Lily terdiam cukup lama, membiarkan Angkasa memberi kakinya pijatan-pijatan lembut. Mungkin sama sekali tidak membantu rasa sakitnya berkurang.
Yang Lily butuhkan saat ini adalah seorang ahli pijat profesional. Namun, entah mengapa Lily membiarkan Angkasa selama beberapa saat.
"Aw, sakit banget." Pekik Lily saat Angkasa tidak sengaja memencet kakinya sedikit keras.
"Lo bisa gak sih?!" Angkasa menghela nafasnya sabar. Lily yang sekarang memang sangat menyebalkan baginya. Gampang marah dan caranya berbicara sedikit kasar.
Dengan perlahan Angkasa menurunkan kaki Lily dari pangkuannya menuju tanah berbata.
"Kamu tunggu di sini sebentar ya?" Tak menunggu jawaban Lily, Angkasa segera berlari pergi meninggalkan tanda tanya ada gadis itu. Pasalnya Angkasa masih meninggalkan jasnya pada Lily.
Setelah sosok Angkasa tidak terlihat. Lily menghembuskan nafas lega. Lily kira akan kehabisan nafas, karena saat Angkasa berada di dekatnya tadi Lily menahan nafas berulang kali.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com