webnovel

Chapter 9 : Naruto And Sakura

Duar.. duar...

Terdengar suara ledakan kecil diatas langit, terlihat di langit Susanoo Sasuke sedang dikejar oleh beberapa Boneka elang dan juga para penunggangnya menembak bola bola emas kearah susanoo Sasuke membuat beberapa ledakan kecil.

"Cih mereka tidak menyerah ya, apa boleh buat"

Dengan wujud perfect susanoonya, Sasuke menyerang balik pasukan Boneka itu. Sasuke segera mengeluarkan pedang susanoonya, menggunakan pedangnya itu Sasuke menghancurkan semua boneka elang yang mengikutinya. Setelah dirasa tidak ada lagi yang mengejarnya Sasuke melanjutkan perjalanannya kembali. Sasuke sampai disebuah tempat yang tak lain adalah reruntuhan Kota yang pertama kali ditemukan Shikamaru dan timnya. Sasuke lalu pergi ke salah satu rumah yang terdapat Shikamaru sedang berdiri di depannya. Sasuke lalu berjalan menghampiri Shikamaru, Shikamaru yang menyadari kedatangan Sasuke langsung menghadapkan mukanya ke arah pria berambut hitam itu.

"Bagaimana?"

"Sepertinya aku menemukannya"

"Hmm begitu ya"

Shikamaru segera mengerti apa yang dikatakan oleh Sasuke, namun dia masih belum bisa memberikan perintah untuk bergerak karena Shikamaru masih terus berpikir kenapa Hinata bisa mengkhianati desa dengan memilih ikut bersama Toneri dan Lagi keadaan Naruto juga menjadi beban pikirannya. Shikamaru akhirnya tersadar kembali setelah mendengar pertanyaan dari Sasuke.

"Bagaimana keadaannya?"

Shikamaru hanya menjawab dengan gelengan kepala, Sasuke paham maksudnya dan segera berjalan memasuki pintu yang berada di belakang Shikamaru. Setelah sampai di dalam rumah tersebut dirinya melihat Sahabat pirangnya masih terbaring di lantai dan Sakura yang duduk di sampingnya sedang mencoba menyembuhkannya dengan ninjutsu medisnya. Dia melihat air mata Sakura terus berjatuhan namun hanya bisa melihatnya dalam diam. Sasuke segera memandang kearah lainnya dan menemukan Karin, Jugo, dan Suigetsu sedang berdiri sambil melihat ke arah Naruto dan Sakura. Sasuke lalu menghampiri mereka bertiga dan kemudian menatap kepada Karin. Karin yang menyadari Sasuke melihatnya segera melihat balik kepada Sasuke. Jugo yang juga melihat kedatangan Sasuke Segera menghampirinya.

"Bagaimana Sasuke?"

"Aku menemukannya tidak jauh dari sini"

"Lalu apa yang kita tunggu Sasuke?"

"Diamlah Suigetsu kau tidak bisa membaca situasi ya?!"

"Iya iya, tidak usah berteriak kepadaku juga Karin"

"Jugo kau dan Suigetsu bersiaplah mungkin kita akan segera pergi"

"Hmm aku mengerti"

"Oii oii kenapa kau menarikku Jugo!"

Setelah mendengar perintah Sasuke, Jugo segera berjalan menuju pintu keluar sambil menarik Suigetsu untuk ikut dengannya. Sementara itu Karin masih menatap Sasuke yang sedang melihat ke arah Naruto dan Sakura. Menyadari Karin menatapnya Sasuke kemudian mengalihkan pandangannya menuju Karin.

"Karin, bisakah kau-"

"Ada apa Sasuke kun?"

"Bisakah kau menolong Naruto?"

"Ohh aku mengerti, tapi dengan keadaan seperi itu harus ada yang menggerakan mulutnya"

"Biar aku yang mengurusnya"

Segera Setelah itu Sasuke dan karin menghampiri Sakura, Sakura yang menyadarinya segera mengangkat wajahnya menatap Sasuke dan Karin. Karin dan Sasuke kemudian duduk di sebrang Sakura, Karin kemudian melanjutkannya dengan menggulungkan lengan bajunya dan meletakan tangan kanannya di depan mulut Naruto sementara sasuke menggunakan tangan kananya memegang bagian dagu Naruto mencoba membuka mulutnya. Sakura yang heran melihatnya segera menatap ke mata Sasuke.

"Apa yang kau lakukan?"

"Tenang Sakura, biar Karin membantunya"

"Tapi bagaimana-"

Belum sempat Sakura menyelesaikan perkataanya dia segera melihat karin membiarkan tangannya digigit oleh Naruto yang tidak Sadarkan diri. Sakura masih bingung apa yang coba dilakukan Karin kepada Naruto namun tiba tiba ekspresinya berubah karena merasakan Chakra dalam tubuh Naruto mulai pulih. Lalu dia segera melihat ke arah Karin, Karin yang menyadari ekspresi Kaget Sakura kemudian menjelaskan kemampuannya sambil melihat kearah tangannya.

"Ini adalah kemampuan tubuhku yang unik, siapapun yang mengigit tubuhku luka dan chakranya bisa dipulihkan"

"Kenapa kau tidak bilang dari awal?"

"Aku sebenarnya sudah bilang tapi kau tidak mendengarkanku karena terlalu fokus menyembuhkan Naruto"

"Aku-"

Sakura segera menundukan kepalanya sadar dirinya yang salah karena setelah kejadian kemarin malam dirinya tidak pernah mendengarkan siapapun dan hanya berfokus menyembuhkan Naruto. Tanpa Sakura sadari air matanya kembali menetes dia selalu berpikir apa yang dilakukannya kepada Naruto adalah hal kecil dan tidak berarti itulah yang menghantui pikiran Sakura setelah kejadian kemarin malam. Namun saat tengah berpikir sambil menangis Sakura segera Sadar karena sebuah tangan hangat menyentuh pipinya dengan lembut. Sakura lalu segera melihat ke arah Naruto dan tersenyum setelah melihat mata Naruto sudah terbuka dan sekarang sedang menatapnya kemudian Sakura menyadari tangan Naruto bergerak dipipinya menghapus air mata Sakura yang berada di pipinya.

"Jangan menangis Sakura chan"

"Naruto...Bagaimana aku bisa berhenti menangis? aku baru saja melihatmu hampir mati kemarin dan lagi kau tidak boleh mati sekarang, tidak dalam pengawasanku karena sebentar lagi mimpimu akan terwujud"

"Maafkan aku Sakura chan"

"Baka..." *hiks**hiks*

Segera Sakura memeluk tubuh Naruto dan menangis diatas tubuh Naruto. Naruto hanya bisa melihat sambil mengusap kepala Sakura mencoba untuk membuat Sakura lebih tenang. Sementara Sasuke dan Karin hanya melihat mereka berdua sambil tersenyum. Setelah itu tak lama berselang suara tangisan Sakura mulai menghilang namun kepalanya tidak beranjak dari tubuh Naruto. Naruto kemudian mencoba mengintip dengan mengangkat sedikit rambut Sakura dan dia melihatnya, Sakura tertidur diatas dadanya setelah menangis. Sementara Sasuke yang melihatnya kemudian memegang tangan Karin dan mengajaknya untuk pergi keluar sedangkan Karin yang merasakan tangannya digenggam Sasuke hanya bisa berekspresi kaget dan merona karena malu. Sebelum Karin dan Sasuke keluar Sasuke menyempatkan melihat ke arah Naruto.

"Hei kami akan menunggu diluar, siap siaplah jika dia sudah bangun"

"Hmm iya iya"

"Hati hati jangan membuatnya terbangun dia terjaga seharian menyembuhkanmu biarkan dia istirahat"

"Hmm begitu ya, lalu sejak kapan kau jadi cerewet begini teme?"

"Hn, masih idiot seperti dulu"

"Apa kau bilang?!"

"Tenanglah dobe, kau bisa membuatnya bangun"

"Ohh iya iya"

Sasuke lalu melemparkan sebuah selimut ke arah Naruto dan kemudian beranjak keluar bersama Karin. Naruto kemudian membuat Sebuah bunshin untuk membenarkan posisi tidur Sakura kesamping tubuh Naruto dan kemudian menutupi tubuh Sakura dengan selimut pemberian Sasuke. Setelah itu Naruto kemudian memeluk tubuh Sakura membuat kepala Sakura sekarang menggunakan dada Naruto sebagai bantal dan dengan begitu Naruto kembali tidur.

Sementara itu di istana tempat Toneri dan Hinata berada. Hinata dan Toneri sedang berjalan menuju sebuah ruangan dan terlihat sekarang Toneri sedang memakai syal merah buatan Hinata. Setelah sampai didepan ruangan yang dituju Toneri segera membuka pintunya. Hinata kemudian melihat ke dalam dan ruangan itu terlihat seperti sebuah kamar sama seperti kamar yang ditempatinya namun tidak beberapa lama fokusnya tertuju ke sebuah kasur diatasnya terdapat seseorang yang sangat dikenal sedang terbaring. Hinata segera berlari menghampiri seseorang yang berada di kasur itu yang tak lain adalah adiknya Hanabi namun betapa terkejutnya Hinata setelah melihat keadaan adiknya itu dari dekat. Hinata melihat mata adiknya ditutupi oleh perban namun setelah melihat kedalam perban tersebut menggunakan byakugan, Hinata semakin terkejut karena dia tidak melihat mata Hanabi. Matanya telah diambil...

"Toneri, apa yang kau lakukan pada adikku?"

"Maafkan aku Hinata harusnya aku menjelaskannya sebelum kau masuk ruangan, sebenarnya ayahku mengambil mata adikmu dan memasangkannya padaku"

"Apa?! kenapa Toneri? kenapa kau tega?"

"Maafkan aku Hinata, aku juga tidak bisa melakukan apapun, tapi aku akan mencoba mengembalikan mata ini pada pemilikinya"

"Kau mau Toneri? tapi kenapa?"

"Karena aku mencintaimu Hinata dan aku tidak mau membuatmu bersedih"

"Terima kasih Toneri"

Timbul rona merah dipipi Hinata sedangkan Toneri hanya bisa membalas ucapan terima kasih Hinata dengan tersenyum. Saat ingin memulai proses pengambilan matanya Toneri dan Hinata dikagetkan oleh suara dobrakan pintu. Sekarang semua mata tertuju kepada sosok yang berada di depan pintu itu yang tak lain adalah ayah Toneri, Tomura Otsutsuki. Toneri segera menghentikan hal yang dilakukannya dan menatap sosok di pintu itu dengan tatapan kaget dan takut disisi lain Hinata juga merasakan apa yang dirasakan oleh Toneri setelah melihat sosok di pintu itu.

"Toneri, apa maksudnya semua ini!"

"Aku..."

"Apa yang kau mau lakukan dengan mata itu?!"

"Aku tidak ingin mengikutimu lagi ayah, apa yang kau lakukan sangatlah tidak benar!"

"Sejak kapan kau menjadi lancang seperti ini Toneri?oh aku tau apa karena calon istrimu?"

"Tidak! ini adalah kemauanku sendiri!"

"Toneri..terima kasih"

"Cih aku tau ini pasti terjadi dan Nona maafkan atas perbuatanku kepada ayahmu"

"Apa maksudmu ayah?"

"Apa maksudmu tuan? apa yang tuan lakukan pada ayahku?!"

"Sebenarnya aku tau Toneri akan melawanku dan juga sebenarnya perjodohan kalian adalah perjanjianku dengan tuan Hiashi dulu, namun dia melanggarnya dan membuatku harus membunuhnya"

"Apa?kau membunuh ayahku?"*hiks**hiks*

"Hinata..."

Toneri hanya bisa diam melihat Hinata yang perlahan terjatuh menangis sambil menutup mukanya dengan tangannya. Toneri hanya bisa menatap ayahnya dengan tatapan marah dan berusaha menghampirinya.

"Diam!"

Terdengar suara yang sangat besar memenuhi semua ruangan yang berasal dari mulut Tomura Otsutsuki, segera setelah itu Hinata berhenti menangis dan Toneri berhenti melangkah dan secara tiba-tiba Tomura sudah berada didepannya dan mengangkat tubuh Toneri. Segera setelah itu Tomura mengambil syal yang berada di leher Toneri. "Jangaan" Toneri hanya bisa sedikit berbicara karena ayahnya mengangkat dirinya dengan cara dicekik. Tidak menghiraukan perkataan Toneri, Tomura segera menginjak injak syal tersebut membuatnya rusak hingga tidak berbentuk lagi. Melihat Hal itu membuat Toneri marah dan terlihat matanya berubah kembali menjadi mata biru dengan disekitar pupilnya membentuk pola bunga. Sebelum mencoba menyerang Toneri sudah merasakan rasa sakit dikedua matanya dan itu dikarenakan ayahnya yang sudah mengambil kedua matanya. Setelah melakukan hal itu ayahnya menjatuhkan tubuh Toneri kelantai dan berjalan menghampiri Hinata dan kemudian memasukan bola hijau ke dada Hinata membuat Hinata berada dipengaruh genjutsu Tomura.

"Apa yang kau lakukan ayah?!"

"Aku hanya membuatnya bisa dikendalikan dan lagi pula jangan panggil aku dengan sebutan ayah!"

"Apa maksudmu ayah?"

"Kau hanyalah wadah untuk membuat mata Tenseigan dan sebenarnya aku ini bukan ayah kandungmu karena kau berasal dari keluarga utama"

"Maksudmu kau?"

"Iya HAHA akulah yang membunuh keluargamu jadi diamlah sebelum aku berpikiran untuk membunuhmu, dan juga ini"

Tomura lalu menghampiri Toneri dan memasang kedua bola matanya kembali, namun ini bukanlah bola mata milik Hanabi karena warnanya yang berwarna putih seperti byakugan biasa. Namun betapa kagetnya Toneri setelah melihat mata ayahnya yang sekarang seperti matanya yang sebelumnya berwarna biru dan membentuk pola bunga disekitar pupilnya. "Ayahnya memakai mata Hanabi!" hanya itulah yang dipikiran Toneri.

"Kau sudah tidak berguna bagiku atau mungkin masih berguna untuk membereskan para shinobi penyusup itu"

"Apa maksudmu?aku tidak akan membantumu lagi!"

"Bukan itu jawaban yang ingin kudengar Toneri namun itu mungkin saja jika kau ingin kehilangan dia"

"Jangan Sakiti Hinata!"

"Bagus begitu baru anakku dan juga aku akan mengadakan pernikahan kalian sebentar lagi jadi bersiaplah"

Tomura lalu berjalan pergi meninggalkan Toneri dan Hinata yang sedang tertidur karena efek dari genjutsu Tomura. "Maafkan aku Hinata" Toneri hanya bisa mengelus rambut wanita yang tertidur dilantai itu.

Sementara itu di tempat Naruto dan teman temannya berada terlihat Sakura yang sudah mulai bangun dan merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya, saat dia melihat keatas dirinya sangat kaget melihat Naruto yang sudah sedari tadi menatapnya.

"Kau sudah bangun?"

"Ehh apa i-ni?"

"Kau tertidur setelah menangis dan terlihat sangat nyenyak jadi aku tidak berani untuk membangunkanmu"

"Ahhh mesum"

*Ohok*

Sakura segera bangkit dan memukul perut Naruto, sedangkan Naruto hanya bisa menahan rasa sakit akibat pukulan dari Sakura dan mulai bangkit dari tidurnya. Masih muncul rona merah di pipi Sakura karena kejadian tadi namun Sakura segera menyadari Naruto yang sedang menahan Sakit dan kemudian menghampirinya untuk meredakan rasa sakitnya. "Oh iya aku baru ingat, Terima kasih Sakura chan" Naruto berterima kasih sambil tersenyum khasnya kepada Sakura.

"Untuk apa?"

"Untuk menyembuhkanku tentunya!"

"Bukan aku yang menyembuhkanmu tapi Karin, harusnya kau berterima kasih padanya"

"Tidak, Karena Sasuke bilang kau yang terjaga menyembuhkanku semalaman, dan mungkin karena itulah aku masih Hidup"

"Apa maksudmu?"

"Karena aku bisa hidup selama Sakura chan terus berada disisiku hehe"

"Baka"

"Ehh"

Sakura hanya bisa tersenyum dan muncul rona merah di pipinya setelah mendengar perkataan Naruto, dilain sisi Naruto heran Sakura masih saja memanggilnya bodoh. "Ya sudah selesai" Sakura segera menjauhkan tangannya dari perut Naruto dan segera berdiri. Namun sebelum berdiri tangannya ditahan oleh Naruto.

"Ada apa Naruto?"

"Kau mempunyai dahi yang cantik dan itu membuatku ingin menciumnya"

Segera setelah itu Naruto mencium dahi Sakura. Membuat Sakura diam seribu bahasa dan muncul rona merah di pipinya. Sakura kembali teringat kejadian 6 tahun lalu disebuah bangku taman di desa Konoha, Sakura mengingat kata kata yang Naruto tadi katakan pernah dia dengar sebelumnya dari Sasuke 6 tahun lalu. Akhirnya Sakura Sadar Naruto lah yang mengatakan itu 6 tahun lalu. Membuat Sakura tersenyum sendiri sementara Naruto hanya melihatnya dengan pandangan aneh dan berusaha menyadarkan Sakura. Sakura yang merasa dirinya dipanggil segera kembali Sadar dan melihat Naruto menatapnya dengan pandangan aneh.

"Apa apaan dengan pandanganmu itu?"

"Tidak tidak, apa kau baik baik saja Sakura chan?"

"Hmm ternyata itu kau ya"

"Ehh apa maksudmu Sakura chan?"

"6 tahun lalu Sasuke mengatakan hal yang sama seperti yang kau katakan tadi, dan mungkin itu bukan Sasuke yang mengatakannya melainkan dirimu Naruto"

"Hehe iya itu benar sekali"

"Maaf"

"Untuk apa?"

"Maaf waktu itu aku mengatakan hal yang kejam untukmu"

"Tidak usah dipikirkan Sakura chan, mungkin itu juga salahku yang selalu menggodamu hehe"

"Terima kasih Naruto"

Sakura tersenyum melihat Naruto yang sedang tertawa mengingat hal hal konyol yang dilakukanya dulu semasa kecil. Namun ekspresi Naruto segera berubah dan menatap Sakura dengan tatapan serius.

"Aku lupa"

"Lupa tentang apa Naruto?"

"Sasuke bilang setelah kau bangun kita harus bersiap"

"Baka kalau begitu ayo cepat bersiap"

"Ok"

Segera setelah itu Naruto dan Sakura membereskan perlengkapannya dan bersiap. Setelah keduanya siap mereka lalu berjalan keluar berdampingan. Setelah keluar mereka dikejutkan dengan Semua orang yang menatap mereka berdua dengan tersenyum kecuali Jugo, Sasuke, dan Shikamaru. Sai lalu berjalan menghampiri mereka sambil tersenyum.

"Apa yang kalian lakukan didalam? lama sekali kalian keluarnya"

"Ehh itu itu-"

Sakura hanya bisa diam sedangkan Naruto berusaha menjawab pertanyaan Sai namun tidak bisa karena merasa kikuk. Tanpa mereka berdua sadari pipi mereka sekarang memunculkan rona merah dikedua sisinya. Sai yang melihatnya dan hanya tersenyum.

"Oh aku tau pasti kalian habis-"

*Ohok*

Sai merasakan sebuah pukulan diperutnya yang membuatnya terpental sampai ke tembok dibelakangnya. Semua mata melihat kearah Sakura yang sekarang terlihat mengerikan, semua orang menelan ludah tak terkecuali Sasuke.

"Ada yang ingin bertanya lagi?"

Semua orang hanya bisa menggelengkan kepalanya termasuk Naruto dan Suigetsu yang sekarang keringatnya bercucuran melihat Sakura.

"Okey, kalau begitu biar aku bangunkan Sai dulu"

Sakura kembali lagi ceria dan menghampiri Sai untuk membangunkannya dari pingsan akibat pukulan Sakura tadi. Setelah Shikamaru menyadari situasinya sudah tenang dan Sai yang sudah terbangun dia kemudian segera memulai briefingnya.

"Baiklah kita mulai briefingnya, Sasuke silahkan sampaikan informasi yang kau dapatkan"

"Aku sudah menemukan tempat keberadaan Hinata dan Toneri dan tempatnya berada di dalam matahari palsu itu"

"Lalu bagaimana kita akan masuk kesana Sasuke?"

"Kita tidak bisa mendekat karena sepertinya mereka mempunyai sistem sensor yang bisa mendeteksi penyusup, jadi kita akan memasukinya melalui portal yang kubuat dan setelah sampai disana bersiaplah untuk bertarung karena mereka akan segera menyadari keberadaan kita"

"Hmm merepotkan tapi idenya tidak terdengar buruk"

"Yosh ayo kita selamatkan Hinata dan Hanabi"

"Baiklah misi penyelamatan Bumi kita mulai"

"Hai"

Segera setelah itu Sasuke membuat sebuah portal menggunakan mata rinnegannya dan semua anggota tim mulai memasuki portal tersebut Satu persatu.

To Be Continued

ตอนถัดไป