"Kamu yang berinisiatif ingin bercinta dengan Aiden semalam. Bagaimana rasanya bercinta di bawah pengaruh alkohol? Apakah rasanya lebih menggairahkan?" tanya Tara dengan tidak tahu malu.
"Mengapa kamu menanyakan banyak hal? Apakah kamu sedang cari pacar?" goda Anya sambil berusaha untuk menutupi rasa malunya.
Meski sudah digoda seperti itu pun, Tara sama sekali tidak malu. "Aku penasaran karena belum pernah mencobanya. Bagaimana rasanya?"
"Tara sepertinya kamu memang benar-benar butuh pacar!" Anya tertawa terbahak-bahak melihat sahabatnya itu.
"Siapa yang butuh pacar?" pada saat itu, suara Nico terdengar dari pintu.
Tara menoleh ke belakang dan melihat pintu kamarnya terbuka. Setelah itu ia memelototi Anya karena saat mereka masuk ke dalam kamar, Anya masuk paling terakhir. "Mengapa kamu tidak menutup pintunya?"
"Aku sudah menutup dan menguncinya!" Anya juga terlihat bingung.
Nico melambaikan kunci berbentuk kartu di tangannya. "Aku membuka pintunya sendiri."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com