Luna mengangguk tanpa suara.
Semua orang yang ada di ruangan itu menjadi hening, Larson melirik Istvan yang terlihat berpikir keras lalu Aodan yang ada di sisi Luna semakin mengeratkan rangkulannya pada wanita itu agar semakin mendekat padanya.
"Istvan," kata Aodan sambil melirik Larson, wanita itu menggelengkan kepalanya.
Benar, ini bukan saat yang pas untuk membicarakan tentang orang yang baru saja bangkit dari kematian dan seseorang yang terlihat sangat pucat dan tidak berhenti gemetar hanya karena kedatangan Liu seorang.
"Mari kita minum the dulu," bisik Aodan di telinga Luna sambil mengajak wanita itu berjalan ke dapur, mereka berdua meninggalkan Larson dan Istvan di ruang tamu yang berantakan.
Istvan menghela napas, duduk di pinggir jendela.
"Larson, kemari."
Istvan melambaikan tangannya dan menyuruh Larson duduk di depannya.
"Ada apa? Kau tidak akan memukulku, kan?" Larson berjalan mendekat dengan takut-takut, duduk di depan Istvan dengan canggung.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com