"Gue dengar minggu lalu lo abis diajak Artha ke Bandung, cerita dong ke gue?" Amor menodong Anya bercerita sebelum acara pengajian tujuh bulanan Anya yang diadakan di rumahnya dimulai.
Mengingat kembali soal perjalanannya ke Bandung bersama Artha, Anya menghela nafas berat.
"Kok nafas lo keliatan sesak gitu, Nyak? Jangan-jangan tante gue nggak menyambut lo dengan baik ya?" Amor menerka-nerka dari raut wajah dan tarikan nafas Anya yang suram.
"Gue nggak bisa menyalahkan Mamahnya, Moy. Normal sih kalau reaksi beliau kurang welcome ke gue. Setiap ibu pasti ingin anaknya mendapatkan yang terbaik. Sedangkan gue jauh dari kriteria baik menurutnya. Dan Gita masih jadi yang terbaik di mata beliau." Anya akhirnya menuturkan kegelisahannya sambil mengusap perutnya. Merasakan bayinya menendang pelan seolah ikut merasakan kegelisahan sang bunda.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com