WARNING!!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.
"Kay sama Jay tidur di kamar masing-masing ya..." Ucap Kenan disela-sela saat bermain PS.
"Kok gitu dad?"
"Udah gede, ga malu apa?udah jangan banyak protes pokoknya tidur di masing-masing kamar jangan lupa besok bangun pagi kita berangkat ke Bandung."
"Iya dad.."
"Daddy udahan ya main gamesnya, kalian jangan tidur malem-malem." Kenan segera bangkit untuk menuju kamar tidurnya dengan wajah penuh senyum.
"Kenapa dikunci Mas?"
"Biar ga ada yang ganggu."
"Jay sama Kay belum masuk."
"Mereka tidur dikamar mereka." Kenan lalu membuka atasannya.
"Kris udah tidur belum?" Kenan beranjak naik ke tempat tidurnya sekarang.
"Ini masih nempel.."
"Ehhmm...lama banget sih Kris nyusunya." Keluh Kenan lalu memeluk Jesica dari belakang dan membenamkan wajahnya di punggung sang istri.
"Kenapa Mas?" Jesica mengusap pelan lengan Kenan yang ada di pinggangnya.
"Mas lagi pingin sayang.."
"Ya udah ini udah..." Jesica menarik secara perlahan payudaranya dari bibir Kris kemudian menghadapkan badannya pada Kenan.
"Maaf ya Mas kemarin-kemarin aku sibuk sendiri, aku sibuk ngurusin Kris, ngurung diri di kamar papah sampe ga ngurusin Mas sama anak-anak. Maaf Mas.."
"Mas ngerti sayang..." Kenan mulai merasakan Jesica menciuminya dan tak butuh lama Kenan langsung naik ke badan Jesica.
"Aku udah ga menarik ya? makannya Mas ga pernah nyentuh aku lagi.."
"Ish kok ngomong gitu, engga sayang. Kemarin-kemarin Mas masih bingung aja mintanya gimana, kamu habis lahiran ga mungkin Mas minta jatah, udah gitu kita lagi berkabungkan?mana berani Mas mesra-mesraan sama kamu segitu ngobrol aja kamu irit, terakhir anak-anak masih ada yang tidur disini masa mau begituan.."
"Payudara aku aja udah kendor, perut aku ada jaitan.."
"Ga papa sayang, Mas terima kok. Kamukan kaya gitu gara-gara Mas, udah cape ngelahirin ngurusin 4 anak gara-gara Mas."
"Kalo gitu Mas boleh buncit..."
"Ga mau.."
"Kenapa?"
"Istri Mas masih cantik soalnya..." Kenan membelai rambut Jesica dengan satu tangannya.
"Masa sih?"
"Iya buktinya masih ada tuh cowok-cowok yang liatin kamu, udah tahu kamu Gendong anak.."
"Besok-besok juga Mas gendong Kris jadi ibu-ibu ga ada yang merhatiin Mas.."
"Ibu-ibu mana?"
"Emang aku ga tahu, ibu-ibu komplek suka sengaja jalan depan rumah kalo Mas lagi cuci mobil terus nyapa-nyapa Mas."
"Kalo ibu-ibu komplek pasti tahu Mas udah punya istri."
"Udah tahu aja masih suka genit.."
"Iya-iya nanti Mas gendong Kris." Kenan lalu mencium istrinya.
"Mas pindahin dulu Kris ya supaya enak mainnya." Kenan beranjak mengambil Kris dan perlahan memindahkannya ke box bayi sementara Jesica berinisiatif untuk melepas baju tidurnya sampai ke atas termasuk bra khusus menyusuinya pun dia lepas.
"Udah siap aja nih mommy.." Kenan bersemangat ketika melihat pose Jesica yang terlihat menggoda.
"Mas..buka celananya disitu aja.."
"Iya, ini Mas buka sayang, udah pingin keluar nih." Kenan menurunkan celananya membuat juniornya terbebas dari kurungan.
"Mas...hhh....Ahh...Ahhh...mhh....ehmmm..." Desah Jesica saat Kenan menyentuh bagian sesitivenya. Kakinya dia kalungkan di punggung Kenan agar sang suami dengan mudah menikmatinya.
"Udah basah sayang..." Kenan beranjak naik ke atas mencium bibir Jesica sekaligus mencoba membimbing kejantanannya untuk masuk.
"Ahhhhh." Kenan merasa nikmat karena hal ini sudah lama tak dia lakukannya. Dia mulai memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat.
"Ahhh..hhhh....ehmm....Ahhh Mashhh uhhhh..."
"Sayang...pelan, kamarnya ga kaya diatas, anak-anak nanti denger sayang..ehm..." Kenan menahan sedikit sensasi kenikmatannya. Untuk menutup mulutnya Kenan memainkan puting Jesica dengan lidahnya sementara satu lagi dia remas-remas. Cukup lama dengan posisi itu Jesica kini memilih untuk mendominasi diatas. Dia sekarang tampak berjongkok dan mulai menaik turunkan pinggulnya perlahan.
"Sayang...hhh...Goyang dong Mas pingin diputer gitu.." Pinta kenan sambil memegang pinggul istrinya. Jesica menurut lalu duduk dan menggoyangkan pinggulnya memutar.
"Gini Mas?"
"Ahhh...iyahhh..." Kenan menutup matanya sejenak sementara Jesica membungkuk sedikit lalu meletakkan kedua tangannya di dada bidang Kenan untuk merapatkan payudaranya agar terlihat menarik di depan suaminya.
"Yang...hhhh...Ahhh..hhhh."
"Mas...pelan Mas..." Jesica mengingatkan sambil tertawa kecil.
"Balas dendam ya kamu.." Kenan menggelitik pinggang Jesica sebentar lalu terduduk untuk memandangi istrinya lebih dekat.
"Ah Mas geli..."
"Mas seneng kamu goyang-goyang gini."
"Ya udah Mas tidur lagi."
"Engga, giliran Mas nih. Mas bakalan bikin kamu sampe terkencing-kencing pokoknya." Bisik Kenan nakal ditelinga Jesica sambil menyentuh area intim mereka yang masih beradu.
****
"Mas bangun Mas..." Jesica bersuara sementara tangannya merapikan tempat tidur Kris.
"Hm...." Kenan menggeliat namun matanya masih tertutup.
"Mas hari ini mau pergi loh, bangun dong.."
"Jam berapa?"
"Jam 8 Mas.."
"Kamu sini...." Pinta Kenan membuat Jesica duduk di sampingnya sementara Kenan yang tahu ada istrinya langsung meletakan kepalanya di paha Jesica.
"Kris masih tidur?"
"Di depan sama abangnya diajak main, Mas bangun..."
"Mas masih ngantuk."
"Untung ya perginya agak siangan kalo pagi udah susah."
"Kamu ga cape apa segitu semalem.."
"Engga, udah biasa nurutin keinginan Mas yang aneh-aneh." Jesica membuat Kenan tersenyum-senyum.
"Udah ah, Bangun Mas terus Mandi, ga pake baju segala lagi tidurnya. Mas kemarin ga langsung bersih-bersih ya?"
"Enak aja, Mas yang bersihin semua, kemarin gerah aja tapi ada Kris ga mungkin nyalain AC, nanti spreinya ganti ya sayang.."
"Kita pindah aja yuk Mas ke atas."
"Kenapa?supaya mainnya enak ya?"
"Ish...bukan gitu, lebih enak diatas barang-barang aku lengkap disana."
"Iya-iya sayang, oh iya nanti kita jemput kakak dulu di bandara?"
"Engga usah, katanya Dariel yang jemput."
"Mentang-mentang udah punya supir sendiri kakak."
"Mas... menurut Mas gimana respon ayah nanti kalo tahu tentang Dariel?"
"Mas ga tahu sayang, ayah suka ribetkan soal gituan."
"Kalo ayah ga setuju, kita harus gimana?"
"Mas ga peduli.."
"Ih..Mas kok gitu?"
"Mas yang lebih berhak nentuin siapa yang pantes buat kakak atau engga, Mas yang bakal nikahin dia bukan Ayah."
"Dipecat loh jadi anak kalo Mas gitu terus kakak diusir dari kantor."
"Masih ada kamukan, usaha kamu banyak, uang kamu juga masih banyak, Mas ga takut. " Canda Kenan membuat Jesica tersenyum kecil.
"Nanti Mas jelasin dulu soal Dariel ke ayah, gimana pun Dariel udah banyak bantu Mas sayang, Dia udah bisa atasin dan ngerti keadaan Jay, Dariel juga yang bantuin kamu di Rumah Sakit, dia juga yang nerima kakak padahal kakak ga bener tanpa pernah macem-macem sama kakak dan yang Mas ga mungkin misahin karena kakak sendiri yang pingin, kakak jadi seneng. Inget ga kita suruh putus? kakak langsung sedih. Anak sedih tuh buat Mas ga tenang aja, kecuali kamunya ga suka sayang Mas baru mau ambil tindakan."
"Engga, aku setuju aja kok Mas. Mas tuh makin nambah anak makin dewasa, aku suka." Jesica menundukkan wajahnya lalu mencium kening Kenan.
"Kamu udah mandi belum sayang?kalo belum mandi sama Mas yuk."
"Maaf anda kurang beruntung, aku udah mandi." Jesica tersenyum puas lalu segera berdiri.
"Udah ah Mas sekalinya inget keterusan, Mas mandi aku siapin sarapan ya, kasian si kembar ngurusin Kris di depan."
****To be continue