Dengan tergesa-gesa Lusia memasukkan pakaiannya ke dalam ransel, termasuk tas kecilnya yang berisikan uang tiga jutaan.
Rina hanya diam melihat Lusia yang tampak begitu kesal.
Seruni juga menyusul ke kamar tapi ia tak berani berkata-kata.
"Kamu mau pergi ke mana, Lus? Kalau kau tak mau menyebutkan tempatnya, paling tidak ponselmu harus tetap diaktifkan. Mungkin aku juga bisa menyusul kamu, atau paling tidak kami bisa menghubungimu," pinta Rina. "Tapi minggatnya jangan lama-lama ya. Maksimal empat hari aja. Kalau kelamaan Om Doni bisa kangen lho...!"
Lusia hanya melengos. Ia bergegas keluar kamar, lalu menerobos pintu samping dan mengenakan sepatu kets nya.
Suara sepatunya terdengar berkeletokan saat berjalan cepat di halaman samping. Ia juga tampak mengendap-endap saat berjalan di halaman depan menuju ke luar pagar agar Om Doni tidak melihat kepergiannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com