Adi berjalan mengikuti Win masuk ke sebuah bar. Bar itu berada di pinggiran Jakarta dan dari luar tidak nampak seperti bar. Jauh lebih mirip restoran modern yang menyajikan makanan Western. Saat masuk ke dalam bar tersebut, mata Adi terbelalak.
Semua pelayan di sana pria! Tubunhya bagus! Sixpack! Dan bertelanjang dada!
"Tunggu dulu," Adi memegang lengan Win. "Ini bar macam apa?"
"Kan kamu bilang mau nyari asisten buat Tuan Victor. Ya di sini nyarinya," Win bicara dengan santai tanpa beban.
Adi benar-benar tidak tahu kalau ada bar seperti ini. Semua pelayannya punya badan atletis dan bertelanjang dada plus pengunjungnya perempuan semua. Mereka datang bergerombol. Ada pula yang datang hanya seorang diri.
"Kamu gak berniat menjualku ke tante-tante girang kan?" Adi panik.
"Kalau aku mau menjualmu, aku gak ke sini. Aku lebih milih menjual organmu ke pasar gelap dan dapat uang untuk modal membuka barku sendiri," kata Win serius.
"…."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com