webnovel

Rezeki Tak Akan Kemana

Jack perlahan memutar tubuhnya.

Grrrr~

Seekor serigala dengan mata merah menyala sedang berdiri di atas dahan pohon yang sedikit lebih tinggi dari kepala Jack. Di taring besarnya terlihat darah yang menetes, seperti telah memakan sesuatu yang hidup. Matanya yang merah menyala seperti darah sedang melihat dan mengamatinya, seperti siap menerkamnya kapan saja. Jantung Jack berdetak kencang, insting bertahan hidupnya memuncak saat itu juga. otaknya berpikir keras mencari cara untuk bertahan hidup. Saat serigala itu hendak menerkamnya, ia memiringkan badannya ke arah kiri untuk memancing serigala tersebut. Serigala itu melompat! Jack mengembalikan posisi badannya seperti semula. Dengan kedua tangannya, Jack memegang kaki depan serigala itu lalu dengan menggunakan momentum terkaman serigala tersebut. Ia melompat dan mendorong serigala itu sambil tetap memegang kedua kaki depannya. Mereka pun terjatuh dari pohon itu. Jack yang sudah bersiap untuk jatuh mengarahkan kepala serigala itu ke atas tanah.

"Krak, Ngik~ ngik~ ngik."

Kepala serigala itu menghantam tanah dengan keras, terdengar suara sesuatu yang patah dari lehernya. Serigala itu sempat meronta dan bersuara beberapa kali sebelum diam seutuhnya. Dari dalam tubuh serigala itu keluar butiran cahaya keemasan yang kemudian berkumpul dan bergerak ke arah Jack.

"Cahaya apa itu?"

Jack berusaha menghindar, tapi butiran cahaya bergerak dengan sangat cepat dan mengenai dadanya. Seperti terserap oleh tubuhnya, cahaya itu perlahan hilang. Tubuh Jack terasa hangat seperti sedang berendam di pemandian air panas. Jack melihat mayat serigala itu, kemudian melihat ke sekelilingnya untuk memastikan bahwa tidak ada serigala lain yang sedang mengintainya.

"Fuuuuuuuuhhh"

Jack mencoba menenangkan dirinya dengan menghela nafas panjang. Ia berjalan ke arah tubuh serigala tadi dan mengeceknya.

Serigala itu satu setengah kali lebih besar dari serigala yang ada di bumi, bentuknya pun sedikit berbeda. Taringnya lebih besar, terutama dua taring yang berada di rahang bawah, ukurannya sebesar es krim cornetto mini yang ada di bumi. Untung saja serigala di sini tidak berburu secara kelompok, kalau tidak, bisa mati aku. Kelihatannya tidak ada item yang keluar dari tubuh serigala ini setelah aku membunuhnya. Aku merasa agak kecewa. Lebih baik aku kembali ke atas.

Setelah memastikan situasi di sekeliling tempat itu sekali lagi, Jack kembali naik ke pohon besar itu.

"Sebaiknya aku tidak bersuara, aku akan beristirahat sebentar sambil mengamati kondisi sekitar" Kata Jack sambil bersender di dahan pohon tempat ia berada tadi, ia tidak merasa ada luka di tubuhnya setelah lompat dari pohon tadi. Tapi rasa letih dan beban pikiran yang menumpuk membuat Jack tak sanggup lagi menahan matanya yang berat.

Lima belas menit kemudian Jack pun tertidur.

...

Sinar bulan purnama biru yang menggantung di atas langit mulai redup, lolongan serigala pun mulai tak terdengar lagi. Matahari yang perlahan meninggi mengubah suasana menjadi lebih hangat, membangunkan burung yang mulai mencari makan. Di hutan yang sepi itu seorang pemuda membuka matanya.

Hoam~

Ternyata aku tertidur semalam.

wah, sudah cukup siang ternyata.

Bajuku juga sudah kering.

Jack melihat matahari telah meninggi, tapi hutan itu tetap terlihat gelap. Titik-titik cahaya kecil yang terlihat di kejauhan memberitahunya kalau hari sudah cukup siang. Jack memegang bajunya dan merasa sudah cukup kering, ia pun memakainya.

"Status"

Jack

Level 1 <Human><Slave> EXP- 35/100

Title : 'Transmigrator from another world'

Health : 13/13

Mana : 11/11

STR : 8 +

AGL : 10 +

INT : 21 +

Attack : 1

Speed : 2

Magic : 4

Resp. : 1

Intuition : 0

"Experience serigala itu cuma 35, aku harus membunuh dua lagi untuk bisa naik level. Sekarang lebih baik aku memanjat pohon ini untuk mengetahui dimana posisiku sekarang"

Jack memanjat pohon itu dengan gesit, badannya yang kecil dan tumbuhan yang merambat memudahkannya menaiki pohon besar itu. Setelah memanjat sekitar tiga puluh meter Jack dapat melihat kondisi hutan itu dari atas. Yang dapat ia lihat Hanya lautan pepohonan di segala penjuru, serta sungai yang meliuk-liuk seperti ular.

"Fuih, luas sekali hutan ini. Sepertinya tidak ada penduduk yang bermukim di sekitar sini, aku harus pergi ke arah mana untuk mencari desa atau kota terdekat?"

Sambil mengamati hutan itu dari atas Jack memikirkan ke mana ia akan pergi. Saat itu ia melihat sesuatu yang sepertinya bukan berasal dari hutan ini dan letaknya tidak jauh dari situ, di pinggir sungai sekitar seratus meter dari pohon tempat ia berada. Ia pun mengamati dan mencari tahu apa itu.

"Sesuatu yang berada di pinggir sungai itu terlihat mencurigakan, sepertinya bukan dari hutan ini, aku harus menyelidikinya".

Jack turun, setelah sampai di percabangan tempatnya tidur, ia melihat bercak darah yang ditinggalkan oleh serigala semalam. Jejak itu mengarah ke daerah dimana benda aneh yang ia lihat dari atas tadi, ia pun mengikutinya dengan hati-hati.

Setelah berada di jarak sepuluh meter Jack mulai dapat melihat wujud benda itu. Ternyata itu adalah seorang manusia, lebih tepatnya mayat manusia karena ia tidak bergerak sedikitpun dari tempat itu sejak Jack melihatnya dari atas. Sambil mengamati kondisi sekelilingnya takut ada binatang buas lain yang berada di sana, ia pun berjalan mendekati mayat itu.

Mayat itu memakai baju serba hitam seperti seorang ninja, walaupun bajunya sudah terkoyak Jack masih dapat mengetahui kalau orang itu dulunya seorang pencuri dari baju yang ia pakai. Ia merasa mau muntah saat melihatnya, perut dan dada mayat itu terkoyak, terlihat organ dalam yang berhamburan keluar.

Walaupun sedikit jijik, Jack mencoba mencari sesuatu yang bisa ia gunakan. Beruntung ia bisa menemukan dua buah pisau yang berada di tangan mayat itu. Pisau yang satu cukup kecil, berbentuk seperti pisau komando dengan panjang mata tajam sekitar sepuluh sentimeter. Pisau yang satunya lebih besar, sepeti pisau seorang pembunuh, bentuknya agak ramping dan kedua sisinya tajam, panjang mata pisaunya sekitar dua puluh sentimeter dan beratnya sekitar setengah kilogram. Sepertinya pisau ini digunakan untuk menusuk musuh.

"Lumayan, bisa kugunakan untuk bertahan hidup di hutan ini. Apa ini, kantong kecil ini sepertinya berisi sesuatu yang berharga".

Jack mengambilnya dan mencucinya di sungai karena berlumuran darah. ia membuka kantong yang beratnya sekitar dua ratus gram itu, isinya seperti uang logam, ada yang berwarna perak dan ada yang kuning kecokelatan, Jack pun menghitungnya.

"Hmm, mungkin ini uang yang dipakai di dunia ini. Koin perak ada lima belas, koin perunggu ada tiga puluh. Hahaha Aku kaya, semoga dengan uang ini aku sudah termasuk orang berada, rezeki tak akan kemana"

Jack mencoba meraba mayat itu dengan lebih teliti untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Yang ia temukan hanya sebuah sabuk kulit berwarna cokelat tua yang memiliki dua buah tempat pisau yang menggantung di sebelah kirinya. Ia mengambil, mencuci lalu memakainya. Setela itu memasukkan pisau tadi ke dalam sarungnya.

Terlihat keren, seperti seorang petualang. Sayang bajunya sudah terkoyak, bahan dan modelnya terlihat nyaman dan hangat. Sangat berbeda dengan baju yang kupakai sekarang, kasar dan tebal, seperti terbuat dari serat tanaman. Orang ini kelihatannya sedang melarikan diri setelah mencuri di rumah orang kaya, aku harus mencari tahu dari mana ia berasal, paling tidak di sana ada manusia lain.

Setelah berusaha mengikuti jejak darah dan tapak kaki di sekitar tempat itu, Jack menemukan adanya perlawanan. Ia pun mengikuti jejak itu dan beberapa saat kemudian menemukan sebuah bungkusan besar yang dapat digendong seperti tas. Bungkusan itu berwarna biru gelap, di ujungnya ada tali berwarna emas yang mengikatnya, tingginya sekitar satu meter dengan lebar setengah meter.

Jack mencoba mengangkatnya. Berat sekali tas ini, sekitar sembilan puluh kilogram, kira-kira isinya apa ya.

Tidak mau lama-lama berada di tempat itu Jack pun menyeretnya menjauh ke tempat yang lebih aman.

Hutan itu sepi dan gelap, burung pun enggan bersuara di sana. Yang terdengar hanya suara deburan angin yang menggoyangkan ranting-ranting pohon yang tingginya dua puluhan meter itu. Di bawah pohon tinggi yang batangnya cukup besar, seorang laki-laki sedang menyeret sebuah bungkusan besar berwarna biru, ia terlihat kelelahan.

"Hah, hah, hah..."

"Kurasa cukup, tempat ini terlihat cukup aman, aku bisa mengamati kondisi sekelilingku dengan baik"

*Kruuk~ Kruuk~

Perut Jack mengeluarkan suara aneh, seperti mengingatkannya akan sesuatu.

"Ukhhh, baru sadar perutku rasanya lapar sekali, seperti dua hari belum makan. Apa yang bisa kumakan di sini ya? Hmm, akan kulihat isi dari tas ini dulu, mungkin saja ada makanan di dalamnya"

Jack pun membuka tas itu, di dalamnya ia menemukan beberapa botol bening kecil berisi berbagai cairan yang dibungkus dengan rapi oleh kain. Botol itu terlihat seperti sebuah ramuan obat, ada yang berwarna hijau gelap, ada yang berwarna biru tua dan ada juga yang berwarna cokelat. Bentuknya silinder memanjang dengan diameter 2,5 cm dan panjang 7 cm, sepertinya terbuat dari bahan yang sangat keras tapi tembus pandang.

Apa ini yang dinamakan ramuan potion seperti yang ada di game? Oh iya, biasanya di game RPG aku bisa melihat penjelasan tentang barang yang sedang kupegang. Tapi aku tidak bisa melihat tulisan apapun saat memegang ramuan ini, waktu memegang pisau juga begitu. Apa ada cara lain untuk mengetahuinya? Akan kucoba.

"Item Description"

"Inspect"

"Scan"

"Info"

"Woy, nggak ngaruh"

Tiba-tiba Jack menepuk jidatnya. Bodohnya aku, kenapa aku sibuk membawa tas tadi, harusnya seperti di game RPG aku bisa membuka inventory.

"Inventory"

"Open Inventory"

"Buka Inventory"

"Tas"

"Buka Tas"

"Buka woy~"

"Heh, sepertinya tidak ada"

"Equipment"

Jack

Head : <Empty>

Arms : <Empty>

Body : Slave Clothes; Slave Pants; Leather Belt

Legs : <Empty>

Sebuah jendela equipment keluar. Ia mencoba menekan tulisan 'Slave Clothes'.

Slave Clothes <Normal>

Description : Baju yang biasa dipakai para budak, kasar dan tidak nyaman dipakai.

Attribute : -

Kemudian 'Slave Pants'

Slave Pants <Normal>

Description : Celana yang biasa dipakai para budak, kasar dan tidak nyaman dipakai.

Attribute : -

Leather Belt <Normal>

Description : Sabuk kulit berkualitas baik, terdapat tempat senjata dan enam selot ramuan.

Attribute : - Speed -0,1

Jadi ini untuk tempat ramuan. Bagaimana kalau aku memegang sebuah senjata. Jack mengeluarkan pisau di pinggangnya.

"Equipment"

Jack

Head : <Empty>

Arms : Steel Stabing Dagger;

Body : Slave Clothes; Slave Pants; Leather Belt

Legs : <Empty>

Steel Stabing Dagger <Normal>

Description : Pisau seorang pembunuh bayaran, memiliki kemampuan penetrasi yang tinggi.

Attribute : - Speed - 0,3

Apa ini? kenapa atributnya speed - 0,3? Apa pisau ini ada kutukannya?. Jack memasukkan pisaunya lagi setelah mengamatinya selama beberapa saat. Jadi aku bisa mengetahui keterangan barang yang kupakai.

*Kruuk~ Kruuk~

Ukh, yang lebih penting dulu, makanan. Tapi setelah Jack mengacak-acak tas itu, ia hanya menemukan ramuan,uang, pakaian, batu aneh, beberapa perhiasan, batu berharga, dan korek api.

"Cih, tak ada makanan sedikitpun. Harus makan apa aku? Cari buah? aku bisa mati duluan, cari ikan? tidak punya alatnya, makan tumbuhan? tumbuhan mana ya yang bisa dimakan?. Hmm, terpaksa aku makan serigala kemarin, semoga dagingnya tidak beracun. Aku aku bisa membuat api dengan korek api yang ada di dalam tas".

Jack kembali ke tempat ia membunuh serigala itu dan menggunakan pisaunya untuk memotongnya, saat akan memotong kepalanya ia sadar ada yang berbeda. Di dahi serigala itu terdapat sebuah batu kecil berwarna biru seukuran kelereng kecil, tapi bentuknya tidak bulat sempurna. Sepertinya ia telah melihat batu yang mirip di dalam tas yang ia temukan tadi.

Batu apa ini? sepertinya kemarin belum ada. Lebih baik aku simpan, pasti cukup berharga karena di tas orang itu banyak batu yang mirip dengan batu ini.

Jack memotong-motong serigala itu dengan pisau kecilnya karena pisau yang besar sepertinya tidak cocok digunakan untuk pekerjaan itu. Pertama, dengan susah payah ia memotong kepalanya. Menyayat kulit di bagian perut ke bawah dan memisahkan kulit itu dari dagingnya. Kemudian ia membuka perutnya perlahan-lahan agar tidak melukai bagian dalamnya karena ia tidak mau daging itu bercampur dengan daging manusia yang mati di tepi sungai. Ia mencoba mengambil dua taring di rahang bawah serigala itu, baru setelah memukulnya menggunakan sebuah batu ia dapat melepasnya dari rahangnya. Ia hanya mengambil tiga kilo daging dan beberapa organ dalam seperti jantung dan hati serta dua taring di rahang bawah. Ia hampir muntah beberapa kali saat melakukannya. Sebenarnya ia ingin mengambil kulit serigala itu, tapi ia takut kalau baunya akan mengundang serigala lain saat ia bawa.

Akhirnya selesai juga, kulit serigala ini sangat kuat, cukup sulit untuk merobeknya walaupun menggunakan pisau. Taring ini sangat kuat, sepertinya bisa dibuat senjata seperti tombak atau semacamnya, saat kupukul dengan batu keras pun ia tidak lecet sedikitpun. Aku akan mengambil otot tendon serigala ini untuk mengikat taring itu dengan tongkat. Aku pernah baca kalau otot tendon hewan sangat kuat dan lentur, cocok digunakan sebagai pengikat senjata seperti tombak karena kalau sudah kering otot itu akan mengeras dan membuat mata tombaknya susah terlepas, seperti senjata zaman purba. Jack menghela nafas setelah selesai mengambil apa yang ia butuhkan.

Ia membawanya mendekati sungai untuk memasaknya di sana, karena tempatnya yang cukup rata dan tidak ada batang maupun rumput tinggi di sana, sehingga ia tidak perlu takut apinya menjalar ke mana-mana.

Jack mengumpulkan kayu kering dan bersiap untuk memasak daging itu.

ตอนถัดไป