Barry hanya bisa diam, perasaannya berkecamuk setelah mengantarkan Tarra pulang Barry menuju sebuah klub untuk menghilangkan penatnya. Berakli-kali Barry telah menegak minuman kerasnya, entah berapa botol minuman yang telah ia habiskan namun rasa sakit di hatinya tak kunjung hilang juga.
Ditolak..
Menyakitkan, rasanya menyakitkan karena Barry berharap sangat besar dengan hubungan tersebut, ekspektasi Barry terlalu tinggi hingga ia jatuh ke dalam lubang yang sangat menyakitkan.
Barry kembali menengak minuman keras tersebut ia berharap bisa menghilangkan rasa sakit yang membelenggu hatinya itu, semakin malam waktu semakin banyak pula minuman yang Barry tenggak ia kemudian menjatuhkan kepalanya di atas meja bar sambil tertawa menertawakan kebodohannya itu.
Tarra wanita yang Barry sukai itu menolaknya mentah-mentah, bahkan tanpa sedikit pun berpura-pura untuk menyukainya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com