Tari begitu terkejut mendengar itu semua, dia sendiri sama sekali tidak percaya kalau selama ini pendekar yang ia idam-idamkan ternyata ada di sampingnya. Dia lebih terkejut lagi mengetahui kenyataan bahwa ternyata pendekar hitam adalah seorang wanita, bukan seorang pria seperti apa yang selama ini ia bayangkan. Tari masih diam mematung, mencoba untuk menerima kenyataan yang ia ketahui sekarang.
"Tunggu paman, aku mohon kau jangan salah paham. Kau tidak bisa menduga begitu saja hanya karena tatapan mata yang sama bukan? Bisa saja kau..."
"Kau tidak perlu menyangkal lagi Nyai!" ucap suara seorang wanita dengan tegas.
Kirana beralih ke arah sumber suara itu yang ternyata berasal dari ibu yang putranya sedang ia obati, wanita itu mendekat ke hadapan Kirana sambil menatap tajam dengan mata berairnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com