Setelah makan malam, Ratu dan Danang mengobrol di teras.
"Papaku ingin menginap di sini, boleh?"
"Tentu saja boleh. Aku malah senang, karena aku punya banyak waktu berduaan denganmu," goda Danang.
"Maaf, Mas. Aku tetap pulang. Cuma Papaku yang menginap. Dia sangat ingin mengobrol dengan Om Soni."
"Oh, begitu. Masih sore, jangan pulang dulu," ucap Danang merajuk. Ia sangat merindukan Ratu dan masih enggan untuk berpisah.
"Jam setengah sebelas malam, kamu bilang masih sore? Yang benar saja, Mas," cibir Ratu.
"Ah, aku masih sangat rindu dan kamu sudah mau pergi," rajuk Danang.
"Mas, kamu pasti capek setelah turun dari pesawat. Aku akan pulang bersama Pak Fariz dan kamu … cepat pergi tidur!"
Ratu bangun dan melangkah masuk ke mobil. Danang melambaikan tangannya. Meskipun berat, ia harus merelakan Ratu pulang. Masih ada hari esok untuk mereka saling bertemu.
***
Gadis itu berbaring di ranjang dan berguling-guling dengan gelisah selama beberapa kali.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com