Aloha semuanya, saya update. 😉
Gomawo buat 15k views serta votesnya.
Sebelum baca, jangan lupa untuk memvote jg comment ya.
Enjoyed. 🤗
🌹
🌹🌹
🌹🌹🌹
Pulang sekolah setelah jam pelajaran terakhir, rencananya Taehyung akan ikut dengan Jimin untuk pulang ke rumahnya dan bertemu dengan Hoseok.
Karenanya begitu kelas mereka usai, segera saja Taehyungpun mengajak Jimin untuk menemui teman-temannya yang lain guna meminta izin.
Di depan pintu kelas Daniel, Youngjae dan Joshua beberapa menit kemudian.
"Jae-ah, Niel, Josh!!" seru Taehyung begitu melihat 3 teman yang ia hampiri baru saja keluar dari kelas.
Tergesa-gesa mendekati ke-3 nya, Jimin tak ikut ketinggalan mengekor di belakangnya.
Sementara 3 namja yang dipanggil, segera saja mereka pun menoleh pada Taehyung.
"Eh, Taehyung dengan siapa?" heran Joshua, begitu melihat presensi asing berjalan di belakang Taehyung pada 2 temannya yang lain.
"Siapa yang kau maksud?" tanya Young Jae, dan ikut melirik ke arah mana Joshua berfokus.
"Eh iya, itu siapa? Rasanya aku tak pernah melihat wajah itu sebelumnya??" ujar Youngjae kemudian.
"Hmm, aku dengar ada murid pindahan baru hari ini. Mungkin dia orangnya!" ujar Daniel pada kedua temannya yang bertanya-tanya.
Kembali ke Taehyung.
"Jae-ah, Niel, Joshua-ya, hari ini aku izin tidak pulang dengan kalian ya! Aku mau pergi bersama Jimin ke rumahnya. Nanti aku akan pulang diantar oleh hyungnya. Tak apa kan?" sambar Taehyung begitu ia telah berhadapan dengan ke-3 temannya tadi.
"Jimin nugu, Tae?" tanya Joshua.
"Apa kau yang ia maksud?" tanya Young Jae yang justru langsung bertanya pada Jimin di sisi Taehyung.
"Tae!" senggol Jimin memberi kode pada sahabatnya itu.
"Oh ya ampun! Maaf aku lupa memperkenalkannya pada kalian." Taehyung yang begitu sadar disenggol oleh Jimin, segera saja ia pun kemudian menarik bahu Jimin untuk dirangkulnya.
"Semuanya perkenalkan, ini adalah Park Jimin sahabatku...." ujar Taehyung kemudian memperkenalkan sahabat baiknya.
"Hai semua, aku Park Jimin!" sapa Jimin pada ke-3 teman Taehyung dengan ramah.
"Oh, ternyata benar!" ujar Youngjae. "Hai Jim, aku Youngjae. Panggil saja Jae. Orang-orang selalu memanggilku begitu."
"Hai Jae?" sapa Jimin.
"Mm, hai juga," balas Youngjae.
"Dan kau?" tanya Jimin pada Joshua yang berdiri di sisi Youngjae.
"Aku joshua. Salam kenal," sapa Joshua.
"Dan aku Kang Daniel. Panggil saja Daniel. Senang berkenalan denganmu Jimin...." tambah Daniel, tak mau ketinggalan.
"Ah iya, senang juga berkenalan denganmu Daniel, Joshua, Youngjae," ujar Jimin setelahnya.
"Oh ya Tae, kau bilang Jimin adalah sahabatmu. Bagaimana ceritanya?" tanya Young Jae kemudian, yang mulai penasaran.
"Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?" tambah Daniel pula.
"Aa ... mengenai itu!!" ujar Taehyung.
.
.
.
.
.
"Hmm, ternyata kisah kalian berdua lumayan panjang juga ya!" ujar seorang namja, Daniel sembari mengangguk-anggukkan kepalanya begitu Taehyung dan jimin selesai bercerita.
"Jika dibuat novel, mungkin tebalnya akan melebihi 800 halaman. Daebak, aku salut dengan kalian!" puji seorang namja lainnya pula, Young Jae lantaran ia merasa kagum dengan perjuangan masing-masing dari Taehyung juga Jimin usai keduanya bercerita.
"Syukurlah kalian bisa bersama lagi Tae, Jimin. Semoga kalian tidak akan berpisah lagi ne...." tambah Joshua, tak ketinggalan.
"Hiks hiks ... Tae hyung dan Jimin hyung memang yang terbaik. Huaaa, Bammie jadi terharu!" Bam Bam yang telah bergabung dengan yang lainnya begitu pulang sekolah, anak itupun turut berada di sana mendengarkan kisah Taehyung dan Jimin bersama hyungdeulnya yang lain.
"Hehehe, kalian semua terlalu berlebihan. Tapi terimakasih karena sudah mendengarkan," tanggap Taehyung yang malu-malu lantaran reaksi ke-4 temannya begitu di luar dugaan.
Lain halnya dengan Jimin yang justru tampak melamun duduk di sisi Taehyung.
"Jim, kau kenapa? Apa mengkhawatirkan sesuatu?" tegur Taehyung yang melihat sahabat baiknya hanya diam.
"Eh, tidak kok! Siapa yang melamun Tae?" sanggah Jimin.
"Nah, mungkin Jimin hanya masih tak percaya saja bahwa kalian berdua akhirnya bisa bertemu Tae," komen Young Jae, "aku benar kan Jim?"
"Hehe, majayo, kau benar Jae. Rasanya aku seperti di dalam mimpi. Tapi untunglah, ini nyata," respon Jimin membenarkan.
"Lihatlah, aku bahkan bisa menarik pipi Taehyung seperti ini!!"
"Yak Jim, nanti pipiku melar!" protes Taehyung atas kelakuan sahabatnya tersebut.
"Hehehe. Tae hyung dan Jimin hyung lucu!" kekeh Bam Bam yang melihat.
Sementara Daniel dan Joshua, ikut pula tertawa lantaran menyaksikan wajah Taehyung yang tampak mulai memerah lantaran masih dicubit begitu gemas oleh sahabatnya yang sudah lama tak berjumpa.
.
.
.
.
.
Sore harinya di kediaman Jimin.
"Jiminnie ... Hyung pulang!!" seru seorang namja begitu ia membuka daun pintu di kediamannya dengan sang adik.
"Jiminnie ke marilah saeng, Hyung bawa chicken kesukaanmu. Kajja kita makan?" panggil namja itu lagi, hoseok.
Meletakkan bungkusan ayam goreng McRonald di atas meja, Hoseok lantas menelisik keadaan di sekitarnya yang tampak lengang.
"Hmm, anak itu ke mana? Ini sudah sore, mustahil dia belum pulang sekolah...." monolog Hoseok.
"Aaa, mungkin ketiduran di kamar!" tukas Hoseok.
Melangkah perlahan mendekati kamar sang adik yang bersebelahan dengan kamarnya, Hoseokpun bersiap memutar ganggang pintu berwarna cream di depannya.
Sebelum,
"Jiminnie, Hyu....."
"HOSEOK HYUNG SUPRISEEEE!!" seru dua orang tiba-tiba.
"KAMJJAGIYA!!" seru kaget Hoseok.
"Adudu duh...." terdengat ringisan menyusul setelahnya, lantaran pria itu baru saja jatuh terduduk di atas lantai dengan sangat tidak elit.
"Eh Hoseok Hyung, kau tidak apa-apa?" panik salah satu dari pelaku pembuat suprise yaitu Taehyung begitu dilihatnya Hoseok terjatuh di hadapan mereka.
"Astaga, mian Hoseok Hyung, kami pasti mengagetimu. Kajja, mari aku bantu berdiri Hyung?" tawar Taehyung, seraya mengulurkan sebelah tangannya pada Hoseok.
Lain halnya dengan Jimin yang seketika tertawa terbahak-bahak sejak melihat sang kakak jatuh terduduk di depan mereka.
"Wkwkwk. Ya ampun Hoseok Hyung ... hahaha, coba lihat dirimu Hyung!! Wkwkwk, astaga...." tawa Jimin tak henti, sembari memegangi perutnya.
"Jiminnie!!" tegur Taehyung.
"Wkwkwk, haha ... mian mian!" tanggap Jimin, namun masih tak berhenti tertawa.
Mengabaikan temannya yang absurd, Taehyung lantas kembali berfokus pada Hoseok.
"Hoseok Hyung, kajja? Sampai kapan kau mau duduk di sana Hyung! Ayo, kubantu berdiri?" ulang Taehyung, dengan tangan yang kembali terulur pada Hoseok.
"Tae---Taehyung?" panggil Hoseok, terbata.
"Be---Benarkah kau Taehyung?" tanya Hoseok.
"Hehe, iya Hyung. Ini aku Taehyung. Ayo Hyung berdiri," sahut Taehyung sembari kali ini menarik Hoseok yang telah menerima uluran tangannya.
"Ya ampun Taehyung, ternyata----ternyata ini benar-benar kau!" seru Hoseok sesaat setelah ia berhasil berdiri kembali di atas kedua kakinya.
"Hehe, tentu saja. Apa Hyung mengira ini mimpi?" kekeh Taehyung, lantaran melihat ekspresi Hoseok yang sangat lucu.
"Sebentar-sebentar, biar Hyung memastikannya dulu!" ujar Hoseok tak yakin, lalu mulai meraba-raba wajah Taehyung di depannya.
"Eh Hyung, apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung.
Lain halnya dengan Jimin yang justru tersenyum geli melihat kelakuan aneh sang kakak.
Beberapa menit kemudian.
"Wahhhh ... benar! Ternyata ini memang benar-benar kau, Tae!" seru Hoseok begitu ia usai dengan kegiatannya.
"Ya ampun Hyung, tentu saja ini aku Taehyung. Memangnya Hoseok Hyung pikir siapa lagi?" tanya heran Taehyung.
"Ta---Tapi, ka---kalian, ba---bagaimana bisa?" ujar Hoseok terbata.
"Dia salah satu murid di sekolah baruku Hyung. Aku sekelas dengannya," cerita Jimin yang sudah berhenti tertawa dan langsung mengalihkan perhatian sang kakak padanya.
"Ehh, benarkah?" ujar Hoseok tak yakin.
"Tentu. Coba saja Hyung lihat seragam yang dikenakan oleh Taehyungie!" saran Jimin.
Mengikuti perkataan sang adik, Hoseokpun lantas meneliti kembali penampilan Taehyung di hadapannya.
Sebelum,
"Wah ... ternyata benar seragam kalian sama!" seru Hoseok kemudian.
Sementara Jimin dan Taehyung sudah terkekeh dibuatnya.
Grep!
"Eh Hoseok Hyung/Hyung....!!" seru Taehyung dan Jimin bersamaan, lantaran kaget sebab Hoseok tau-tau sudah memeluk mereka berdua.
"Ya tuhan, ini benar-benar sebuah kejutan. Hyung tidak tau harus mengatakan apa sekarang!! Tapi yang jelas, Hyung benar-benar sangat bahagia Tae, Jiminnie. Oh ya ampun, senangnya bisa berkumpul bersama lagi seperti ini" ujar Hoseok selagi dia memeluk Taehyung dan Jimin.
"Hyung!!" kata Taehyung yang terharu.
Sementara itu.
"Hyung!! Ish, kau ini apa-apaan sih?" protes Jimin yang mulai meronta lantaran ingin dilepaskan.
"Hanya sebentar saja Jiminnie! Kau ini tidak peka sekali sih?" balas Hoseok.
"Tidak mau. Aku risih. Cepat lepaskan?" ronta Jimin lagi.
Beberapa menit kemudian setelah protes dari Jimin yang tak berkesudahan, Hoseokpun akhirnya melepaskan pelukannya pada Jimin juga Taehyung.
"Kau hampir membuatku mati sesak Hoseok Hyung. Kau itu ingin memeluk atau membunuh orang sih?" marah Jimin yang kesal dengan sang kakak.
Mengabaikan Jimin, Hoseok yang diomeli hanya pura-pura tak dengar dan justru tengah mengacak-ngacak rambut Taehyung di depannya yang tampak pasrah.
"Taehyungie, Hyung senang sekali bisa bertemu denganmu, Tae. Kajja, ayo kita ke ruang tamu dan ceritakan semuanya pada Hyung tentang apa saja yang telah kau lalui. Kajja kajja?" ajak Hoseok sembari menarik tangan Taehyung untuk ikut dengannya.
"Yak Hyung, kenapa aku ditinggal sendirian?" protes Jimin.
Setelahnya, ketiga orang itupun duduk bersama mengelilingi meja kecil dengan Hoseok dan Jimin yang telah siap mendengarkan semua cerita dari Taehyung tentang perjalanannya selama di Seoul.
.
.
.
.
.
"Hmm, Hyung jadi penasaran dengan pdnim ahjussi yang kau ceritakan ini, Tae. Kira-kira, orang seperti apa dirinya ini eum?" tanya Hoseok usai Taehyung bercerita.
"Gambarannya seperti yang telah aku katakan sebelumnya Hyung! Pdnim ahjussi, dia itu bertubuh tambun dan berkaca mata. Walau dia terlihat seram, tapi ahjussi benar-benar sangat baik baik, Hyung," jawab Taehyung.
"Ya kau benar. Terlebih lagi dia begitu sangat baik hati mengajakmu dan anak-anak yang lainnya untuk tinggal bersama," ujar Hoseok menambahkan.
"Hmm, jangan-jangan 4 orang yang kutemui tadi di sekolah adalah sebagian dari anak-anak yang tinggal bersamamu ya, Tae?" kali ini Jimin ikut bertanya.
"Iya Jim. Masih ada lagi yang belum kau temui," sahut Taehyung.
"Eh, memangnya berapa orang yang tinggal denganmu di sana Tae?" tanya Hoseok, merasa penasaran.
"Ada 8 orang termasuk diriku Hoseok Hyung," sahut Taehyung.
"Apa dia juga bersekolah di tempat kita Tae?" tanya Jimin.
"Anieyo. Mereka sudah bekerja Jim," sahut Taehyung.
"Aaa begitu, kukira masih siswa juga!" ujar Jimin.
"Apa mereka bertiga ini dipekerjakan juga oleh pdnim ahjussi ini Tae?" tanya Hoseok kemudian.
"Tentu saja. Begitu pula dengan aku dan 4 lainnya," sahut Taehyung.
"Eh, kau bekerja?" tanya Jimin.
"Hehe, iya Jim...."
"Kau kerja di mana Tae?" tanya Hoseok.
"Aaa ... itu!!" ujar Taehyung ragu-ragu.
"Ada apa? Kau tidak dipekerjakan yang macam-macam bukan?" panik Hoseok, begitu pula dengan adiknya.
"Tidak-tidak, tentu saja tidak. Aku bekerja sebagai pelayan kok, Hyung, Jim!" terang Taehyung.
"Oh syukurlah...." lega keduanya.
Yah walaupun di sebuah club malam sih! lanjut Taehyung dalam hati.
"Astaga, sudah hampir jam 9!" seru Hoseok tiba-tiba saat tak sengaja melihat jam pada layar handphonenya.
"Eh, benarkah Hyung?" tanya Taehyung yang tak kalah kaget.
"Wah, ternyata benar!" ujar Jimin kemudian, setelah ia ikut mengecek jam tangan yang ia kenakan.
"Aduh ya ampun, kita terlalu asik mengobrol hingga lupa waktu. Kajja Taehyungie, Hyung akan mengantarmu pulang...." panik Hoseok dan bergegas berdiri.
"Hyung, aku ikut!" seru Jimin.
"Kajja kajja. Ayo kalian berdua cepat bergegas!" instruksi Hoseok pada keduanya.
.
.
.
.
.
"Woahhhhh ... besar sekali rumahnya!!" kagum 2 orang bersaudara, Jimin dan Hoseok begitu mereka telah tiba di depan rumah kediaman tempat di mana Taehyung tinggal.
"Daebak, ahjussi itu pasti benar-benar kaya," kata Hoseok, kagum.
"Hyung, jika aku menawarkan diri pada pdnim ahjussi, kira-kira dia mau menerimaku atau tidak ya untuk tinggal di rumah ini?" tanya Jimin tiba-tiba.
"Yakk, apa-apaan kau ini?" murka Hoseok.
Sementara Taehyung dari tadi hanya tersenyum menyaksikan interaksi dua kakak beradik tersebut.
"Mm Chim, Hoseok Hyung, aku mau masuk. Apa kalian mau ikut ke dalam?" tawar Taehyung.
"Eh, kau serius?" tanya Jimin yang seketika bersemangat.
"Tidak Jiminnie. Lain kali saja. Ini sudah larut malam," larang Hoseok.
"Yahh Hyung!!" protes Jimin.
"Kau tidak lihat jam, ini sudah mau jam 10?" omel Hoseok sembari menunjukkan jam di layar hpnya pada Jimin.
"Oh ya ampun, aku lupa kalo kita pulang larut malam!" ujar Taehyung membenarkan.
Sementara Jimin sudah cemberut saja memajukan bibirnya.
"Hehe, mian ya chim. Besok-besok saja ne?" bujuk Taehyung begitu melihat sahabatnya bermuka asam.
"Chim?" senggol Hoseok pula.
"Huhh, baiklah. Janji ya besok-besok?" setuju Jimin akhirnya.
"Em, tentu saja. Lagipula kitakan akan terus bertemu, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan Chim!" ujar Taehyung.
"Hehe, ya ... kau benar Taetae," balas Jimin setuju.
"Jja, ayo kita pulang sekarang Jiminnie. Dan kau Taehyungie, sampai ketemu lagi ne?" lambai Hoseok pada Taehyung.
"Ne Hyung, tentu. Hati-hati di jalan...." balas Taehyung
"Bye Tae, sampai jumpa besok!" pamit Jimin.
"Hmm, sampai jumpa besok Chim," sahut Taehyung.
Setelahnya, Hoseok dan Jiminpun bergegas masuk ke dalam mobil dan kemudian beranjak pergi meninggalkan Taehyung yang masih berdiri di sana, menunggu hingga mobil yang mereka naiki tak terlihat lagi.
"Hmm, baru saja berpisah tapi sudah ingin bertemu kembali. Jadi tak sabar menunggu hari esok!" monolog Taehyung.
TBC
Hai chingudeul, jangan lupa Vote ya.
Mian update nya agak lama. Chapter ini khusus buat pertemuan Taehyung, Hoseok, dan Jimin soalnya.🤭
Sampai jumpa next chapt, dan harap terus berikan dukungan kalian untuk cerita "Left Behind" ini.
Pai pai...