"Paman, apakah kamu tidak ingin melihat Bibi dengan pakaian renang?" tanya Nico dengan penuh semangat.
"Aku tidak bisa melihat," suara Aiden terdengar dingin saat mengatakannya.
Anya menatap ke arah Aiden. Ia tidak tahu apakah ini cuma perasaannya saja atau tidak, tetapi setelah kembali dari luar negeri, Aiden terlihat sedikit berbeda.
Walaupun ia sudah lama tinggal di rumah ini dan mengenal seluk beluk rumahnya, tingkahnya sangat berbeda, tidak seperti orang buta pada umumnya.
Meski ia cerdas dan peka sekali pun, bagaimana bisa ia bertindak seperti orang normal?
"Apakah matamu sama sekali tidak membaik?" tanya Anya dengan curiga.
"Semalam suasana hatiku sangat baik. Jadi aku bisa melihat dengan sedikit lebih jelas sekarang," Aiden menatapnya sambil tersenyum.
Mata Anya terbelalak saat mendengar jawaban Aiden. Ia memikirkan mengenai situasi tadi pagi saat Aiden tidur dengan tangan yang menempel di dadanya. Apakah ia juga melihatnya?
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com