Ketika Vero melihat kedua orang itu tidak menoleh sama sekali, dia dengan cepat menjadi marah dan menyuruh kedua pengawalnya untuk menghentikan mereka.
"Aku bilang berhenti!"
Suara Vero benar-benar keras, dia tertatih-tatih mengejar Randika dan Indra. Untungnya kedua pengawalnya berhasil mencegat mereka.
Randika mengerutkan dahinya dan menoleh ke arah Vero. "Kau memanggil kami?"
"Siapa lagi memangnya yang ada di sini? Apa kau tidak dengar aku berteriak dari tadi?" Omel Vero dengan napas terengah-engah. Keringatnya mengalir deras dan membuat bajunya menjadi basah.
"Banyak pejalan kaki yang berjalan sama kita, bagaimana caranya aku tahu kau memanggilku? Aku punya nama dan jelas itu bukan 'hei' ataupun 'berhenti'."
"Kau!" Vero tidak menyangka Randika akan bersifat kurang ajar seperti itu. Dia sekali lagi meledak. "Aku tidak punya urusan denganmu, pergi sana dasar pria miskin!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com