Saat Keenan dan Vero sampai di apartemen jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Tapi Kirana tidak ada di dalam.
Kemana kakakku, batin Keenan penasaran.
Keenan menggendong Vero dan meletakan tubuh gadis itu di sofa ruang tamu. Keenan berjongkok di sebelah Vero.
"Ver, Ver," Keenan berusaha memanggil nama Vero.
Gadis itu menggeliat. "Apa?"
"Gimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?" Keenan cemas. Vero jarang mabuk tapi sekalinya mabuk dia bertingkah seperti orang mati.
"Panas. Haus," erang Vero.
Dengan sigap Keenan ke dapur. Dia mengambil air. Ia membantu Vero minum. Di saat mabuk, orang biasanya kehausan.
"Panas banget, Nan," keluh Vero dengan mata terpejam. Gadis itu berusaha membuka kemejanya.
"Ver, kamu gak boleh buka baju di sini," Keenan mencegah tangan Vero membuka lebih banyak kancing baju.
"Kamu kan adikku," jawab Vero meracau.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com