Kedai kopi milik sang ayah kembali di buka dan sudah ramai pengunjung seperti biasanya bahkan seketika pengunjung membludak setelah berapa bulan mereka menutup kedai itu lantaran masih berduka. Ervan mendadak menguasai teknik dan tata cara sang ayah biasa mengolah dan menyedu kopi langganan para pengunjung setia kedai itu.
Kenzo memperhatikan gelagat Ervan yang sejak tadi sibuk, sekejap dia seperti melihat ayahnya pada sosok sang kakak, dan sekejap pula berubah menjadi sosok Ervan kembali. Lantas sang ibu menghampiri Kenzo membuatnya terkejut begitu sang ibu menyapanya dari arah samping.
"Nak, kenapa melamun?" tanya sang ibu.
Kenzo terkejut lantas menoleh menatap wajah ibunya yang tampak masih lesu dan kesedihan terpancar dari kedua matanya.
"Bu, sebaiknya ibu istirahat saja di rumah temani nenek. Biar aku dan kak Ervan yang mengurus pelanggan disini," sahutnya sambil beranjak berdiri dan menggenggam tangan sang ibu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com