webnovel

Lingkaran Merah

"Pak Arya hari ini jadwal kita untuk survei pembangunan pabrik kan..?" Amanda mengingatkan.

"Iya.. apa kalian sudah siap sebaiknya kita kesana sekarang."

"Tentu .ayoo ..." Dirga beranjak dan menggandeng tangan Amanda.

"Eh .tapi Dirga sepertinya kau harus memeriksa laporan keuangan dulu.." Amanda berkedip pada Lina memberi kode.

"Oh iya Mas Dirga seperti aku kesulitan dengan laporan ini bisakah kau membantuku.." Ucap Lina.

Dirga melihat sekilas laporan dan memutuskan untuk memeriksa laporan itu. Sementara Arya dan Adam pergi duluan ke lokasi pembangunan.

Amanda memang sudah berjanji untuk mendekatkan Lina dengan Dirga. Jadi sebisa mungkin dia menciptakan celah agar Lina bisa masuk dalam hati Dirga.

Sesampainya di lokasi pembangunan Arya dan Adam alias Amanda memasuki kawasan proyek pembangunan pabrik. Mereka mengenakan helm dan sepatu safety sebelum memasuki area.

Dan lagi lagi Amanda selalu bermasalah dengan sepatu. Ukuran kakinya yang kecil membuatnya kesulitan menggunakan sepatu boot yang lebih besar dari kakinya. Terpaksa Amanda berjalan dengan tertatih dan penuh hati hati. Selain karna sepatu, area proyek yang penuh dengan bahan matrial batu batu dan pasir menambah masalah bagi Amanda. Ujung ujungnya dia berjalan seperti anak kecil yang sedang belajar berjalan.

"Hahaha apa kau sedang berjalan dibulan..?" Arya mengejek Adam.

" Memangnya aku seperti astronot..?"

"Sepertinya lebih parah..." Arya kembali tertawa

Akhirnya Amanda menyerah memilih melepas boot dan mengenakan sepatu miliknya sendiri dari pada berjalan seperti astronot di bulan. Arya dan Adam membahas mengenai infrastruktur pabrik bersama mandor dan arsitek.

Amanda tampak memberi beberapa masukkan kepada arsitek untuk menambah beberapa spot dan mengubah sedikit bagian dalam denah. Setelah merasa cukup untuk meninjau area dan berdiskusi akhirnya Arya dan Adam beranjak pergi menuju mobil.

"Aku gak nyangka ternyata kamu cukup faham mengenai pembangunan."

"Hanya sedikit.." Padahal Amanda memang sudah sering menemani ayahnya meninjau lokasi pembangunan karna perusaannya yang bergerak di bidang properti.

PT DD PROPERTI adalah perusahaan milik keluarga Danudirja yang masuk dalam 10 perusahaan properti terbaik di indonesia. Tapi tentu saja PT KA group milik keluarga Arya memiliki ke dudukan yang lebih tinggi dari keluarga Amanda.

Saat hendak masuk ke dalam mobil ada beberapa truk yang baru masuk ke area pembangunan membuat pasir pasir berterbangan berhasil masuk ke mata indah Amanda.

"Aduh...." Amanda mengucek matanya yang perih dan berair.

" Jangan di kucek nanti infeksi.." Arya mendekati Amanda dan meniup matanya dengan hati hati.

Amanda membuka matanya perlahan melihat wajah Arya yang berdarah arab terpampang jelas di depan matanya. Bibir Arya yang meniup mata indah Amanda mengingatkannya pada ciuman pertama yang tak sengaja di renggut oleh Arya saat menyelamatkan nyawanya yang hampir tenggelam.

Entah jantung siapa yang berdetak lebih kencang tapi kedua jantung itu seakan berduet menciptakan alunan musik dari dua hati. Kedua nya akhirnya sama sama salah tingkah.

-Gawat kenapa jantungku jadi kumat gini, rasanya mau meledak saat sedekat ini dengan Adam. Apakah aku perlu konsultasi lagi dengan Doni..?- monolog Arya pada dirinya sendiri.

"Emm Sudah. sepertinya mataku sudah baikkan. Terima kasih.." Amanda mundur selangkah kebelakang.

"Oh... ya. . tentu saja. Lain kali kalau kesini lebih baik pakai kaca mata." Arya juga menjauh dari Adam. "Emm bagaimana kalau kita makan siang dulu?"

"Boleh bagaimana kalau makan bakso yang ada di ujung jalan tadi.."

"Bakso..?"

"Ya.. pak Arya gak suka..?" Arya memang tak pernah beli makanan selain di restoran atau cafe. Tapi entah kenapa kini dia ingin mengikuti selera Adam.

"Boleh juga.." keduanya pun masuk mobil dan menuju kedai bakso yang tak terlalu jauh dari lokasi mereka tadi.

Kedai bakso yang cukup besar dan bersih. Pengunjungnya cukup banyak yang di dominasi oleh anak anak muda dan beberapa pasangan kekasih. Rupanya kedai bakso ini memiliki beberapa menu bakso yang kekinian tidak hanya sekedar bakso pada umumnya. Tapi ada bakso Lava yang kini tengah di gandrungi beberapa food bloger, ada pula bakso jumbo bom atom yang lebih besar dari bakso jumbo, dan masih ada beberapa menu bakso yang lainnya.

"Pak Arya pesen yang mana..?"

"Panggil Arya aja.."

"Iya.. kamu mau bakso yang apa..?"

"Terserah kamu aja.." Amanda melirik heran.

"Kok terserah..? pilihlah yang mana.." Amanda menyodorkan buku menu.

Arya pun akhirnya memilih bakso pentung. Menu yang menurutnya unik walau tak tahu itu apa. Sedangkan Amanda memilih bakso lava karna dia suka makanan pedas.

tak beberapa lama pesanan mereka datang lengkap dengan minuman jus jeruk dan es kelapa muda. Arya di buat tercengan dengan bakso pesanannya bakso pentung rupanya adalah bakso yang ada di ujung tulang yang cukup besar dan agak panjang. Bentuknya memang mirip pentungan. Arya bingung bagaimana cara makannya.

Sedangkan Arya lebih dibuat tercengang saat Adam membelah bakso lava miliknya tampak saus berwarna merah dan cabe merah pedas keluar di sela sela putongan bakso. Arya menelan salivanya membayangkan bagaimana pedasnya makanan milik Adam itu.

"Apa kau serius mau makan cabe..?" Adam hanya tersenyum sumringah sambil mulai memakan baksonya.

"Nanti perutmu bisa sakit kalau makan cabe kayak begini.."

"Ini enak Arya..Kau mau coba..?" Amanda menyodorkan sepotong bakso pada Arya.

Arya yang penasaran pun mencobanya. Mengunyah dan mencoba mencerna rasa daging yang khas dan rasa pedas yang nikmat membaur didalam mulutnya lidahnya serasa terbakar. Tapi Arya yang memang tak bisa makan pedas akhirnya menyerah satu gelas jus jeruk miliknya langsung ludes karna kepedasan.

"Hahahaha..." Amanda tertawa melihat ekspresi kepedasan dari Arya.

Mereka berdua melanjutkan acara makan Amanda yang tinggal menyisakan beberapa potong bakso akhirnya menyerah karna rasanya sangat pedas dan bibirnya serasa sudah mati rasa. Sedangkan Arya yang ribet dengan cara makan bakso pentungnya hanya memakan sedikit saja karna dia tak suka jika harus berkotor kotor dengan tulang dan lemak yang menempel.

Kini mereka berada didalam mobil menuju kembali ke kampung suka sari untuk mengantar Adam pulang. Didalam mobil rupanya Amanda merasakan nyeri di perutnya. Bukan karna efek makan bakso lava akan tetapi nyeri perut yang biasa dia rasakan setiap bulan jika 'tamu'nya datang.

Amanda mulai tak nyaman duduknya jadi gelisah merasakan ada yang mengalir dibawah sana.

-Aduh.. gimana ini... perjalanan masih cukup jauh. Mana gak pakai pembalut lagi.-

Arya yang menyadari kegelisahan Lelaki di sampingnya yang bergerak gerak tak nyaman dengan posisi duduknya.

"Kamu kenapa..?sakit perut..?" Amanda hanya tersenyum.

"Kamu sih tadi ngeyel makan bakso rasa cabe yang pedesnya kebangetan kyak tadi.." Amanda tersenyum meringis. Perutnya memang sakit karna 'tamu' buka karna cabe.

"Bisa lebih cepet gak nyetirnya.."

"Kebelet ya..makanya kalau di omongin orang yang lebih tua tuh nurut.."

-Ini orang udah kayak emak emak aja dari tadi nyerocos mulu.- batin Amanda yang gereget ternyata Arya lebih cerewet dari dugaannya.

"Iya eyang kakung.. bisa buruan gak..?" Arya malah ketawa.

"Enak aja manggil aku eyang kakung emangnya aku setua itu.."

"Tadi katanya kamu lebih tua. Abis kamu cerewet kayak kakek kakek." Arya ketawa lagi.

Entah kenapa kalau di dekat Adam Arya jadi lebih mudah tertawa padahal biasanya dia di kenal seorang yang pendiam dan tegas jika berbicara dalam bisnis.

"Iya bentar lagi nyampe kok.."

Sesampainya di depan rumah Adam alias Amanda bergegas keluar dari mobil. Tapi Arya heran melihat sesuatu yang aneh dari celana Adam Lingkaran merah yang berbentuk seperti sebuah pulau tercetak di pantat Adam.

"Dam celanamu kotor tuh.."

Deg

-Aduh gimana nih kalo Arya tau aku lagi tembus.-

"sepertinya kena saus tomat di kedai tadi.."

"Fiuh.." Amanda bernapas lega rupanya Arya tak menyadari kalau itu noda darah.

"Oh iya kayaknya kena saus tomat. Ya udah aku masuk dulu. Makasih ya...byee." Amanda menutup pintu mobil dengan kasar dan langsung masuk ke dalam rumah bik Minah.

Sementara didalam mobil Arya masih penasaran kenapa warna saus tomat itu lain. Lingkaran merah itu berbeda dari warna saus, tapi Arya mengangkat kedua bahunya tak mau ambil pusing dia segera memacu mobilnya kembali.

Arya yang polos.

ตอนถัดไป