webnovel

Chapter 33

Matahari mulai bersinar memasuk jendela kamar, dan juga suara burung gereja membangun khan gua di Minggu pagi ini.

Gua duduk tak berkata apa-apa di atas tempat tidur.

Gua berpikir, hari ini belajar kelompok lagi. Tapi juga berpikir masih ada kerjaan edit video belum selesai.

Tok...tok

"Ren....reno."

"Ya ma..." Kata gua beranjak dari tempat tidur, membuka pintu

"Ren, mama mau ngomong sesuatu."

Gua berpikir, sambil merenung jangan-jangan seperti kemaren lagi.

"Ini mengenai pria yang tempo hari main ke rumah."

"Kenapa sama dia ma ?" Tanya gua

Tapi dalam hati gua udah tau, pasti bentar lagi akan bilang. Kita cuma temen biasa kok gak ada apa-apa

"Mama baru aja kenal sama dia."

Gua cuma terdiam, oke sebantar lagi jurus berikutnya akan di lakuin.

"Tapi mama berani bilang gak ada apa-apa kok."

Nanti setelah berkata gini, beberapa bulan pasti bilang ternyata mama salah munculah perasaan.

"Ren kok diem aja ?"

"Reno gak Ada comment apa-apa ma." Jawab gua

"Oke kalau gitu."

Gua tau gak boleh judge orang terlalu cepat, tapi masalahnya ini udah lagu lama yang terus berjalan aja. Tapi gua berharap gak akan seperti biasanya

dan gua teringat ucapan Rena

"Oh ya ma." Kata gua sebelum mama meninggalkan gua

"Ya Ren."

"Ada teman Reno pengen belajar, baking. Mama bisa tolong ajarin dia gak ?" Tanya Reno

"Oh boleh Ren. Kapan mulainya ?"

"Mama bisanya kapan ?"

"Minggu besok Selasa ?"

"Oke coba nanti Reno kasih tau temen Reno. Makasih ya ma."

"Ya Reno."

*****

Jen membalik-balik halaman demi halaman di buku. Yang sedang di pegangnya, sambil sesekali melihat iPad nya

"Jen udah makan." Tanya mama tiba-tiba yang sudah masuk kamar

"Udah ma." Kata Jen sambil masih membalik-balik halaman

"Kamu gak usah maksain gitu. Istirahat dulu."

"Gak apa-apa ma ini juga udah selesai. Coba mama lihat, tadinya mau Jen kirim email mama."

"Coba mama liat."

"Ini kamu juga lingkarin Jen ?"

"Ya ma. Jen kerasa ada yang aneh sama data itu."

"Sama mama juga. Mama mau coba investigasi lagi."

"Ya ma, ini ada data lagi kalau Jen lihat seharusnya ini." Kata Jen sambil memberi lihat ipadnya

"Oke, iya mama juga mikir hitungannya disitu. Anak mama hebat ya, makasih lo ya."

"Mestinya yang terima kasih itu jen, karena Jen bisa banyak belajar.dari mama."

"Sama-sama Jen."

Tok...tok...tok..suara pintu di ketuk

"Permisi Bu sama non jen."

"Ya." Jawab kami bersamaan

"Ada temennya non jen yang kemaren nyarik di bawah."

Mama dan Jen berpandangan sambil tersenyum

"Ya udah bi suruh aja naik kesini."

"Baik."

"Udah datang juga si william."

"Ya ma, hari ini rencana mau untuk belajar bsk ini sampai Jumat Khan ujian

"Oh gitu...oke deh mama gak ganggu. Tapi inget ya pintu tetap harus buka dan...."

"Gak boleh aneh-aneh Khan." Kata Jen

"Nah gitu anak mama."

William berjalan mendekati ke kamar  jen. Dengan perasaan bingung, kenapa ya gua jadi kayak kepikiran dia terus belum pernah kayak gini.

"Pagi tante." Sapa gua saat berada di depan pintu kamar Jen melihat mama Jen dan Jen

"Pagi William. Masuk."

"Ya Tante makasih."

"Mau bantuin Jen belajar ya."

"Ya Tante."

"Ya udah kalau gitu Tante tinggal dulu ya."

"Oh ya Tante."

Mama Jen meninggalkan, ruangan sedangkan gua masih berdiri dengan tas ransel gua. Bingung harus ngelakuin apa

"Will kenapa ?"

"Eh gak apa2 kata." William

"Oh ya bantuin dong tarik meja itu untuk ke arah sini biar bisa kita pake bareng."

"Oh ya."

Gua menurutin apa kata jen, menarik satu meja berukuran sedang untuk di dekatkan ke dekat kasur tempat Jen. Biar dia lebih gampang.

"Lo pake kursi itu aja."

"Oke, oh ya sebelum itu ini aku bawak  makanan. Gak tau kamu suka gak."

William mengeluarkan kresek dari dalam tas ranselnya berupa bungkusan taperware

"Apa ini Will ?"

"Gua tadi coba suruh bibi2 dirumah untuk bantu buat ini semoga kamu suka."

"Wah, gua terima ya kata Jen."

Jen menerima taperware di berikan william. Dan mencoba membukanya, tapi agak bingung gimana cara membukanya

"Sini biar gua bantuin." Kata William

William berinisiatif untuk mengambil Taperware. Tanpa sengaja tangan Jen dan William bersentuhan, dan gak tau kenapa saat itu ada satu getaran aneh.

Apa ya ini gua belum pernah kayak gini. Kata William bingung

Mereka terdiam tak bersuara sampai beberapa saat. Sampai ada suara membuyarkan moment itu

"Ini minumannya ya." Suara mama Jen yang masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan

Gua langsung salah tingkah melepas tangan gua dari jen. Jen pun sama terdiam

Mama Jen meletakkan minuman di meja.

"Jen mama ke supermarket mau titip apa ?"

"Titip buah aja ma."

"Kalau William ?"

"Gak usah Tante."

"Gak usah malu-malu sama tante."

"Gak bener Tante makasih." Jawab William

"Ya udah kalau gitu Tante pergi dulu ya."

"Will Minggu depan hari senin jadwal lo sama kelas gua sama gak ya ?" tanya Jen

"Hari senin gua matematika sama fisika."

"sama kalau gitu, ya udah yuk kita mulai."

"mulai yang mana dulu nih ?" tanya William

"Yang Matematika." kata Jen

"oke."

Jen mengambilnya buku besar bertuliskan latihan soal-soal ujian dari 10 tahun

"kita langsung latihan aja." ajak Jen

"oke." kata William

"Lo agak kesini aja Will." ajak Jen

gua pindah posisi duduk dekat sebelah Jen,gak tau kenapa pas gua duduk disebelah Jen ada rasa yang aneh gua gak pernah rasain sebelumnya. seperti campur aduk dll

"Kenapa will ? kok malah bengong."

"oh gak2..."

"oke kita kerjain 1-10 dulu."

sementara itu

"sial,kurang nih kita gebukin si sialan itu." gerutu si Brian

"Brian,emang si Kenny dan temennya ngelakuin kesalahan apa sih ke Lo ? nyuri barang Lo ?"

"dia ngerebut Elly dari gua." teriak Brian

"hem,Jadi gua sama yang lain bantuin Lo gebukin mereka karena persoalan cewek."

"iya Lo temen gue Khan tolongin gua lah."

"Brian, cewek itu bukan benda. dia mahkluk hidup,lagian kalau Lo maksa jadi sama dia ? emang Lo akan bahagia dia juga ?" tanya temen Brian

"gua akan kasih semua apa yang buat dia bahagia." kata Brian

"Bria2...maaf gua bukan ngurui,pengalaman hidup gua beda sama Lo ? cuma yang gua tau kalau Lo maksain kayak gini pada endingnya akan ngelukain Lo berdua."

"jadi maksud lo, Lo gak mau bantuin gua lagi ?"

"ya Brian gua,gak akan bantu Lo lagi.tapi kalau temen2 yang lain gak tau."

"silahkan pergi aja." hardik Brian marah

*****

"gua udah selesai nih ? kalau Lo ?" tanya Jen

"ini tinggal satu nomor. cepet banget." kata William

"hahahahaha. ya udah gua tungguin." sambil berkata demikian gua perhatikan kembali William sedang mengoret-oret kertas buramnya. gak tau kenapa baru kali ini gua bisa tertarik sama cowok Ampe gak bisa berhenti ngelihat dia terus.

"kenapa Jen ada sesuatu di wajah gua ?" tanya William

"enggak, gak ada." jawab nya Jen agak salting Karena di tegur William

William tersenyum, di dalam hati gak tau kenapa ada rasa senang yang berbeda dari biasanya rasa apa kah ini ? aku gak pernah rasakan seperti ini....