webnovel

ALANA [5]

Setelah mengantarkan Alana pulang dengan selamat dan berpamitan dengan Bunda Alana, Vano lantas tancap gas menuju warung bakso mang Tatang. Karena pasti dirinya sudah ditunggu oleh teman-temannya.

"Elah mana nih yang tadi ngajak ke sini?"ucap Didit yang tidak melihat Vano.

" Masih di jalan paling," jawab Heri.

"Masa dia yang ngajak malah dia yang datang paling akhir, gimana sih si Vano." ucap Yahya kemudian.

"Sabar napa, pada ngomel-ngomel kaya emak-emak." jawab Dino.

Brum brum brum

"Tu Vano dateng," ucap Heri yang melihat Vano.

"Kenapa lu baru dateng?" tanya Dino.

"Panjang ceritanya," ucap Vano sambil merebut minum Didit.

"Eh eh eh, lu baru dateng udah rebut minum orang aja." ucap Didit sambil merebut kembali minumnya.

"Gue beli'in dah sampai lu kembung." jawab Vano pada Didit.

"Ditraktir nih ceritanya, mang baksonya mang," ucap Yahya pada mang Tatang.

"Ok den, kaya biasa kan." jawab mang Tatang.

"Giliran traktir paling awal lu Ya," ucap Dino pada Yahya.

"Ye rejeki mah nggak boleh ditolak, ya nggak Ri." ucap Yahya pada Heri.

# # #

Setelah diantar Vano pulang Alana pergi ke kamarnya. Alana merebahkan dirinya di kasur untuk beristirahat, namun entah mengapa Alana tak kunjung tidur. Tiba-tiba Alana teringat kejadin tadi, yaitu ketika Alana yang ketakutan memeluk Vano.

"Bodo lu Alana, kenapa juga harus peluk tu orang." maki Alana pada dirinya sendiri atas perbuatannya tadi.

Drt drt drt

VanoFP: gimana kondisi lo?

Hah Vano, napa dah dia?

Ucap Alana pada dirinya sendiri setelah melihat line dari Vano.

AlanaBw: dapet dari mana id line gue?

VanoFP: elah di tanya apa jawabnya apa,

AlanaBw: kan gue nanya.

VanoFP: kan gue juga nanya

AlanaBw: iya iya, tidak tidak

VanoFP: apaan maksudnya tidak tidak

AlanaBw: kan gue panggil lu Nono, Nono kan artinya tidak tidak

Vano yang membaca balasan dari Alana menjadi tertawa sendiri karena panggilan Alana pada dirinya.

VanoFP: ogah gue lu panggil kek gitu,

AlanaBw: terserah gue dong ,kan gue yang manggil

VanoFP: kan gue yang punya nama

AlanaBw: bodo,

VanoFP: elah ni bocah ngajak ribut

AlanaBw: siapa takut

VanoFP: ok, liat lo besok

# # #

Group Line Hamba Allah

Didit_HA:ehem

Didit_HA: krik krik

Didit_HA: nanana

Didit_HA: elah sepi amat nih grup

Yahya_HA: send pic (Yahya mengirimkan foto gif seram dimana dari foto ular menjadi foto setan dengan mata lebar hitam dan gigi runcing)

Didit_HA: anyir kaget gue

Heri_321: anyir kaget gue (2)

Dino_123: anyir kaget gue (3)

VanoFP: anyir kaget gue (4)

Yahya_HA: elah, gitu aja pada kaget,

Didit_HA: mang lu nggak kaget

Yahya_HA: gue nggak kaget tapi terkejut,

Didit_HA: sama aja

Yahya_HA: beda lah

Heri_321: iya in aja tu bocah

Dino_123: Van lu napa tadi dateng telat

VanoFP: gue

Didit_HA: iye, V A N O

Yahya_HA: iye, V A N O (2)

Heri_321:iye, V A N O (3)

Dino_123: iye, V A N O (4)

VanoFP: tadi gue ketemu Alana,

Didit_HA: wah berarti traktiran tadi PJ ceritanya

VanoFP: PJ apaan

Heri_321: Pajak Jadian

VanoFP: Pajak Jadian pala lo peyang

Didit_HA: la terus kenapa ketemu Alana

VanoFP: nggak sengaja ketemu

Heri_321: la terus

VanoFP: gue nolong dia

Yahya_HA: nolong apa nolong

Dino_123: nolong apa nolong (2)

Heri_321: nolong apa nolong (3)

Didit_HA: nolong apa nolong (4)

VanoFP: N O L O N G

Dino_123: alah jujur ajalah Van

Yahya_HA: iya tu Van jujur

VanoFP: elah gue udah jujur kalik

Didit_HA: bohong itu dosa lo Van

VanoFP: gue udah tahu!!

VanoFP left the group

# # #

"Na bangun udah jam 06:40," ucap Bunda membangunkan Alana yang masih meringkuk dibalik selimut. Namun Alana tak kunjung merespon. Kemudian Bunda menghampiri ranjang Alana.

"Na bangun, Masyaallah Alana badan kamu panas banget." ucap Bunda lagi setelah menyentuh dahi Alana.

"Iya Bun, badan aku rasanya nggak enak."adu Alana pada bunda.

"Ya sudah kamu tidur lagi, Bunda mau beli obat dulu."

Hingga selang beberapa waktu bunda datang membawa kompres beserta esnya dan tidak lupa obat penurun panas.

Di kantin,,,

"Van kantin yok." Ajak Dino .

"Yok," jawab Vano dengan berdiri.

"Woy kantin yok." Tiba-tiba datang Didit yang mengajak ke kantin.

"Ini kok ada suaranya kok nggak ada orangnya ya." balas Yahya.

"Anyir lu ." balas Didit pada Yahya.

"Dah kantin yok,dah laper nih." lerai Heri .

Kemudian mereka berlima berjalan menuju ke kantin.

Wih cogan-cogan tuh,

Makin hari kok mereka makin cakep sih,

ganteng banget sih mereka, satu dong buat aku,

Itulah kurang lebih celotehan-celotehan para siswi yang melihat Vano dan kawan-kawannya. Vano dan kawan-kawannya kemudian duduk di bangku yang biasa mereka tempati yaitu bangku paling tengah di kantin. Meja itu akan selalu kosong di jam-jam istirahat. karena seluruh siswa sekolah tahu bahwa Vano dan teman-temannya akan selalu makan di situ. selain itu mereka juga tidak ingin mencari masalah dengan Vano beserta kawan-kawannya.

"Lu napa Van dari tadi clingak-clinguk, kaya orang ilang?"

"Hah nggak," Jawab Vano yang kaget dengan pertannyaan Heri.

"Nyari temennya Viona paling," Ucap Dino berpendapat.

"Anyir, iya tuh siapa itu?"tanya Didit.

" Alana maksudnya."jawab Yahya.

"Lah ya itu," balas Didit.

"Viona sini," panggil Vano pada Viona yang sedang memesan makan. Entah mengapa tidak ada angin tidak ada hujan Vano memanggil Viona.

"Sini sendiri, siapa yang butuh." balas Viona. *kenapa Viona berani ngomong gitu ke Vano? Karena Vano dan Viona sudah berteman sejak kecil. Kemudian Vano menghampiri Viona,

"Kenapa Van? tumben manggil gue." Tanya Viona yang heran pada Vano.

"Lo sendirian?" Vano balik bertanya bukannya menjawab pertanyaan Viona.

"Kelihatannya gimana? ditanya kok malah balik tanya. Langsung keintinya aja." kata Viona.

"Teman lo yang kemarin mana?"

"Siapa?Alana?"

"Iya itulah siapa itu."

"La kenapa nyari dia?"

"Nggak jadi deh." kemudian Vano pergi dari kantin meniggalkan Viona dan kawan-kawannya.

"Eh eh, bangke tuh Vano mau kemana?" ucap Yahya yang melihat Vano pergi.

"Biarin aja, paling kebelakang." bales Dino.

"Kebelakang mah nggak ke situ, kalo Vano tadi ke depan." ucap Didit sambil menunjuk ke belakang tubuhnya.

"Elah, lemot amat lu mikirnya." balas Heri.

# # #

Setelah bertanya pada Viona, Vano pergi ke rooftop sekolahan yaitu tempat yang jarang di datangi oleh para siswa. Kemudian Vano mengeluarkan suatu benda. Benda apakah itu? benda tersebut adalah handphone.

Lalu Vano menuliskan sesuatu di sana.

VanoFP: dimana lu?

Itulah yang dituliskan Vano melalui line. Dan beberapa saat Vano menunggu balasan.

AlanaBw: kenapa lu nanya²

VanoFP: salah kirim

VanoFP: tp lu dimana,

1 menit ,

2 menit,

10 menit,

Vano menunggu balasa Alana namun tak kunjung dibalas.

VanoFP: elah sekarang nggak salah kirim

AlanaBw: la katanya salah kirim, gimana sih?

VanoFP: dimana lu

AlanaBw: kepo

"Lu napa Van?" tanya Dino yang tiba-tiba datang.

"Eh lo Din, ngagetin aja lu." jawab Vano.

"Lu kenapa Van tadi tiba-tiba pergi?" tanya Dino lagi.

"Nggak papa kok Din." jawab Vano.

"Ke kelas yok dah masuk," ajak Dino.

"Lagi males gue,"kata Vano jujur. Seperti itulah Vano, jika dia sedang malas kelas dia tidak akan ikut. daripada membuat masalah di kelas katanya. Karena pernah Vano sedang malas untuk ikut kelas dan dipaksa oleh Heri untuk tetep ikut kelas dan pada akhirnya Vano membuat masalah di kelas dan berakhir di suruh keluar dari dalam kelas. ujung-ujungnya sama saja bukan.

"Iya iya dah yang udah pinter mah nggak masuk nggak papa," celetuk Dino.

"Iya iyalah, ke kantin aja yok gue kan belum makan,"

"Sapa suruh tadi pergi," Kemudian Vano dan Dino pergi ke kantin.

Next chapter