Tiba di rumah, Vivi melempar tasnya ke sofa lalu duduk dengan kesal. Semuanya menatap bingung. Pulang belanja, Vivi terlihat cemberut. Rasanya langit tiba-tiba mendung dan siap mencurahkan air serta kilat.
"Kamu kenapa, Sayang? Pulang dari pasar kok cemberut?" tanya Jefri.
"Masa, aku dibilang tante genit gak sadar umur. Bagaimana aku tidak kesal," jawab Vivi kesal.
"Bukan hanya dia, tapi kami bertiga." Yuka menambahi ucapan Vivi.
"Haha, berani sekali mereka mengejek kalian," goda Tristan. Ia mendapatkan hadiah tatapan tajam dari tiga wanita yang sedang kesal itu. "Upstt! Maaf. Maksud aku, mereka sudah bosan hidup. Berani-beraninya mengejek kalian. Siapa dia? Kami akan mencari dan memberinya pelajaran," ucap Tristan.
"Hah, mana kami tahu. Lagipula, memangnya kami anak kecil. Kami hanya kesal saja," gerutu Haruna.
"Sudah, sudah. Memangnya apa yang kalian lakukan? Karena pasti ada penyebabnya bukan?" tanya Kamal.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com