webnovel

184. Teriakan Keputusasaan

Suasana pagi yang dingin, tidak seperti biasanya. Bukan, tidak ada hujan atau awan mendung hari ini. Hanya saja, Yuli merasakan ada suasana yang berbeda dari biasanya.

Jika biasanya suasana ruang makan ini penuh dengan tawa dan canda, sekarang Lily terlihat makan dengan tenang sambil mengunci mulutnya, padahal sudah aktivitas rutin bagi Desi, mama Lily untuk memarahi anaknya itu.

Bagas, papa sambung Lily juga begitu. Biasanya lelaki paling dewasa di rumah ini akan menebarkan senyuman hangat sambil menyapanya. Yuli melirik Aster yang duduk di hadapannya, anak itu sudah sangat terbiasa berdiam diri, hanya mengeluarkan suara hanya di saat genting.

Contohnya saat terjebak di lift kemarin, jika bukan karena Yuli kebelet, mungkin anak itu akan terus diam saja di pojokan. Apa hanya Yuli saja yang merasakan keanehan ini? Sepertinya begitu.

Atau mungkin ini karena Nyonya Desi sedang mengikuti senam ibu hamil pagi ini? Sepertinya ruang makan ini membutuhkan sosok untuk mencairkan suasana.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter