

Liffi sempat takut sesaat, saat di ruang tunggu artis Jane terlihat membencinya. Liffi sebenarnya mengidolakan Jane, bersanding dengan Jane seperti saat ini bagaikan mimpi, rasa bahagia di dalam hati Liffi sedikit menutupi ketakutannya. Dan benar saja, suasana kikuk berubah hangat saat permainan kartu di mulai. Mereka berempat selalu saja berhasil mengocok perut Liffi dengan guyonan-guyonan, kebanyakan gurauan sarkastik dan saling hina. Mereka tak berhenti mengutarakan kebobrokkannya.

"Kau kalah lagi, Red!! Cepat minum!!" Red yang paling sering kalah, ia hampir menghabiskan separuh botol wiskey seorang diri.

"Sialan!" Red menenggak slokinya.

Mereka bermain sekali lagi, kini giliran Liffi yang kalah. Ia harus meminum satu sloki wiskey.

"Minum!! Minum!" Semuanya memberi smangat pada Liffi kecuali Black. Pria itu dengan cepat menyahut gelas Liffi dan meminumnya.

"Huuuuu....!" Sorak yang lain kecewa, mereka melemparkan camilan ke arah Black.

"Kau overprotektif sekali, Black. Minum satu gelas tak akan membuat Liffi mabuk, ya kan Liffi?" Jane merangkul Liffi.

"I ...iya."

"Sudah malam, ayo kita pulang. Aku juga sangat lelah." Black menarik tangan Liffi mengajak gadis itu meninggalkan area bar.

"Terima kasih, sampai jumpa lagi." Liffi bergegas pamit, tersenyum dengan manis.

"Baiklah, sampai jumpa lagi." Jane, Grey, dan Red melambai ke arah Liffi.

"Gadis yang imut dan manis. Pantas saja Black tergila-gila padanya, padahal dia hanya seorang manusia." Red bangkit, mengambil camilan lagi dari troli dorong.

Jane mentap nanar punggung Liffi yang menjauh pergi. Ada ketidak relaan bagi Jane melepaskan Liffi begitu saja.

"Aku punya rencana sebelum menyingkirkannya. Aku akan mendekatinya, mencari tahu apa yang membuat manusia itu bisa memperoleh perhatian Black. Setelah rahasiannya terungkap aku tinggal membunuhnya dan Black jadi milikku." Jane bertepuk tangan riang, senang dengan idenya.

"Jangan gila, Jane. Black bisa membunuhmu." Red bergeleng.

"Kalian akan membantuku bukan?" Jane tersenyum, Grey mengangguk lalu mengecup leher Jane. Pria berambut abu-abu itu mulai mencumbui Jane. Meminta bayaran terlebih dahulu akan jasanya.

"Aku tidak ikutan." Red meminum sisa weskey dari botolnya langsung dan meninggalkan ruang VIP. Memberi privasi pada kedua sahabatnya untuk menuntaskan nafsu binatang mereka.

ooooOoooo

Hallo, Bellecious

Jangan lupa vote ya 💋💋

Tinggalkan jejak kalian dan beri semangat untuk Belle ♥️

Follow IG untuk keep in touch @dee.meliana

Next chapter