Istvan membantu Luna untuk kembali duduk ke bangku, wanita itu memegang dadanya yang terasa nyeri dan sesak di saat yang bersamaan, Luna tidak tahu harus mengatakan apa, ia menggenggam kuat tangan Istvan dengan erat.
"Itu tidak … mungkin, kan?"
Istvan menggeleng lagi.
"Aku tidak melihatnya dengan jelas, tapi itulah yang selalu mereka katakan."
Luna menoleh ke arah Istvan, entah mendapat keberanian dari mana ia mencengkeram kedua bahu sang Naga Hujan.
"Itu tidak mungkin! Aku tahu Aodan, ia tidak mungkin mlakukan hal seperti itu!"
Luna percaya dengan penilaiannya sendiri, ia hidup bersama Aodan dan ia yakin Aodan tidak akan melakukan itu, apalagi untuk orang yang sangat ia cintai, sang Putri.
Meski ia cemburu, tapi ia masih membela Aodan.
Luna menatap Istvan dengan kedua alis yang saling bertaut, mengingat jika pertemuan pertama Istvan dan Larson tidak begitu baik, mereka saling membenci Aodan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com