"Anya …" Raisa tersenyum dengan manis saat menyebut nama Anya, tetapi entah mengapa Anya malah merasakan firasat buruk akan datang begitu melihat senyuman itu.
Ia tidak ingin berurusan dengan gadis ini, namun ia tidak bisa ke mana pun sekarang. Raisa menghalangi pintu keluarnya dan tidak membiarkan Anya untuk melewatinya.
Anya hanya bisa menghela napas saat melihat tubuh Raisa yang menghalangi jalannya. Ia berusaha untuk tetap tenang saat menghadapi gadis itu. "Raisa ..." sapanya dengan pelan.
"Anya, kebetulan aku bertemu denganmu di sini! Kakakku sudah pulang. Aku ingin membeli aromaterapi untuk kamarnya. Apakah kamu tahu aromaterapi mana yang harus aku pilih?" kata Raisa sambil memandang wajah Anya dengan seksama seakan-akan sedang mengamati reaksi wanita di hadapannya itu.
Wajah Anya memucat ketika mendengar berita bahwa kakak Raisa sudah pulang. Ia begitu terkejut saat mendengar berita itu sehingga ia hanya bisa terdiam di tempatnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com