webnovel

Chapter 13 : Spring Festival

"Ada apa Naruto?"

Kakashi sangat penasaran pada mantan muridnya itu, tidak biasanya Naruto terlihat sangat serius saat ingin membicarakan suatu hal dengannya.

"Hmm bagaimana ya aku memulainya....sepertinya aku mulai berpikiran untuk pergi keluar desa"

Mata Kakashi mulai melebar, seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh muridnya itu.

"Hei apa maksudnya itu? kau ingin menjadi ninja pelarian?"

Kakashi mulai menunjukan ekspresi serius, menandakan pertanyaannya barusan bukanlah candaan belaka. Naruto yang melihat perubahan ekspresi itu segera memasang senyum khasnya untuk mencairkan suasana.

"Tidak tidak, bukan seperti itu, ini lebih seperti perjalananku untuk melihat dunia luar"

Kakashi segera mengangkat salah satu alisnya, merasa heran dan bingung dengan perkataan Naruto barusan.

"Ehh? sejak kapan kau berpikiran ingin berkelana Naruto?"

Setelah mendengar pertanyaan Kakashi barusan, ekspresi Naruto kembali berubah, Sekarang dia kembali menatap dengan serius pada Senseinya itu.

"Sebenarnya ini sudah beberapa bulan aku pikirkan, aku ingin mencoba mengerti alasan ero sennin dulu, menolak jabatan hokage, mungkin dengan memulai perjalanan ini aku bisa mengerti cara berpikirnya ero sennin"

Kakashi segera mengerti dengan maksud muridnya itu, sambil menghela nafas dia kembali menatap Naruto.

"Lalu bagaimana dengan mimpimu menjadi hokage dan juga bagaimana dengan pembelajaranmu dengan Iruka?"

Kakashi tahu perjalanan Naruto ini bisa berdampak kepada jalan yang akan dia pilih nantinya, bisa saja setelah dia pulang dari perjalanannya, dia tidak mau lagi menjadi hokage. Mendengar pertanyaan Kakashi membuat Naruto tersenyum lalu segera megacungkan jempolnya pada Kakashi.

"Ah soal itu, sepertinya pembelajaran harus ditunda, tapi tenang saja mimpiku tidak akan berubah, aku masih berkeinginan menjadi seorang hokage"

Kakashi yang melihatnya hanya bisa tersenyum dibalik maskernya, merasa meragukan muridnya yang satu ini adalah sebuah kebodohan.

"Dan lagipula aku tidak pernah cocok belajar dengan buku buku, tapi mungkin dengan perjalanan ini bisa membantuku untuk menjadi Hokage yang lebih baik nantinya"

Mendengar hal itu membuat Kakashi menunjukan senyuman matanya pada Naruto, merasa bangga akan sikap Naruto yang mulai lebih dewasa.

"Hmm aku mengerti, jadi kapan kau akan pergi?"

"Aku belum menentukannya"

Mendengar hal itu membuat Kakashi sedikit bingung, "bukankah dia bilang sudah memikirkannya selama beberapa bulan? lalu kenapa dia belum menentukan kapan dia akan pergi?" hanya hal itu yang terlintas di pikiran Kakashi, membuatnya memberanikan diri menanyakan hal itu pada muridnya.

"Hmm kenapa?"

"Aku masih sedikit ragu.."

Kakashi segera melihat ekspresi Naruto yang berubah dari semangat menjadi lesu. Membuat Kakashi heran dengan mantan muridnya yang satu ini, namun belum selesai keheranan hilang dari pikirannya, Naruto kembali berbicara.

"Suatu hal terjadi selama misi kemarin dan itu membuatku semakin ragu"

Kakashi segera mengerti kemana arah pembicaran Naruto, segera setelah itu dia melihat laporan tambahan yang ditulis oleh Sai di atas gulungan dan mulai tersenyum. "Naruto dan Sakura baru saja berciuman" terlihat sekarang apa yang ditulis oleh Sai sebagai laporan tambahan.

"Hmm, ini tentang Sakura bukan?"

Kakashi segera bertanya kepada Naruto dengan ekspresi menggoda, membuat wajah Naruto menjadi semerah tomat.

"Ehh bagaimana kau tahu?"

"Yah anggap saja ada yang menulis laporan tambahan digulungan ini"

Kakashi segera menunjuk ke arah gulungan yang berada di atas meja. Naruto yang penasaran, kemudian segera menghampiri meja Kakashi, dan mulai membaca laporan tambahan yang dimaksud Kakashi. Setelah membaca laporan tambahan tersebut, membuat wajah Naruto kembali memerah bahkan lebih merah dari sebelumnya.

Naruto yang penasaran, segera mencari cari dalam ingatannya "Siapa yang bertanggung jawab menulis laporan misi kali ini" dan Naruto segera teringat kepada satu orang yang tidak lain adalah..

"Sai!"

Setelah menyebut nama Sai di depan Kakashi, Naruto segera mengepalkan tangannya dan wajahnya berubah merah namun bukan karena malu melainkan kesal membayangkan wajah Sai yang tersenyum dan memasang wajah tidak bersalah kepada dirinya.

"Awas kau Sai" batin Naruto dalam hatinya.

Kakashi yang melihat ekspresi Naruto hanya bisa tertawa dibalik maskernya

"Hahaha, kau cepat tanggap rupanya"

"Cih"

Naruto hanya bisa mendengus sebal, mendengar senseinya yang malah tertawa dengan puas itu. Kakashi yang melihatnya segera menyudahi tawanya setelah Naruto menatapnya dengan pandangan serius.

"Jadi kapan kau akan pergi?"

"Mungkin minggu depan"

"Berapa lama kau akan pergi?"

"Mungkin 1 tahun paling lama"

Kakashi hanya mengangguk mengerti, baginya 1 tahun mungkin waktu yang ideal bagi Naruto untuk memulai perjalanannya sendiri.

"Lalu apa kau sudah memberitahunya?"

"Belum...aku belum memberitahunya"

"Kenapa?"

Kembali Naruto membuat senseinya menaikan salah satu alisnya, "sudah berapa kali aku dibuat heran oleh dirinya" batin Kakashi.

"Sebenarnya perjalanan ini aku rencanakan sebagai usahaku untuk menjauh darinya"

"Biar kutebak, kau meragukan perasaannya bukan?"

Naruto hanya mengangguk lesu, menandakan tebakan kakashi tepat Sasaran. Kakashi sendiri mengerti dengan dilema muridnya itu, dia sangat paham cinta segitiga yang terjadi diantara anggota timnya itu.

"Ya walaupun selama 2 tahun ini aku sering menghabiskan waktu bersamanya, entah kenapa pemikiran Sakura masih menyukai Sasuke selalu saja muncul, dan membuatku ragu menyatakan perasaanku padanya"

Kakashi yang melihat muridnya menunduk lesu segera bangun dari kursinya dan bergerak menghampiri Naruto. Kakashi lalu menepuk pundak muridnya itu dan mulai berbicara.

"Kalau begitu apalagi yang kau tunggu? sekarang dia sudah membalas perasaanmu dan dia berhak tahu tentang keputusanmu ini"

"Ya ya aku tidak menyangka akan serumit ini jadinya"

"Jadi?"

"Iya iya aku akan memberitahunya"

Kakashi hanya tersenyum dibalik maskernya setelah melihat Naruto yang terlihat mulai dewasa dalam menangani masalahnya. Kakashi lalu segera mengeluarkan sebuah buku dari tas kecilnya.

"Apa kau perlu panduan?"

Kakashi segera memberikan bukunya kepada Naruto, yang tak lain adalah buku karangan Jiraiya "Icha Icha Tactic" Naruto yang melihat buku itu segera menatap Kakashi dengan tatapan mengerikan.

"Tidak Terima Kasih"

Naruto sudah tahu dengan isi dari buku itu, jika dia mengikuti langkah langkah yang ada dibuku itu, dia tidak tahu nasibnya akan jadi seperti apa.

"Mungkin aku akan langsung dibunuh oleh Sakura" Batin Naruto dalam hatinya.

Naruto yang memikirkan itu hanya bisa sweatdrop dan menelan ludahnya, sementara Kakashi hanya melihatnya dengan ekspresi kebingungan, dan segera menghela nafasnya.

"Hah sudahlah, kau memang tidak pernah tertarik dengan buku ini rupanya"

"Haha, gomen Kakashi sensei"

Kakashi hanya bisa menunduk lesu sedangkan Naruto hanya bisa tertawa sambil menggaruk belakang kepalanya, namun tidak beberapa lama Kakashi segera mengangkat kepalanya dan memegang kedua pundak Naruto, Naruto yang melihatnya hanya bisa berekspresi heran dan kaget.

"Lalu bagaimana kalau kau mengajaknya ke festival malam ini? dan mungkin kau bisa memberitahunya disana"

"Ehh, bukannya festival dibatalkan?"

Naruto masih bingung dengan perkataan Kakashi, karena setahunya festival musim semi dibatalkan akibat dari semua penduduk yang diungsikan. Kakashi segera menghela nafasnya sekali lagi dan menatap serius Naruto.

"Hei, apakah kau lupa senseimu ini sekarang sudah menjadi hokage"

"Lalu?"

Naruto masih belum mengerti dengan maksud dari perkataan Kakashi.

"Hah kau ini, kukira kau sudah cepat tanggap"

Kakashi segera melepaskan pengangan pundaknya pada Naruto dan menghela nafasnya, sementara Naruto hanya bisa melihat Kakashi sambil mengangkat salah satu alisnya, menandakan dirinya yang masih saja belum mengerti.

"Sebelum kalian tiba di desa aku sudah berbicara kepada para penduduk untuk melanjutkan festival musim semi"

"Jadi maksudmu?"

"Ya, festival akan digelar malam ini"

Kakashi segera menunjukan senyum matanya, membuat Naruto menatapnya dengan mata yang berbinar binar.

"Woah, kau memang yang terbaik Kakashi sensei, aku harus segera memberitahu Sakura chan!"

Naruto segera berlari keluar ruangan meninggalkan Kakashi yang masih terbawa suasana karena pujian Naruto.

"Aduh kau sangat berlebihan Naruto, eh Naruto?"

Setelah membuka matanya, Kakashi segera menyadari bahwa Naruto sudah tidak ada ditempatnya.

"Heh apa dia baru saja mengabaikanku lagi?" batin Kakashi dalam hatinya sambil menghela nafas.

Sementara itu Sakura masih setia menunggu Naruto didepan pintu menara Hokage, membuatnya ditinggal sendiri oleh teman temannya yang sudah pulang terlebih dahulu.

"Heh, aku penasaran apa yang membuat si kuning bodoh itu lama sekali keluarnya? apa yang dia bicarakan ya dengan Kakashi sensei? apakah dia memberitahunya soal ciuman itu?! kyaa" Pemikiran Sakura membuatnya meracau tidak jelas, dan perlahan muncul rona merah di pipinya setelah mengingat kembali ciuman pertamanya dengan Naruto.

"Ya bukan ciuman yang pertama sih" batin sakura dalam hatinya.

Saat Sakura masih asik dalam pikirannya tentang ciuman itu, perlahan tanpa disadarinya, Sai sedang mendekat kearahnya.

"Hai Sakura, Apa yang kau lakukan disini?"

Sai mencoba menyapa Sakura dari belakang, membuat Sakura kaget dan malu malu, takut Sai mengetahui apa yang sedang dipikirkan olehnya.

"Tidak ada, hanya sedang menunggu Naruto"

Sakura mencoba bersikap tenang sambil mengalihkan pandangannya pada Sai yang sedang berdiri dibelakangnya.

"Oh, apakah itu berarti kau dan Naruto sudah berpacaran?"

Pertanyaan Sai sukses membuat Sakura yang sedang berusaha tenang menjadi kembali tersipu malu, Sementara Sai hanya menampilkan senyumnya sambil melihat wajah Sakura yang sudah memerah seperti tomat.

"A-pa maksud-mu?"

Sakura sebenernya paham kemana arah pertanyaan Sai, namun dirinya sangat malu mengatakan yang sebenarnya. Dirinya masih mencoba menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan menundukan kepalanya.

"Menurut buku yang aku baca, jika seorang wanita berciuman dengan seorang pria, itu tandanya mereka memiliki hubungan yang spesial, apa aku salah?"

Sai masih dengan polosnya tersenyum, membuat Sakura seakan ingin pergi dari tempat itu karena merasa sangat malu.

"Hei, sekarang kau terlihat seperti Hinata, ayo katakan saja yang sejujurnya!" Teriak inner Sakura pada dirinya sendiri.

Mendengar innernya berbicara seperti itu, akhirnya membuat Sakura memberanikan dirinya untuk mengatakan yang sejujurnya.

"Tidak, kau tidak salah, mungkin bisa dibilang seperti itu, Naruto dan aku mungkin punya-"

"Sai!"

Sebelum Sakura menyelesaikan perkataanya dia mendengar suara yang sangat dikenalnya memanggil seseorang yang berada di depannya, membuat Sakura dan Sai melihat ke arah sumber suara yang ternyata adalah Naruto yang baru saja keluar dari menara Hokage. Melihat Naruto, membuat rasa malu Sakura mencapai batasnya, merasakan dirinya akan segera pingsan, tidak kuat menahan rasa malu.

"Sai, apa maksudmu dengan laporan tambahan itu?!"

Tanpa mereka berdua sadari, Naruto sudah berada didekat mereka dan langsung meracau tidak jelas pada Sai. Membuat Sakura kebingungan dengan apa yang dimaksud Naruto.

"Laporan tambahan?apa maksudmu Naruto?"

"Ehh itu"

Naruto bingung mau menjawab apa kepada Sakura yang sekarang sedang melihatnya dengan wajah penasaran, dirinya sedikit takut jika mengatakan yang sebenarnya.

"Ohh itu aku hanya ingin memberitahu tuan hokage, tentang apa yang kalian berdua lakukan selama misi"

Sai masih saja polos mengatakan hal itu sambil tersenyum, tidak tahu akibat yang akan datang dari perkataannya itu. Naruto hanya bisa melihat Sai dengan mata yang melebar dan mulut yang menganga, namun dia segera menyadari hawa mengerikan muncul dari arah tempat Sakura berdiri, membuatnya merinding sambil menelan ludahnya sendiri. Perlahan tapi pasti Naruto mulai mundur menjauhi mereka berdua dan menatap kearah Sakura dengan tatapan ketakutan.

"Sai! Apa maksudmu itu?!"

"Oh aku hanya menulis bahwa kalian baru saja bercium-"

*Ohok*

Sai tidak dapat meneruskan kata katanya setelah dirinya terlempar beberapa meter dari tempat asalnya, kembali lagi Sakura memukul Sai tepat diperutnya, membuat pemuda berkulit pucat itu terpental sejauh beberapa meter. Melihat hal itu Naruto hanya bisa merinding sambil menatap kasihan pada Sai yang berada jauh dari tempatnya.

"Huuh, untung aku tepat waktu menghindari pukulan mengerikan itu"

Sakura yang mendengar perkataan Naruto, segera mengalihkan pandangan mengerikannya itu pada pemuda berambut kuning yang berada tidak jauh dari tempatnya.

"Apa maksudmu dengan pukulan mengerikan?!"

"Ehh, tidak tidak Sakura chan, aku bilang wajah Sai yang mengerikan"

Naruto segera mencari alibi, agar dirinya tidak menjadi korban berikutnya dari pukulan mengerikan Sakura. Sakura yang mendengarnya segera merubah ekspresinya menjadi wajah manis dan tersenyum, sedangkan Naruto hanya bisa sweatdrop melihat perubahan ekspresi Sakura.

"Aku aman untuk kali ini" batin Naruto.

"Ohh, baguslah kukira tadi aku mendengar kau menyebut pukulanku mengerikan, sebentar ya aku bangunkan Sai dulu"

Sakura segera berlari menuju ketempat Sai berada, sementara Naruto hanya bisa melihatnya dengan ekspresi lega. Naruto yang melihat Sai sudah bangun dari pingsannya segera bergerak menghampiri mereka berdua.

"Sakura chan"

"Ada apa Naruto?"

Sakura segera mengalihkan pandangannya kepada pemuda berambut pirang yang sekarang sudah berada di depannya.

"Itu, tentang beberapa hari yang lalu, saat aku mengajakmu pergi ke festival bersama..."

"Ohh iya aku ingat, memangnya kenapa Naruto?"

"Jadi apa kau masih ingin pergi ke festival bersamaku malam ini?"

Mengajak Sakura pergi ke festival bersama membuat Naruto sedikit malu, dia mencoba menggaruk pipinya yang tidak gatal dengan salah satu jarinya, dan berusaha memalingkan wajahnya agar tidak melihat langsung pada wajah Sakura. Perlahan muncul rona merah di sekitar pipi Naruto, Sakura yang melihat ekspresi Naruto hanya bisa tertawa kecil lalu mulai tersenyum manis, dan mengangguk kepada pemuda berambut pirang yang berada didepannya.

"Baiklah, jam 7 malam ini, jangan sampai telat Naruto!"

Mendengar hal itu, Naruto hanya bisa mengangguk antusias seperti biasanya, sedangkan Sai hanya bisa melihat mereka berdua dengan senyum polosnya.

"Apakah kalian akan berkencan di festival?"

Pertanyaan Sai sukses membuat wajah Naruto dan Sakura memerah seperti tomat, entah sejak kapan mereka selalu menjadi pemalu seperti ini jika seseorang menyebut mereka sedang berkencan.

"Apa kalian akan berciuman lagi di festival? seperti yang ada di buku yang aku baca?"

"Mesum!"

*Ohok*

Kembali lagi Sai mendapat pukulan dari Sakura, sukses membuat Sai terbang jauh ke atas Langit. Naruto yang melihatnya hanya bisa sweatdrop.

"Tidak tidak lagi, aku tidak akan menanyakan hal bodoh lagi kepada Sakura chan, bisa bisa nasibku jauh lebih buruk dari Sai" batin Naruto.

-

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, Naruto sudah berdiri di depan rumah Sakura dengan menggunakan kimono berwarna hitam, bersiap menjemput Sakura untuk pergi bersama ke festival musim semi. Naruto kemudian bergerak mendekati pintu, lalu bersiap mengetok pintu tersebut.

"Tok-tok"

"Tunggu sebentar"

Terdengar Suara yang sangat familiar bagi Naruto dari balik pintu itu, segera pintu itu terbuka dan Sakura keluar dari balik pintu tersebut. Melihat Sakura yang sudah berada di depannya membuat rona merah muncul di sekitar pipi Naruto dan sekarang pikirannya dipenuhi rasa kagum setelah melihat pujaan hatinya yang sedang memakai kimono merah dengan motif bunga sakura.

"Cantik"

Mendengar perkataan polos Naruto, membuat rona merah di sekitar pipi Sakura, merasa sangat tersanjung dengan pujian dari laki laki yang dicintainya itu.

"Kau cantik sekali Sakura chan!"

"Hehe terima kasih Naruto"

Naruto masih saja dengan polosnya memuji Sakura, membuat Sakura tersipu malu sekali lagi, tanpa Sakura sadari kecantikannya itu membuat Naruto melamun, terlarut dalam pikirannya tentang kecantikan Sakura malam ini, entah apa yang dipikirkan pemuda berambut pirang itu setelah melihat Sakura.

"Hei Naruto bukankah kita harus pergi sekarang?"

"Oh iya iya"

Naruto segera tersadar dari lamunannya lalu menggelengkan kepalanya, berusaha untuk kembali fokus ketujuan awalnya yaitu menjemput Sakura, Sakura yang melihatnya hanya bisa menaikan salah satu alisnya, merasa heran dengan kelakuan pemuda berambut pirang satu ini.

"Ayo Sakura chan!"

Naruto secara tiba tiba menarik tangan Sakura, membawanya pergi menjauh dari tempat asalnya berdiri. Sakura hanya bisa tersipu malu setelah tangannya digenggam oleh Naruto, dan tanpa sadar dia membalas genggaman tangan itu.

Tidak berselang lama, sekarang mereka berdua sudah sampai di tempat festival diadakan, terlihat sepanjang jalan dipenuhi oleh booth booth yang menyisakan jalan kecil ditengahnya sebagai akses jalan bagi para penduduk yang menghadiri festival. Keadaan di dalam festival begitu ramai dan dipenuhi oleh berbagai booth yang menarik perhatian Sakura.

"Wah, booth itu sepertinya menarik Naruto!"

"Ehh tunggu Sakura chan!"

Sakura tidak mendengarkan perkataan Naruto, dia segera menarik tangan Naruto, seakan menyuruh pemuda itu untuk segera mengikutinya, sedangkan pemuda berambut pirang itu hanya bisa pasrah mengikuti wanita dengan warna rambut merah muda itu.

"Selamat datang di booth permainan bola air! apakah kalian ingin mencoba bermain?"

Terlihat sekarang seorang penjaga booth menyapa Sakura dan Naruto yang sudah berdiri didepan sebuah booth permainan bola air. Naruto yang asalnya tidak tertarik dengan booth yang ditunjuk Sakura, segera menunjukan antusiasnya setelah mendengar kata "permainan bola air."

"Bagaimana cara bermainnya paman?"

"Gampang kalian hanya perlu melempar bolanya kearah susunan kaleng yang berada di depan sana, jika susunannya berhasil kalian hancurkan, kalian dapat memilih berbagai hadiah yang ditawarkan disini, namun aku hanya akan memberikan 3 bola untuk masing masing dari kalian"

Mendengar perkataan penjaga booth, membuat Naruto semakin antusias begitu pula dengan Sakura.

"Baiklah, ini uangnya paman"

Naruto segera mengeluarkan dompet hijaunya, mengeluarkan beberapa koin lalu menaruhnya diatas meja booth. Setelah penjaga booth mengambil semua koinnya, dia lalu menaruh 6 bola air di depan Sakura dan Naruto.

"Sakura chan! ayo kita bertanding, siapa yang lebih banyak menghancurkan susunan kaleng, dia berhak memiliki semua hadiah, dan orang yang kalah harus membawa semua hadiah itu selama festival"

"Ayo, siapa takut!"

Segera Naruto dan Sakura mulai bersemangat, dan untuk pertandingan kali ini Naruto yang memulainya lebih dulu. Namun sebelum dia melempar bola air ditangannya, dia menambahkan sedikit chakra anginnya ke dalam bola tersebut, membuat bola air membentuk pusaran angin kecil saat bertabrakan dengan salah satu susunan kaleng, pusaran angin itu membuat susunan kaleng hancur, menandakan Naruto unggul satu poin dari Sakura.

Sakura segera menyadari apa yang baru saja Naruto lakukan, lalu dia segera menatap pemuda berambut pirang yang berada di sebelahnya dengan tatapan tajam.

"Kau curang ya? kau menggunakan chakra anginmu bukan?"

"Apa maksudmu Sakura chan?"

Naruto pura-pura tidak tahu dengan apa yang dikatakan Sakura, dirinya mencoba memasang wajah tidak bersalah sambil bersiul. Melihat ekspresi Naruto yang seperti itu, membuat Sakura segera menunjukan senyum jahatnya dan mengalihkan pandangannya pada susunan kaleng yang tersisa, lalu dengan sekuat tenaga dia lemparkan dua bola air sekaligus kearah susunan kaleng yang tersisa, hal itu membuat bola air menjadi seperti peluru peledak yang langsung menghancurkan semua susunan kaleng yang tersisa. Melihat hal itu Naruto hanya bisa berekspresi kaget dan ketakutan.

"Harusnya aku tidak menggunakan chakraku, jika hasilnya seperti ini" batin Naruto sambil menundukkan kepalanya.

Sementara penjaga booth yang menyasikan kekuatan mereka berdua hanya bisa merinding dan segera memberikan semua hadiah yang ada kepada Sakura. Sakura yang menerima semua hadiah itu, segera meletakan semua hadiah kepada punggung Naruto yang sedang menunduk lesu.

"Sesuai perjanjian, kau yang bawa semua ini Naruto!"

"Aduh"

Naruto segera merasakan beban berat di atas punggungnya, namun itu tidak membuatnya kehabisan akal, segera dia membentuk sebuah segel tangan, dan seketika itu pula 5 bunshinnya muncul disekitar mereka berdua.

"Kau curang lagi Naruto!"

"Hehe tidak ada yang bilang tidak boleh memakai bunshin"

Naruto hanya bisa menggaruk garuk kepalanya, setelah semua hadiah dibawa pergi oleh para bunshinnya ke rumah Sakura. Sementara itu disisi lain Sakura baru saja teringat, sebentar lagi akan ada pesta kembang api disekitar sungai.

"Naruto ayo! kita akan melewatkan pesta kembang apinya!"

"Oh iya kau benar Sakura chan ayo!"

Mereka segera berjalan berdampingan ke arah sungai sambil berpegangan tangan, namun di dalam perjalanan mereka menyempatkan mampir ke sebuah booth yang menjual gulali, mereka menikmati gulali yang sewarna dengan rambut Sakura itu, dan kadang bermain main dengan gulali tersebut, membuat mereka menikmati momen kencan pertama mereka sebagai sepasang kekasih. Walau terlarut dalam kebahagian bersama Sakura, tidak membuat Naruto lupa dengan tujuan awalnya.

"Aku harus memberitahunya setelah festival ini selesai" batin Naruto.

Tanpa mereka sadari, sekarang mereka berdua sudah sampai di bantaran sungai, dan betapa terkejutnya mereka, karena bukan mereka saja yang berada disana, ada semua anggota rookie 9 termasuk Sai, Sasuke, karin, dan Toneri. Mereka semua terlihat sedang duduk diatas rumput sambil menunggu kembang api muncul, Ino yang menyadari kedatangan Sakura dan Naruto segera melambaikan tangannya kepada mereka berdua.

"Hei jidat sini! ayo bergabung dengan kami melihat kembang api"

Mendengar perkataan Ino lantas membuat semua orang mengalihkan pandangannya pada Sakura dan Naruto yang sedang berpegangan tangan, membuat keduanya tersipu malu dilihat banyak orang.

"Wah pasangan baru kita sudah muncul ternyata"

Perkataan Kiba sukses membuat wajah Naruto dan Sakura semakin memerah, sementara semua orang yang melihat ekspresi mereka berdua hanya bisa tertawa. Lantas Ino segera menghampiri pasangan baru yang masih berdiam seperti patung itu.

"Hei jidat, apa kau dan Naruto sedang berkencan?"

"Pig!"

Ino yang mencoba menggoda Sakura sukses membuat Sakura mendengus sebal, sementara Naruto yang berada di sampingnya hanya bisa tertawa sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Haha, ya bisa dibilang aku dan Sakura chan sedang berkencan malam ini, benar begitu Sakura chan?"

Perkataan Naruto membuat Sakura menatapnya dengan mata yang melebar, menandakan dirinya yang terkejut dengan apa yang Naruto katakan barusan, namun dia segera memalingkan wajahnya dari Naruto, berusaha menyembunyikan kesenangannya setelah Naruto menyebut kata "Kencan."

"Kencan dia bilang, kenapa aku merasa senang seperti ini?" batin Sakura.

"Itu karena kau suka padanya bodoh!" teriak inner Sakura pada dirinya.

Sakura hanya bisa tersenyum setelah mendengar perkataan innernya, namun secara tiba tiba pandangannya beralih ke atas langit setelah mendengar suara ledakan, bukan Sakura saja yang menyadarinya, sekarang semua orang memandang ke atas langit dan melihat langit yang sekarang dihiasi oleh kembang api. Semua orang begitu takjub melihat keindahan langit malam pada hari itu.

"Woah Sakura chan, pemandangannya sungguh indah bukan?"

Sakura hanya bisa mengangguk setelah mendengar perkataan Naruto, karena dirinya masih takjub melihat pemandangan langit yang indah itu. Sementara disisi lain ekspresi Naruto mulai berubah dan sekarang sedang menatap Sakura dengan tatapan serius.

"Sakura chan, ada yang ingin aku bicarakan"

Mendengar perkataan Naruto, membuat Sakura mengalihkan pandangannya pada pemuda berambut pirang disampingnya.

"Ada apa Naruto?"

Melihat pandangan serius Naruto, membuat Sakura sangat penasaran, tentang hal apa yang akan dibicarakan oleh pemuda berambut pirang itu.

"Aku akan pergi dari desa"

To Be Continued.

ตอนถัดไป