Candaan itu membuat mereka tertawa bersama. Tawa mereka yang tiba-tiba, membuat sang pangeran yang sedang tertidur, akhirnya terbangun kaget dan menangis.
"Hem.. Ayah berisik, Gentala jadi menangis.." Ucap Tasia sendiri sembari menimang-niman sang pangeran ke-dua. "Cup.. Cup.. Tidak apa-apa, sayang.."
"Maaf.. Tapi sepertinya ibu juga tertawa sangat keras." Bantah Hadyan tidak terima hanya dirinya sendiri yang disalahkan. Ia tersenyum hangat dengan mengusap-usap kepala sang pangeran.
Tidak butuh waktu lama untuk Gentala akhirnya tenang dari tangisnya. Lalu ia kembali tertidur lelap dalam pelukan hangat ibunya.
"Dia sudah tidur.." Bisik Tasia. Lalu ia melangkah ke ranjang bayi dan meletakkan sang pangeran ke dalam sana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com