Ketika mereka masuk ke dalam kamar mereka, jelas kedua perempuan itu bersemangat dan adrenalin mereka sedang berpacu. Mereka ingin merayakan kemenangan mereka.
"Kak Randika memang luar biasa." Hannah langsung memeluk Randika dan mencium pipi Randika. Ketika Randika ingin berbuat lebih, Hannah sudah lepas dari pelukannya.
"Aku harus cerita ini ke kak Inggrid." Kata Hannah dengan semangat.
"Ran, dari mana teman-temanmu itu? Kenapa mereka muncul tiba-tiba?" Viona yang terkagum-kagum Randika itu langsung bertanya mengenai pasukan Ares yang tiba-tiba muncul tadi.
"Mereka itu anak buahnya temanku." Kata Randika.
Dia masih berusaha menyembunyikan identitas aslinya.
Di permukaan, dia adalah orang biasa. Identitas aslinya akan membahayakan siapapun yang mengetahuinya jadi sebisa mungkin Randika mendekam rahasia ini seorang diri.
....
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com