Aiden melangkah keluar ke balkon sambil membawa ponselnya yang bergetar. Setelah ia keluar, ia sedikit menutup pintu balkon itu agar angin tidak masuk ke dalam kamarnya. Ia tidak mau kalau sampai Anya sakit karena angin malam.
"Bagaimana hasil penyelidikannya?" Aiden terus melangkah hingga ujung balkon tersebut dan menumpangkan kedua tangannya pada pagar balkon. Langit malam itu terlihat sangat gelap, tidak ada bulan maupun bintang-bintang yang terlihat. Angin terus berhembus, tetapi tidak membuat Aiden merasa kedinginan sedikit pun.
"Tuan, saya sudah mencari apoteker yang meracik obat Anda. Ia sudah meninggal karena terpeleset dan terjatuh dari balkon rumahnya," kata Harris dari ujung telepon.
Senyum dingin muncul di wajah Aiden, membuat wajahnya yang tampan terlihat menyeramkan. "Imel sangat cerdik. Ia bergerak dengan sangat cepat!"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com