webnovel

Omelan Jesica

Hari ini Jesica hanya terduduk tak bersemangat saat melakukan fitting baju untuk pernikahan anaknya. Dia hanya memperhatikan setiap gerakan orang-orang yang ada didepannya sementara Kenan dengan sabar memperhatikan Kris yang tak mau diam.

"Masih pusing sayang?" Kenan ikut duduk dekat istrinya.

"Dikit aja, mungkin karena kurang makan aja Mas.."

"Iya tadi kamu makan roti aja itu juga sepotong.."

"Kayanya ice cream enak Mas.."

"Itu bukan makan, itu ngemil."

"Ya ngemil sebelum makan."

"Mau sekarang?Mas cariin."

"Engga, nanti aja udah selesai kakak."

"Kasian mommy Kris, sakit kayanya.." Kenan yang setelah itu dengan setia duduk disamping Jesica. Cukup lama mereka disana membuat Kris sedikit kesal dan menangis, untungnya tidak lama Ara selesai dan merekapun pergi menuju tempat makan untuk memulihkan kondisi Jesica.

"Mas kepinggir dulu, beli kue ape dulu tuh disitu." Jesica menunjukkan penjual kue ape membuat Kenan menepi sebentar dan membelinya.

"Nih.." Kenan memberikan kantong plastik warna putih dan memberikannya pada Jesica setelah itu kembali mengendarai mobilnya. Perjalanan mereka terhenti disebuah restoran yang menyajikan makanan ala Korea.

"Ini kayanya enak nih, patbingso.." Jesica langsung ceria ketika melihat gambar ice cream. Ara menatap ibunya lagi merasa curiga dengan tingkah aneh Jesica belakangan ini.

"Ya udah beli aja, tadi kamu pingin ice cream kan.."

"Berdua sama Kris.." Jesica langsung menekan tombol plus pada layar tablet pemesanan sementara ketiga anaknya mulai memilih makanan.

"Mau Mas?enak kue apenya.." Jesica menyuapi Kenan.

"Kris mau?"

"Liat tuh Mas, Kris tumbuh giginya.."

"Masa sih mom?" Jay penasaran.

"Nih mommy liatin, Kris liat mommy sayang.." Jesica lalu menekan dagu kecil Kris pelan sehingga menampakkan 2 gigi dibawahnya.

"Eh iya, ada mom.."

"Makannya sakit mommy kalo lagi nyusuin, suka gigit-gigit sekarang Kris..

"Mungkin gatel kali sayang.."

"Iya tapi sakit gitu loh Mas.."

"Kris...nakal ya gigit-gigit mommy, Daddy aja engga gigit.." Perkataan Kenan membuat ketiga anaknya yang besar menatap Kenan sementara Jesica mencubit pinggang suaminya.

"Daddy suka mommy susuin juga?" Jay dengan polos bertanya sementara Kay menahan tawanya.

"Bu..bukan gitu Jay, maksud daddy, Daddy ga pernah nyakitin mommy."

"Aku kira suka, Daddy kan udah gede.."

"Kay..udah nikahan kakak kita ke australi ya, liat kampus kamu, cari tempat tinggal kamu.." Jesica mengalihkan pembicaraan.

"Bener mom?"

"Bener, kamu kapan lulus sih?"

"9 bulanan lagi, aku ngambil semester pendek mom supaya lebih cepet lulusnya."

"Mau kemana sih? buru-buru amat.."

"Udah deh kakak diem, ikut-ikutan aja.."

"Mulai deh kalian ribut lagi."

"Kakak yang duluan dad.."

"Kamu sekolah yang bener ya, Daddy kasih fasilitas yang kamu mau. Awas kalo kamu macem-macem disana."

"Iya dad, aku ga akan macem-macem."

"Sedih mommy mau ditinggalin anak-anak. Kakak nanti tinggal sama Dariel, Jay mau ke Jogja, Kay mau ke Australia, untung ada Kris nemenin..."

"Mom..aku bakalan sering-sering telepon mommy kok." Kay jadi sedih mendengar perkataan ibunya.

"Aku sama Dariel kan bisa nginep mom kapan-kapan."

"Mommy tinggal bareng aja sama aku di Jogja.."

"Engga ah, mommy disini aja ngurusin Kris.."

"Ada Mas sayang, ga usah sedih.." Kenan merangkul bahu istrinya.

"Kakak kalo udah jadi istri yang sabar, jangan dikit-dikit marah. Kakak harus belajar dewasa, nurut sama suami. Kalo kakak ngelawan dosa loh nanti, beda sama pacaran kak."

"Iya mom.."

"Iya jangan marah-marah mulu, kasian aku sama Kak Dariel.."

"Apa sih Kay.."

"Kay juga belajar dewasa. Kamu disana hidup sendiri sayang. Apa-apa mandiri , ga ada mommy, ga ada Daddy. Mana jauh, jaga diri kamu. Mommy ga mau ya pulang-pulang kamu jadi aneh ngikutin gaya hidup orang bule. Sekalinya ketahuan mommy seret kamu pulang.."

"Mommy kejam banget.."

"Bukan kejam, mommy tegas ke kamu sekarang, dari dulu-dulu mommy udah pantau kamu Kay."

"Iya mom.."

"Sekarang mommy tanya, sama olive ada hubungan apa?"

"Dia pacar aku."

"Kay, mommy tahu ya olive beda sama kamu. Udahlah cari yang lain. Susah sayang pacaran beda agama."

"Aku cuman main-main aja kok sama dia mom.."

"Palingan belum move on dari Kiran.." Ara sambil menyambut makanan yang datang.

"Jangan dimainin gitu dong Kay, mulai lagi deh kamu."

"Udah sayang makan dulu.."

"Ga bisa Mas, ini Kay harus dikasih tahu. Dia mulai lagi main cewek.."

"Aku ga main cewek kok mom. Aku pacaran cuman sama satu orang."

"Udah temenan aja sama Olive, mommy ga suka."

"Iya-iya mom.."

"Kamu tuh punya 2 adik, kasih dong contoh yang baik."

"Iya mommy, maaf..."

"Jay...kamu di Jogja jangan aneh-aneh. Pikir-pikir kalo ada orang yang ngomong, jangan mau ditipu. Daddy sama mommy udah cari orang buat bantu-bantu disana."

"Aku bisa sendiri kok mom.." Jay sambil menikmati mie nya.

"Sendiri gimana?emang beres-beres rumah bisa sendiri?itu rumah juga harus diurus Jay. mommy pasang cctv disana.."

"Mom..aku kan udah gede.."

"Justru karena kamu udah gede makannya harus mommy liatin."

"Sayang...udah dong kasian anak-anak, kamu omelin semuanya. Dari Kris sampe Jay, nih dinginin pake es, keburu cair tuh pesanan kamu sayang.." Kenan segera menghentikan omelan Jesica.

"Aku tuh ga ngomel Mas, ngasih tahu anak-anak mumpung lagi pada ada nih orangnya. Dirumah aja udah susah dikumpulin."

"Iya sayang, Mas ngerti, anak-anak juga udah paham kok.."

"Mommy aneh.." Jay berkomentar membuat Ara mencubitnya.

"Aw...sakit kak.."

"Udah makan sana, tutup mulut kamu. Lagi makan ga boleh ngobrol."

"Daddy tumben ada kumis sama janggutnya, aku mau deh digituin. Bagus ga ya?"

"Mommy yang pingin Kay. Kamu jangan brewokan segala nanti keliatan tua lagi."

"Ya udah tumbuhin kumis aja, kayanya bagus."

"So ganteng banget.."

"Awas ya kalo aku ganteng beneran, kakak jangan muji-muji."

"Mommy biasanya suka cowok rapih, bersih, wangi tumben nyuruh Daddy brewokan mom?"

"Biar keliatan bapak-bapaknya Kak.."

"Tapi liat nih Kris kalo digendong Mas jadi narik-narik jenggot Mas.."

"Rapihin dong Mas, kemarin kan aku bilang rapihin aja jangan terlalu panjang juga.." Jesica mengusap pelan jenggot Kenan seolah mengukur bagaimana cukuran yang tepat untuk suaminya.

"Iya nanti Mas rapihin sayang, jangan diomelin juga dong." Canda Kenan membuat anak-anaknya tertawa.

"Ini anak-anak ga ada akhlak, seneng ya bapaknya diomelin, malah ketawa-ketawa."

"Kris juga seneng ya.." Jesica ikut-ikutan meledek Kenan.

- Halo

Ara menjawab teleponnya yang berdering.

- Kamu dimana sayang?

- Ini lagi makan, kamu udah pulang sayang?kesini aja.

- Udah, ini lagi beres-beres, yang lusa aku ada keluar kota 3 hari.

- Lusa? Riel kita kan mau liat tempatnya masa kamu pergi sih?.

- Kamu liatnya ditemenin orang tua kamu aja ya, aku pasti bakalan setuju kok sama apa yang kamu pilih.

- Bukan masalah setuju engganya, kamu harus liat juga dong Riel.

- Ya udah besok, kira percepat aja gimana?aku telepon orangnya.

- Terserah kamu aja.

- Ra, udah dong jangan marah..aku jemput kamu ya sayang. Kita obrolin ini..

- Hm...

Ara singkat lalu mematikan teleponnya.

"Apalagi sekarang?" Kenan menyadari ada yang tak beres dengan percakapan Ara dan Dariel tadi.

"Tau ah pusing Dariel.."

***To be continue

Next chapter