Hanessa membuka jendela, berharap angin seperti yang dia rindukan di Indonesia masuk. Tetapi yang masuk justru cahaya matahari yang menyengat. Bulan Agustus di Amerika tampaknya tidak terlalu menyenangkan untuk seorang introvert seperti dirinya.
Ketika remaja-remaja seusianya menikmati musim panas dengan memakai pakaian minim atau bikini di pantai dan bersenang-senang dengan teman-teman, Hanessa hanya mengurung diri di kamar. Memakai hot pants dan oversized shirt, berduaan dengan saxophonenya dalam kerajaan buatannya di dalam kamar.
Dagunya kini bertumpu pada tangannya. Memperhatikan orang-orang berlalu lalang dibawah sana dari jendela kamar asramanya yang menghadap ke jalan. Sendiri, berpasangan, sekeluarga, mata Hanessa menangkap jenis-jenis mereka yang sedang berjalan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com