Hari ini Jesica sudah janjian dengan sahabat-sahabatnya karena kebetulan Dena yang menetap dijogja kini sedang pulang kampung jadi mereka bisa kumpul lengkap berempat.
"Emang ga papa kamu ikut?nanti dianggurin lagi."
"Ga papa kok mom.." Jay yang saat ini berjalan disamping Jesica membenarkan rambutnya.
"Udah cakep kok anak mommy." Puji Jesica melihat tingkah anaknya. Jesica menekan bel rumah Dena tak tak lama seseorang membukakan pintu. Itu Tiara anaknya. Jay tampak menahan senyumnya.
"Tiara makin cantik aja." Jay dalam hatinya.
"Masuk Tante, mamah sama yang lain udah di dalem."
"Makasih Ra, makin cantik aja." Jesica seolah mewakili isi hati Jay saat ini.
"Hei.." Sapa Jay kali.
"Jay...ih kok tambah tinggi aja sih." Tiara menyapa dengan suara manisnya.
"Jay mommy kesana dulu ya."
"Iya mom.."
"Muel ada ga?"
"Engga ada, kata Tante katerin dia lagi pergi."
"Padahal tambah seru kalo ada dia."
"Mau minum apa?aku bawain."
"Nanti aja."
"Ya udah ngobrolnya di dalem aja.." Tiara sambil menuntun Jay ke ruang tengah yang sudah dipenuhi oleh teman-teman ibunya.
"Ini Jay?"Tanya Lala saat melihat anak bungsu Jesica.
"Iya, Jay sapa dulu dong." Jesica menarik Jay dan dengan cepat dia menyalami teman-teman ibunya itu.
"Setia banget nemenin mommy ga kaya muel sibuk pacaran." Katerin iri dengan sikap Jay pada Jesica sementara Jay hanya tersenyum.
"Mom, Jay diem disana aja ya.."
"Iya sayang.." Jesica lalu melihat Jay pergi keruang sebelah dimana ada Tiara disana sedang memainkan ponselnya.
"Tiara cakep banget untung nurun dari Fahri.." Ledek Lala.
"Enak aja, bisa begitu juga gara-gara goyangan gw." Dena yang disambut tawa Lala.
"Lu ya udah nikah punya anak mesumnya ga ilang."
"Eh kalian tahu kan anak gadis gw Arabella, sumpah ya tingkahnya mirip Dena banget, ngomong seenaknya ga pernah direm, main sama cowok ganti-ganti tiap Minggu tapi ga tau pacarnya yang mana bikin pusing kepala. Gw sama Kenan sampe heran nih anak turun dari mana sifatnya bisa begini pas dipikir-pikir lagi gw waktu hamil Ara kan bareng Dena mulu."
"Makannya lu sama gw jangan benci-benci banget jadi aja anak lu gitu."
"Anak gw yang sifatnya rada nurun dari emak bapaknya cuman Jay aja. Kay sama Ara mirip-mirip bikin gw harus extra perhatiinnya."
"Gw juga nih Dirga punya adik cowok malah suka berantem pasti aja rame dirumah."
"Baguslah jadi ga sepi La."
"Ga sepi tapi bikin sakit kepala iya Na."
"Eh Tiara udah punya pacar?"
"Udah Kat.."
"Orang sana juga?"
"Iya asli Jogja, aneh gw juga kirain bakalan sama orang Bandung atau orang sini kek."
"Ga mau LDR an kali kaya Lo sama Fahri dulu."
"Eh mana abang lu ga keliatan."
"Lagi keluar katanya mau beli makanan tapi lama banget."
"Nyokap?Ade Lo?sepi banget nih rumah."
"Nyokap lagi pergi sama Ade."
"Anak lu satu lagi Tara mana?"
"Lagi dikamarnya." Dena menyebutkan anak perempuannya satu lagi sementara itu Tiara dan Jay mulai mengobrol.
"Kalo hadiah buat cowok apa ya Jay?"
"Hadiah?hadiah apa dulu?kelulusan?atau apa?"
"Hadiah ulang tahun."
"Siapa yang ulang tahun?"
"Pacar aku, Nih...bagus yang mana Jay? kamu juga cowok kan kali aja tahu." Tiara kini merapat kepada Jay membuat Jay sedikit gugup belum lagi jantungnya terus berdetak cepat. Meskipun dia sedikit kecewa karena Tiara membahas pacarnya tapi dia senang bisa berdekatan seperti ini.
"I..ini bagus ra." Jay menunjuk pada jam tangan warna biru navy.
"Iya ya, cocok buat cowok."
"Pacar kamu kuliah juga?"
"Iya satu kampus sama aku."
"Oh...Ra.."
"Hm.."
"Pacaran itu gimana rasanya?"
"Pacaran?kok nanya gitu?"
"Pingin tahu aja, aku kan ga tahu gimana."
"Emang kamu belum pernah pacaran?"
"Belum." Jawaban Jay disambut tawa oleh Tiara.
"Masa sih?kamu kan udah gede apa iya orang tua kamu ga ngijinin?"
"Daddy sama mommy ngijinin kok malah nyuruh aku nyari."
"Terus kenapa ga pacaran?"
"Ga papa."
"Cewek kan banyak."
"Tapi cewek yang aku suka kan cuman satu."
"Ya udah tinggal tembak aja."
"Tembak itu kaya gimana?"
"Daritadi nanya terus."
"Ya habis aku bilang kan aku ga tahu."
"Ya kamu bilang kamu suka sama dia nanti baru tahu deh rasanya pacaran gimana."
"Engga deh nanti aja."
"Kenapa?"
"Ga papa."
"Takut di tolak?"
"Bukan, aku ga takut di tolak aku cuman..."
"Cuman apa?"
"Ga papa lupain aja."
"Ih apaan sih jangan bikin penasaran.." Tiara mulai menarik lengan Jay membuatnya secara langsung menatap mata wanita yang disukainya itu. Sadar akan posisi yang salah Tiara segera menjauh.
"Maksud aku nanti aja aku bilangnya ga sekarang."
"Nanti keburu diambil orang loh terus kamu nyesel." Tiara malah semakin memancing Jay. Jay sendiri sekarang sedang bingung apa iya harus sekarang dia bilang?atau nanti?atau kapan?. hentahlah dia takut berdosa menganggu pacar orang.
****
"Kay kakak ga suka ya kamu gitu ke temen Kakak." Ara memarahi Kay dikamarnya.
"Kaya gitu gimana sih?"
"Pura-pura lupa lagi, kemarin-kemarin kamu ga sopan tahu sama David."
"Ya biarin aja."
"Kay!pokoknya kakak ga suka, apa pernah kakak gitu ke temen-temen kamu?"
"Aku ga suka kakak deket sama dia."
"Kenapa ga suka."
"Kakak ga tahu dia siapa."
"Kamu juga ga tahu kan?jangan so tahu deh."
"Dia tuh mantannya Sachi kak dan dia bilang David tuh ga bener."
"Yang ga bener tuh pacar kamu si Sachi itu! kenapa bawa-bawa David segala cuman gara-gara dia mantannya."
"Dia bukan pacar aku!"
"Bukan tapi kok dibela-belain sampe ke hotel, sadar dong!"
"Apaan sih dibahas-bahas terus kakak tuh ga tahu kejadiannya gimana."
"Ga perlu tahu pun udah keliatan kamunya aja nakal."
"Kakak ini marah ke aku gara-gara David atau apa sih?ga jelas banget."
"Pokoknya kakak ga suka ya kamu gitu ke temen kakak , besok minta maaf."
"Ogah."
"Minta maaf ga?"
"Engga!!"
"Kay!!"
"Demi belain David kakak marahin aku, aku ini adik kakak bukan orang lain."
"Ini tuh bukan masalah kakak belain siapa, attitude kamu harus dibenerin tahu ga."
"Sikap aku gimana aku."
"Kakak bilangin kamu sama Daddy."
"Kenapa sih kak kalo ada masalah apapun kakak ancem-ancem aku terus?bilangin daddy lah bilangin mommy lah, kakak seneng liat aku dimarahin?hah?"
"Kenapa ga suka?!"
"Kay, kakak kenapa sih?" Jesica dan Jay yang baru saja pulang langsung menghampiri dua kakak beradik itu.
"Kay nih mom ga sopan sama temen aku."
"Ga sopan Gimana?"
"Masa David ngajak kenalan dia malah nyelonong gitu aja."
"Iya mom, habis aku ga suka sama cowok itu."
"Kenapa ga suka?"
"Cowok itu ga bener."
"Kamu yang ga bener."
"Kakak udah, sana masuk kamar." Jesica memerintah Ara pergi dan ia pun menurutinya.
"Mom Jay ke kamar juga ya.." Jay ikut meninggalkan Jesica dan Kay dan setelah hanya mereka berdua barulah Kay menceritakan apa yang menjadi alasannya tak menyukai David.
****To be continue
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius
jangan lupa vote ya :)