Miranda sedang berjalan masuk ke dalam gedung Lesmana Corp. Ketika Miranda lewat semua staf membungkukkan badan padanya. Mereka terlalu takut pada sosok putri CEO Lesmana Corp yang terkenal galak.
Bahkan ketika lewat di depan kedua sekertaris ayahnya, Miranda sama sekali tidak menyapa. Ia malas berbicara dengan pegawai rendahan.
Sayangnya saat masuk ke ruangan, Miranda tidak dapat menemukan ayahnya. Miranda pun keluar lagi.
"Di mana ayahku?" tanya Miranda pada sekertaris ayah.
Kedua sekertaris ayahnya saling pandang.
"Tu-tuan sedang rapat, Nona," jawab salah satu dari mereka.
"Kapan rapatnya selesai?" tanya Miranda lagi. Dia mulai kesal karena tidak berhasil bertemu dengan ayahnya.
"Rapatnya baru akan selesai malam nanti," jawab sebuah suara. Itu Raka. Melihat Raka membuat dua sekertaris ayah bernapas lega.
Miranda melipatkan tangannya di dada.
"Kamu lagi," kata Miranda bosan. Sepertinya ia harus terus melihat Raka di rumah dan di kantor.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com