webnovel

Part 218. Memberi Unjuk Dirinya

Ciuman itu, meskipun hanya di pipi, tapi benar-benar membuat Davie tak bisa tidur. Setelah bermain-main sebentar dengan putranya, kemudian mengobrol sebentar juga dengan sang istri akhirnya dua orang yang disayanginya itu benar-benar tertidur.

Menyisakan dirinya yang seorang diri memendam perasaan bersalah dan berdosa. Sesekali matanya menatap istrinya yang tertidur pulas di sampingnya. Bukankah perempuan itu terlalu hebat untuk dirinya yang tak seberapa itu? Qiana adalah wanita tegar nan kuat. Sedangkan lagi-lagi, dia sudah pasti mengecewakannya. Dan itu terasa sangat menyesakkan.

Dosa nya terlalu banyak kepada istrinya dan sanggupkah dia mendapat balasannya? Entah sudah berapa kali dia menghela nafas panjang sejak tadi. Apalagi matanya tak bisa diajak kompromi karena rasa kantuk sama sekali tak menyerangnya. Ini sudah tengah malam dan dia benar-benar seperti terserang insomnia dadakan.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป