webnovel

Unreliable-1

Kepolisian Seoul

21 April 2016

09.00 KST

Seseorang baru saja menghentikan mobilnya tepat di gerbang markas kepolisian daerah Seoul. Ia tampak berpikir, melakukan meditasi singkat dengan menghela nafas dalam, berkomunikasi dengan hati dan pikirannya. Selesainya, Ia mengambil barang-barangnya di jok penumpang, lalu membuka pintu mobilnya dan melangkah keluar dengan yakin. Baru saja tiga meter ia berjalan, seorang pria dengan senyum seperti kelinci menghampirinya.

"Selamat Pagi, apakah Anda Profesor Eric Sohn, dari departemen Toksikologi KAIST?"

"Pagi. Ya, betul."

"Saya Kim Doyoung, detektif kepolisian Seoul. Senang bertemu Anda. Ketua investigasi Mark Tuan sudah menunggu, akan Saya antar"

Keduanya berjalan menuju ruang khusus di lantai tiga kantor kepolisian. Profesor Eric tampak mengamati setiap sudut ruangan yang dilaluinya dengan kritis, sembari mendengarkan obrolan random dari Doyoung. Memang pria itu gemar bicara. Apapun dibicarakan, mulai dari atribut rasa dan asal-usul kopi yang mereka minum pagi ini, hingga perkembangan terakhir kasus yang sedang berjalan. Profesor Eric dengan setia mendengarkan, layaknya seorang ayah yang mendengar cerita putra SMP-nya. Langkah mereka terhenti di depan sebuah ruangan di sudut kanan sayap gedung.

"Silakan masuk, Prof." ujar Doyoung sembari membuka pintu ruangan tersebut. Tampak Mark, Jaehyun, dan Dokter Lee yang sedikit terkesiap akan kedatangan Profesor itu.

"Oh, Profesor Eric. Senang bertemu kembali. Perkenalkan ini Jung Jaehyun, ketua CSI, Dokter Lee Taeyong, Kepala Laboratorium Forensik Itaewon, dan dia Kim Doyoung, detektif kepolisian Seoul." Sapa Mark ramah, sembari bersalaman.

"Selamat Pagi, Saya Profesor Eric dari Departemen Toksikologi KAIST, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." balas Professor Eric sembari tersenyum ramah ke seluruh orang dalam ruangan.

Profesor Eric kemudian bergabung, duduk di kursi yang disusun dengan formasi letter U itu. Ia kemudian bersiap dengan piranti dan berkas pendukung pekerjaannya. Lima menit kemudian, kelima pria di ruangan itu sudah siap dengan laptop, proyektor, smartphone, dan beberapa paper didepannya.

"Baik. Selamat datang, Profesor Eric di Tim Investigasi Kasus Kematian Masal Daegu International School, 16 April 2016. Kami akan melaporkan terlebih dahulu, perkembangan terakhir dari tim forensik yang selanjutnya berkaitan dengan expertise Anda di bidang toksikologi." ujar Doyoung.

"Baik, pertama-tama, Saya akan menjelaskan metode, proses, dan hasil autopsi belasan jenazah korban di setiap lokasi berbeda."

"Kedua, Saya akan menjelaskan analisis temuan sampel makanan pada hari itu."

Taeyong kemudian segera melangkah menuju layar proyektor yang sudah menampilkan presentasi hasil analisisnya. Lalu Ia menjelaskan secara rinci metode, proses, dan hasil autopsi belasan jenazah korban dua hari yang lalu, ditambah hasil analisis PCR dan GC-MS sampel makanan di hari itu.

"Apakah residu substansi itu ditemukan dalam jumlah sama di setiap jenazah?" tanya Eric setelah Taeyong selesai dengan presentasinya.

"Berbeda, namun standar deviasinya cukup rendah."

"Lalu berapa konsentrasinya dalam sampel pangan?"

"Dalam pangan cair, diperkirakan sekitar 10 ppm, sedangkan di sampel pangan padat sekitar 100 ppb." jawab Taeyong yakin.

"Saya membutuhkan sampel substansi itu hari ini, saya dan tim akan mengidentifikasi senyawa tersebut dalam 3 hari. Hipotesis saya saat ini, kemungkinan besar ini adalah food crime, adulteration, atau spoilage"

O'sulloc Tea House Insadong

21 April 2016

12.31 KST

"One marigold, lavender, and blueberry tisane, and one set whole rice cakes." Mark menyebutkan pesanannya di tempat order sebuah teashop yang cukup sepi siang itu. Sesaat sebelum membayar, Ia teringat akan juniornya yang sedang berdiri di kanan belakangnya. Kim Doyoung yang selalu meminta di traktir olehnya kemanapun dan dimanapun itu. Melihat Mark yang peka dan menoleh kearahnya, Doyoung mengangkat bibirnya 270 derajat, seringai senyum yang sempurna. "Ck, menyebalkan."—batin Mark.

"Doyoung, apa yang ingin Kau pesan?" tanya Mark dingin. Doyoung tampak berpikir.

"One iced americano, same desert with him, please." jawab Doyoung yang dibalas tatapan tajam mengerikan ala Mark. Bisa-bisanya pecandu kopi itu memesan kopi di sebuah tea specialty.

"Sorry, just double the previous order please!" ujar Mark mengabaikan Doyoung yang tampak masih berpikir. Petugas kasir di depannya hanya tersenyum tipis.

"OK sir, 19000 won."

Mereka pun berjalan menuju lantai dua, dan berhenti di meja paling pojok dengan pemandangan kota Seoul di jam makan siang. Doyoung hanya mengikuti arah langkah Mark, karena ini pertama kalinya Ia datang ke tempat ini. Doyoung mengakui bahwa tempat ini benar-benar gayanya Mark. Sepi, berkelas, berkualitas, dan aneh. Ya, aneh, desain interior tempat ini seperti perpaduan antara 6 konsep—industrial, classic, gothic, minimalis, dan tropis—dalam satu harmoni. Jangan lupakan indoor garden dengan puluhan jenis bunga di dalamnya, membuat Doyoung merasa cukup feminim.

"Kak, bagaimana Kau tahu ada tempat seperti ini? Dan tadi, minuman apa yang kau pesan itu? Apakah selama ini Kau pemakan bunga sehingga memiliki kulit yang sangat glowing dan sehat, belum lagi badanmu sangat bagus." tanya Doyoung panjang lebar tepat sesaat mendaratkan diri di kursi. Kecepatan bicaranya sudah seperti rapper Stray Kidz, boygroup asuhan JYP Entertainment yang sedang naik daun belakangan ini.

"Hanya manusia berteknologi dan penuh intuisi akan mengerti." jawab Mark sombong.

Doyoung memutar bola matanya malas, entah sudah berapa ratus kali Ia mendengar Mark membanggakan dirinya seperti itu semenjak kuliah hingga menjadi partner kerja. "Seleramu itu sangat freak, Kak. Alien."

"Aku suka keanehan. Tapi Aku bukan pemakan bunga, Kau pikir Aku kumbang?"

"Lantas tadi?"

"Itu minuman herbal. Edible flower. Minuman sehat yang kau tahu hanya kopi saja. Pantas otakmu berwarna coklat, buram, dan mengandung ampas." Jawab Mark dengan nada mengejek.

"Kurang ajar!" umpat Doyoung dengan suara dipelankan, karena seorang waitress baru saja datang mengantarkan pesanan mereka. Hmm, jaga image penting bagi seorang Kim Doyoung yang notabene adalah Mottae Solo.

"Kak, ada hal yang ingin Aku tanyakan."

"Tinggal tanya saja."

"Profesor Eric Sohn. Siapa dia sebenarnya? Well, dia ahli toksikologi, Aku tahu. Tapi mengapa Kau begitu percaya padanya? Biasanya Kau akan meneliti dan menjadi paparazzi untuk setiap orang yang akan kau mintai kerjasama."

"Bukankah Aku sudah mengatakan di awal, Aku mengenalnya dari kasus food fraud lima tahun silam?"

"Oke. Tapi Aku menggali informasi tentangnya semalaman, setelah Jaehyun menginformasikan bahwa dia akan membantu proses investigasi. Dia sudah tidak lagi menjadi peneliti tetap di KAIST empat tahun terakhir. Namanya tidak terdaftar disana." tutur Doyoung santai sembari sesekali menyesap tisanenya. Perhatian Mark sedikit teralihkan dari kegiatannya mencapit rice cake.

"Tidak ada afiliasi dengan siapapun. Laboratorium pribadi? Aku juga tidak menemukan identitasnya di database Kementerian Riset dan Teknologi. Kau tahu, untuk membuat laboratorium seperti itu, birokrasinya tidaklah main-main. Semua terekam secara transparan dan real time. Satu lagi, bagaimana dia memverifikasi keahliannya selama 4 tahun? Jika Ia tidak berafiliasi dengan siapapun?" lanjut Doyoung. Penjelasannya kali ini berhasil membuat Mark menaruh sumpitnya, dan menatap Doyoung serius. Ia tahu, meskipun Doyoung terkesan tidak serius dan banyak bicara, intuisi dan asumsinya tidak bisa diabaikan.

"Lantas?" tanya Mark singkat dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

"Aku tidak mempercayainya bahkan 60% pun. Kita bekerja untuk pemerintah, masyarakat, dengan penuh legalitas. Bagaimana bisa kita bekerja dengan seseorang yang—katakanlah tidak jelas." final Doyoung, lalu dibalas angkatan alis oleh Mark.

TINGG!!

Dokter Lee Taeyong

Mark, substansi telah teridentifikasi

Kemiripan 78% dengan AMV, TuMV, WSMV, PsBXMC, dan Bt. Toxin termodifikasi ini mengarah kepada pangan hasil rekayasa genetik

Siapa supplier bahan pangan sekolah itu?

"Simpan dulu semua asumsimu, panggil Jaehyun sekarang. Kita akan menuju Daegu" titah Mark cepat

ตอนถัดไป