Sepasang suami istri itu mencuri-curi pandang pada laki-laki lugu yang sedang menyantap spageti di hadapan mereka. Kelakuan kekanakan tersebut membuat laki-laki itu merasa tidak nyaman, namun tidak sampai hati untuk menegur mereka bedua. Dua orang aneh yang sedang menyantap steak danging ini adalah klien kakeknya. Hubungan mereka sungguh aneh. Namun ia hanya bisa mewajarkan, karena sedari kecil, hidupnya memang sudah tidak masuk akal.
Setelah selesai menyantap makan malam, ia menyeruput teh manisnya dengan tegang. Karena apa? Dua orang itu menunggunya dengan tatapan seperti anak anjing kelaparan yang menunggu diberi makan.
"Ehm.. Trimakasih makan malamnya." Ucapnya.
Tante Janet menghela lega "Sama-sama. Jadi.. Apa kita sudah bisa mulai?" diam-diam ia melirik jam tangan bermereknya. Dua jam lagi ia harus bertemu dengan klien.
"Oh. Tentu, bu. Aku akan menghubungi mbah sekarang." Ia langsung mengeluarkan ponselnya.
"Trimakasih, nak." Ucap om Halim.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com