•
•
•
Satu minggu telah berlalu, kondisi jimin membaik namun hari ini ia harus melakukan terapi pertamanya. Kini jimin akan melakukan terapi EMDR atau Eye Movement dengan seorang terapis muda bernama Lee shi kang.
"Sayang, aku akan menunggumu di luar sini ne?!"
"Kookie,t-tapi...
"Tidak apa-apa sayang. Tenang saja ne.." Bujuk jungkook karena ia tahu sebenarnya jimin masih merasa ketakutan dan tak nyaman jika berinteraksi dengan orang lain setelah kejadian satu minggu yang lalu.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
"Maaf! Anda tuan Park jimin?" Tanya seorang perawat yang baru saja keluar dari ruangan itu.
"N-ne saya." Ucap jimin sambil menunduk.
"Mari tuan ikut saya, terapis anda sudah menunggu." Ucap perawat itu.
"Pergilah baby, tidak apa-apa." Jimin menggeleng. Jimin tak mau masuk jika jungkook tak menemaninya.
"Tidak apa-apa, kau pasti bisa sayang." Jimin tetap kukuh menggeleng dia merasa takut karena yang jimin tau terapis akan menggali masa lalu dari ingatan pasiennya dan jimin tidak ingin mengingat kembali saat-saat menyeramkan itu.
"Tuan tenang saja. Saya tau apa yang ada di fikiran anda. Semua juga beranggapan seperti itu namun semua yang di lakukan para terapis ada tahapnya. Karena mereka juga harus mengetahui kondisi pasiennya. Jadi tuan tenang saja. Jadi, sekarang mari saya akan pada Tuan Lee selaku terapis anda." Bujuk perawat itu meyakinkan jimin agar ia mau melakukan terapinya.
Jungkook menangkup wajah jimin untuk dapat menatapnya. " Sayang, dengar! Kau ingin bertemu jungmin bukan?..—jimin pun mengangguk— ..maka dari itu kau harus sembuh. Jungmin juga ingin bertemu Mommy nya. Jadi kau harus yakin untuk melakukan ini untuk kesembuhan mu demi jungmin." Jimin pun mulai membuka pikirannya jika dia tak melakukan ini dan berjuang untuk sembuh dia tidak bisa melihat jungmin nya dan akan tetap berada di rumah sakit. Jadi, jimin harus mengambil keputusan sekarang.
"aku akan melakukannya." Jungkook pun tersenyum lebar dan memberikan kecupan pada kening jimin.
𝘾𝙪𝙥
"Sekarang masuklah! Lebih cepat lebih baik dan kau akan segera bertemu jungmin." Jimin pun tersenyum mendengar penuturan kekasihnya.
"Terima kasih kookie."
"Ne, sekarang masuklah!" Jimin pun berbalik ke arah perawat itu dan tersenyum. Perawat itu pun membalas senyum jimin.
"Keputusan yang bagus tuan. Mari saya akan mengantar anda. Tak perlu takut lagi yakinkan diri anda untuk bisa meraih kesembuhan tuan." Ucap perawat itu memberikan semangat pada jimin.
"Ne, terima kasih." Jimin dan perawat itu pun masuk ke dalam ruangan itu untuk menemui sang terapis.
•••
"Silahkan duduk tuan jimin." Ucap tuan lee pada jimin.
"Ne terima kasih."
"Saya sudah mengetahui permasalahan anda tuan jimin? Benar?"
"Benar."
"Baiklah saya akan memberikan sedikit penjelasan beberapa sesi dalam terapi EMDR ini. Pertama Client history, ke dua Preparation, ke tiga Assessment ke empat Desensitizention, ke lima Installation, ke enam Body scan, ke tujuh Clousure, dan terakhir Reevaluation."
Tuan lee pun menjelaskan sesi pertama mereka tentang Client History. Jimin mendengarkan dengan baik penjelasannya dan setelahnya jimin pun di minta untuk melakukan apa yang telah di jelaskan tuan lee.
Jimin pun melakukannya. Menjelaskan tentang dirinya dari kisah ke dua orang tuanya yang ia tahu diteruskan dengan kehidupannya setelah orang tua nya meninggal.
"Apa selama ini tuan tidak bertemu lagi dengan adik anda?" Tanya tuan Lee.
"Pernah sekali saya bertemu lagi beberapa minggu yang lalu."
"Ah, begitu. Lanjutkan kisah anda kembali."
Jimin pun melanjutkannya dimana ia bertemu jungkook di kantor yoongi saat itu. Hingga pelecehan yang di lakukan jungkook yang kini menjadi kekasihnya.
"Selama pelecehan itu apa kakak angkat anda tidak menolong anda dan mencari?"
"Dia mencari keberadaan ku saat itu namun, jungkook membuat cerita bohong pada yoongi hyung bahwa aku yang datang padanya. Dan berakhir yoongi hyung membenci ku saat itu."
Tuan lee pun mendengarkan semua dimana jimin yang hamil anak dari jungkook hingga ia di bawa ke Thailand oleh sepupu nya Lee seung gi. Dan bagaimana ia bertemu dengan sepupunya yang lain Lee jong suk Hingga ia di pertemukan dengan kakeknya.
Dua jam pun berlalu dan cerita jimin pun berlanjut dari perjodohan dengan cucu teman kakeknya yang ternyata adalah Min yoongi dan berlanjut hingga pada saat ia di culik. Dan saat menceritakannya jimin mulai sesak nafas dan tuan Lee yang melihat reaksi klien nya mencoba menenangkannya.
"Tuan jimin? Jimin? Jimin-ah tenang ne.. Ada saya disini. Rileks kan semua pikiran mu. Bernafas lah.. Bernafas.. Ya seperti itu.." Tuan Lee memberikan kata-kata penenang pada jimin sambil mengusap punggung jimin.
"Sudah merasa lebih baik?"
"N-ne terima kasih."
"Baiklah sampai disini saja dulu 2 hari lagi kita akan melakukan sesi kedua. Sekarang anda kembalilah ke kamar rawat anda untuk beristirahat."
"Ne tuan Lee."
"Mari saya antar keluar." Tuan Lee pun beranjak mengantar klien nya keluar dari ruangannya.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
Pintu ruangan itu terbuka. Jimin pun keluar bersama sang terapis. Di luar ruangan itu terlihat jungkook masih setia menunggu di sana dan saat melihat jimin keluar, jungkook menghampiri jimin dan memeluknya.
"Bagaimana sayang?" Jungkook yang melihat tuan Lee juga berada di sana membungkuk sopan.
"Tadi sempat hampir terjadi serangan panik namun masih dapat di atasi. Sekarang biarkan tuan jimin beristirahat. Untuk sesi selanjutnya kita akan bertemu dua hari lagi."
"Ne tuan terima kasih." Ucap jungkook dan membungkuk di ikuti jimin yang berada di sampingnya.
"Semoga lekas sembuh tuan jimin." Ucap tuan Lee.
"Ne tuan Lee terima kasih." Ucap jimin dengan tersenyum.
Kini jimin dan jungkook sedang berjalan santai dengan jungkook yang kini merangkul bahu sempit jimin.
"Bagaimana tadi sayang? Apa kau merasa kesulitan?"
"Tidak kookie, tadi aku merasa sangat nyaman di sana tapi, aku tadi sempat merasa sesak nafas saat menceritakan penculikan itu"
"Sekarang sudah lebih baik?"
"Em.. Sudah lebih baik. Aku ingin cepat-cepat keluar dari sini kookie."
"Sabar sayang. Sekarang kau istirahat ne.." Jimin pun mengangguk dan kini mereka sudah sampai pada ruangan jimin. Jungkook membantu jimin merebahkan tubuhnya.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
"Hyuuuuung!!!" Terlihat di sana setelah pintu itu terbuka, jihoon adik jimin berlari ke arah ranjang jimin.
"Jihoon?" Jihoon pun memeluk jimin dengan tangisan pilunya saat melihat jimin sedang berada di atas ranjang pesakitan nya. Sedang jimin membelalakkan matanya tak percaya jika adiknya akan datang.
"Jihoon-ah bagaimana kabarmu?"
"Aku baik hyung.. Hiks.. Apa y-yang terjadi.. Hiks.. Padamu hyung.. Hiks.. Hiks.."
"Hyung tak apa-apa jihoon. Hyung sudah baik-baik saja." Ucap jimin menenangkan adiknya. Jungkook yang melihat interaksi ke duanya pun tersenyum sesekali ikut mengusap punggung jihoon ikut menenangkan adik kekasihnya itu.
"Jihoon ke sini dengan siapa?" Tanya jimin.
"Dengan yoongi hyung, jihoon ke sini lebih dulu karena yoongi hyung masih menjemput eomma di mobil tadi. Mungkin sebentar lagi... Ucapan jihoon terpotong saat suara seorang wanita menyebut nama jimin.
"Jimin!"
"Eomma Min" Nyonya min pun bergegas menuju ranjang jimin di ikuti yoongi di belakangnya.
"Sayang? Bagaimana keadaanmu? Eomma sangat khawatir saat mendengar kau menghilang."
"Jimin sudah tidak apa-apa eomma."
"Syukurlah!" Nyonya min pun memberikan kecupan sayang pada puncak kepala jimin.
Di sisi lain, yoongi yang baru masuk melihat jungkook berdiri di samping jimin pun melihatnya tak suka dan memberikan tatapan tajamnya. Sedang jungkook yang merasa ada yang memperhatikannya pun menoleh dan benar saja yoongi di sana menatapnya tajam padanya.
𝙏𝘽𝘾