Rina menatap Om Doni, seperti tidak yakin.
"Outopsi sudah kuanggap selesai. Tinggal proses penyimpanan yang lebih aman saja. Mungkin akan dibuat kotak permanen terbuat dari baja, yang masih bisa dilihat dari atas karena penutupnya masih dari kaca..." gumam Om Doni. Lebih terlihat seperti asik merancang sesuatu daripada peduli dengan fenomena yang terjadi.
"Pantas saja Lusia sampai gak betah! Om terlalu aneh di matanya," gerutu Rina pelan.
Ia buru-buru masuk ke kamarnya lagi disusul oleh Seruni.
Om Doni tertawa. "Anak-anak muda ya seperti itu. Mereka lebih memperioritaskan cinta daripada obsesi," katanya sambil mengedipkan matanya ke arah sang dokter.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com